16. Lost

5.7K 196 16
                                    

Typo bertebaran

--------------------

Hillena's POV

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali saat sinar matahari menelusup masuk melalui celah-celah gorden dan mengusik tidur nyenyakku.

Tanganku bergerak kesamping, bermaksud memastikan jika Harry ada disampingku.

Ya, tadi malam ia memang memutuskan untuk tidur bersamaku.
Ia juga yang mengobati luka memar dipipiku akibat tamparan tangannya.
Bahkan setelah kami bercinta kemarin, ia langsung meminta maaf karena sudah bersikap kasar kepadaku.

Dan soal mimpi itu, aku tak memberitahunya. Aku hanya mengatakan bahwa tujuanku menelpon Louis kemarin hanya untuk menanyakan keadaan kedua orang tuaku dan untungnya dia pun mempercayainya.

Aku langsung mengalihkan pandanganku kesamping.
Kosong. Tak ada Harry.

"Dimana Harry?" aku bergumam pelan lalu bangkit dari ranjang untuk mencari Harry dikamar mandi.
Nihil. Dia tidak disana.

Oh, mungkin dia ada dibawah!

Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku bergegas menuju lantai bawah untuk menemui Harry.

"Harryy...!! " suaraku menggema memenuhi villa ini, namun tak ada jawaban sama sekali.

"Niaall...!! Zayynn...!!" tetap saja tidak ada jawaban.

Apa Harry sedang pergi lari pagi bersama Niall dan Zayn? Tapi kenapa mereka tak membangunkanku?

Aku yang sudah lelah berteriak memanggil mereka pun, lebih memilih untuk membuatkan sarapan. Siapa tahu mereka bertiga memang sedang olahraga pagi.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat langkahku terhenti saat hendak menuju kedapur.

Aku melirik kearah jam dinding yang ada didekat ruang makan. Masih pukul 7.

Mereka pulang lebih awal.

"Cepat juga mereka olahraga-nya." aku terkekeh pelan sambil menggelengkan kecil kepalaku. Lalu berjalan menuju pintu depan.

Sedikit mengintip kedepan pintu menggunakan 'peephole', aku bermaksud memastikan apa itu memang benar Harry dan 2 sahabatnya atau bukan.
Setidaknya aku sekalian berjaga-jaga.

Aku mengerutkan dahiku saat ku lihat tak ada siapapun disana.

Menggosok-gosok pelan tengkuk leherku dengan kedua telapak tangan, ini benar-benar membuatku jadi paranoid sendiri.

Aku memilih untuk melangkahkan kakiku kembali menuju dapur.

Namun belum ada beberapa langkah, suara ketukan itu kembali terdengar dan membuat langkahku terhenti lagi.

Okay, kurasa ini hanya perbuatan orang iseng.
Tapi..... Orang iseng mana yang mengganggu waktu orang lain di jam-jam seperti ini?

STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang