09. Punishment

12.5K 311 21
                                    


Vomments ya gaiiss. okay? Bye.

----------

Author's POV

"Dan kau tahu, Hillena? Setiap gadis nakal... Harus diberi hukuman."

Hillena menelan salivanya dengan susah payah saat mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Harry.
Ditambah lagi bibir Harry yang masih menunjukkan seringainya.

Perlahan-lahan Harry melangkahkan kakinya mendekat kearah Hillena, sedangkan Hillena melakukan yang sebaliknya. Yaitu melangkahkan kakinya menjauh dari Harry.

"Harry... K-kau mau a-apa?" tanya Hillena dengan terbata-bata.

"Shh... Calm down, Hillena." tangan kekar Harry berusaha menggapai tubuh mungil Hillena, namun Hillena semakin melangkah mundur.

Dan..... Lari.

"What the fuck, Hillena!" Harry langsung mengejar Hillena yang berlari menghindarinya.

Hillena berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya, sesekali ia menengok kebelakang melihat Harry yang sedang mengejarnya.

Saat sudah sampai dikamar, Hillena langsung menutup pintu dan menguncinya. Lalu Hillena duduk dipinggiran ranjang, mengatur napas dan menenangkan dirinya.

Tok! Tok! Tok!

"Hillena!! Buka pintunya!!" Harry berteriak sambil terus mengetuk bahkan menggedor-gedor pintu kamar tersebut.

Hillena sedikit terkejut mendengar suara teriakan Harry yang menyuruhnya membukakan pintu.
Dia tidak tahu harus berbuat apa, dan pikirannya sudah menjalar kemana-mana.

'Mati aku! Harry pasti sudah benar-benar ingin membunuhku!' Batin Hillena.

"Hillena, buka pintu ini atau aku akan mendobraknya?!!" Hillena semakin takut dan gemetaran mendengar suara teriakan Harry.

Hillena yang sudah tak tahu lagi harus berbuat apa, bersembunyi dibawah selimut.

"Oh, kau ingin bermain hard to get rupanya. Bukan pilihan yang bagus, sayang. Karena aku... Sangat ahli dalam urusan tangkap menangkap." ucap Harry dengan nada menggodanya.

BRAKKK!!

Hillena hampir melompat kaget saat mendengar suara pintu yang dibuka dengan paksa.

"Hillena, Sayang. Kemarilah... " Suara sepatu Harry yang beradu dengan lantai kayu dikamar ini, membuat Hillena semakin ketakutan. Karena ia yakin Harry sudah berada didekat ranjangnya.

Tiba-tiba Harry menarik selimut tebal milik Hillena membuat gadis itu terperanjat ketakutan.

"H-harry... Kumohon, jangan b-bunuh aku..." Hillena memohon dengan suara terbata-bata.

Harry tak mengindahkan permohonan gadis itu, ia malah langsung menggapai kedua tangan Hillena, lalu mengikatnya di headboard menggunakan dasi.

"Harry, lepaskan aku!" Hillena berusaha melepaskan ikatan pada tangannya, namun nihil. Ikatan itu terlalu kuat.

Harry bangkit dari kasur, lalu segera melepaskan semua pakaiannya dan hanya menyisakan boxer disana.
Lalu ia pun tak lupa mengambil gunting di laci nakas.

STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang