05. Hide And Seek

13.8K 324 12
                                    


______________

Author's POV.

Harry dan Hillena melangkahkan kaki mereka masuk kedalam villa.
Ya, Harry berhasil membawa Hillena kembali ke villa tanpa diketahui orang-orang suruhan Louis tadi. Walaupun Harry terpaksa harus meninggalkan mobilnya diparkiran mall. Tapi ia tak begitu khawatir karena ia bisa menelpon Liam untuk membawakan mobilnya ke villa.

"Kau mandilah, Harry. Aku akan membuatkan coklat panas untukmu." ujar Hillena seraya mengacak-acak rambut Harry gemas.
Harry hanya terkekeh kecil.

"Bagaimana denganmu?" tanya Harry.

______________

Harry's POV.

Aku dan Hillena baru saja sampai di villa pukul 1 siang tadi.
Kalau saja orang-orang suruhan suami Hillena tadi tidak berkeliaran di sekitar mall, mungkin kami sudah sampai 30 menit yang lalu dan tak akan kehujanan seperti saat ini. Memang hujannya tidak terlalu deras sih, tapi yang namanya hujan ya tetap saja hujan. Yang turun air. Dan turunnya pun keroyokan.

Aku juga terpaksa meninggalkan mobilku diparkiran mall dan naik taxi untuk pulang. Tapi tak terlalu kupikirkan, karena aku sudah minta tolong kepada Liam untuk menjemput mobilku.

"Kau mandilah, Harry. Aku akan membuatkan coklat panas untukmu." Hillena berujar sambil mengacak-acak rambut ikalku dengan gemas.

Aku hanya terkekeh kecil.
Jujur saja, aku merasa senang, nyaman, dan sedikit gugup saat ia melakukan hal tadi. Apalagi senyum yang terukir dibibirnya.
Kurasa senyuman itu yang akan menjadi senyuman ter-favoritku mulai saat ini.

"Bagaimana denganmu?" tanyaku.

Hillena melepas blazernya dan menggantungnya. "Aku akan mandi setelah membuatkan coklat panas." ucap Hillena sambil berjalan kearah dapur.

"Baiklah," aku mengangguk lalu pergi keatas untuk mandi, meninggalkan Hillena yang mulai sibuk didapur.

_______________

Author's POV.

"You jump, i jump..."

Hillena meneteskan airmata untuk yang kesekian kalinya, berbeda dengan Harry yang sedari tadi hanya memandang iba sekaligus gemas kearah Hillena.
Harry mengambil beberapa helai tissue dikotaknya dan diberikan kepada Hillena. Gadis itu mengambilnya dan mengelap bulir-bulir airmata yang keluar.

"Sudahlah Hillena... Sepanjang film tadi kau terus saja menangis, bahkan saat filmnya belum dimulai pun kau sudah menangis." Harry tertawa kecil mengingat tingkah Hillena yang menurutnya sangat menggemaskan saat menonton film tadi.

"Kasihan ya Jack dan Rose, baru bahagia sebentar, sudah ada lagi rintangan yang lainnya." ujar Hillena sesegukan.

Harry membawa kepala Hillena agar menyandar di dada bidangnya. Sedangkan Hillena hanya menurut. "Well, setiap kisah cinta pasti ada saja rintangannya. Tapi itulah yang membuatnya menjadi lebih kuat dan kuat lagi." ucap Harry menjelaskan. Hillena mengangguk mengerti.

"Umm... Harry, bolehkan aku bertanya sesuatu?" Hillena mendongakkan wajahnya agar dapat melihat Harry. "Tentu saja." jawab Harry.

Hillena terlihat ragu untuk melontarkan pertanyaan pada Harry, namun sesaat kemudian ia mendongakkan kepalanya menatap Harry.

"Umm... nghh... Apa yang kau lakukan dikamarmu kemarin malam?"

________________

Harry's POV

STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang