VOMMENTS YA BABESS😘
TYPO BANYAK. HARAP DIMAKLUMI.-------------------------
Author's POV
"Ayolah, kenapa lama sekali?!!"
Dengan tidak sabaran, Harry menekan tombol lift berkali-kali. Berharap dengan melakukan hal tersebut, dapat membuat lift itu segera terbuka.
"For fuck sake!!" Harry memutuskan untuk berlari menuju tangga darurat setelah sebelumnya menendang pintu lift tadi.
Ia berlari secepat mungkin. Semua tenaganya ia keluarkan, hingga keringat mulai bercucuran di dahi dan pelipisnya.
Saat ini hanya Hillena dan calon anak merekalah yang Harry pikirkan.Bagaimana tidak?? Hillena saat ini akan menemui Louis diruangannya, yang sudah dapat dipastikan ada Gwen juga disana. Karena selama 3 hari bekerja disini, yang Harry ketahui adalah Gwen itu perempuan murahan yang setiap detiknya hanya ia habiskan untuk menggoda Louis saja saat dikantor.
Sebagai orang yang mencintai Hillena, tentu saja Harry tidak ingin melihat Hillena tersakiti hanya karena menyaksikan hal menjijikkan itu.
Harry sedikit mengatur napasnya saat ia sudah sampai pada tangga yang dimana tepat berada di lantai 24. Setelah dirasa cukup, Harry kembali berlari menyusuri koridor yang cukup panjang menuju ruangan Louis. Berharap Hillena belum menemui pria itu.
Seakan dewi fortuna sedang berpihak padanya, ia melihat Hillena sedang berjalan menuju ruangan Louis. Peluang yang Harry miliki memang tak begitu banyak, sangat-sangat tipis.
Mengingat Hillena yang hanya tinggal beberapa meter lagi menuju ruangan Louis."HILLENA!!" Harry yang sudah kepalang bingung harus berbuat apa, langsung berteriak memanggil nama Hillena. Berharap Hillena menoleh kebelakang dan menghentikan niatnya untuk pergi menemui suaminya.
"Shit, suara asliku." Harry mengumpat pelan saat menyadari ia baru saja meneriaki nama Hillena menggunakan suara aslinya.
Dan benar saja. Saat mendengar teriakan Harry, Hillena langsung menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Sedangkan Harry malah berhenti berlari dan mematung ditempatnya. Ia berdiri tepat beberapa meter di koridor yang sama dengan Hillena, berhadapan dengan wanita itu.
"Aarghh! Persetan dengan suaraku!" Harry mendesis pelan, lalu kembali berlari menghampiri Hillena.
"M-marcel, ada apa? Kenapa kau berlari?" tanya Hillena saat Harry sudah berada tepat dihadapannya. Hillena terlihat kebingungan melihat Harry yang berlari-lari seperti sedang dikejar sesuatu.
"Marcel?? Ada apa denganmu?"
Harry berusaha menstabilkan napasnya yang tersengal-sengal. Dada bidangnya naik turun mencari oksigen.
"H-hillena, Please. Help me!"
---------------------------
Hillena's POV
"HILLENA!!"
Harry.
Itu suara Harry. Ya tuhan, itu suara Harry. Dia ada disini.
Aku tersenyum simpul lalu menoleh kebelakang. Untuk memastikan bahwa suara familiar yang kudengar tadi benar-benar suara Harry.
Namun senyumku meluntur begitu saja saat mengetahui bahwa orang yang memanggilku bukanlah Harry. Melainkan Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)
Random[COMPLETED] [DALAM PROSES REVISI] [WARNING!! MATURE CONTENT 18+]🔞⚠⚠ Diculik dihari pernikahannya, justru membuat Hillena Champbell merasa bebas dan senang. Ditambah lagi, Hillena yang cenderung polos malah jatuh cinta kepada Si Penculik yang notabe...