Part 19

1.2K 133 31
                                    

Kemarin ke gantung yaaaa... Caciannn. Lanjut yuks..


.

5

4

3





















Krekk

2






Srrrttttt












1




Brraakkkk

Sebagian mobil telah hancur.

Aku tidak bisa menghentikannya. Tapi, aku bersyukur. Gadis yang ku sayangi ada dipelukanku. Tubuhnya bergetar hebat. Debaran jantungnya sangat kuat. Tangisnya semakin tersedu dipelukanku.

Hiks





Semakin erat pelukannya, maka semakin histeris tangisannya. Sedikit ku jauhkan wajahnya yang sedari tadi bersembunyi diceruk leherku. Ku kecup keningnya.

"Ini, minumlah dulu" kata seorang wanita yang menyodorkan satu botol air mineral pada kami.

"Terimakasih" ucapku seraya menerima botol itu.

"Lepas, minum dulu!" ucapku lembut.

Dia hanya menggeleng. Justru mengeratkan tangannya yang memeluk leherku.

"Minum dulu agar kau tenang"

"Aku tidak mau mati" racaunya masih sesegukan.

"Hei! Kau tidak mati. Kau denganku. Kau selamat. Kita selamat. Minum, hemm?"

Perlahan dia melepas pelukannya. Sekali lagi ku kecup keningnya. Berusaha memberi ketenangan padanya.

Tangannya masih bergetar saat menerima botol minum dari tanganku.

Ku usap lelehan air mata yang membasahi wajahnya. "Dengar! Aku tidak akan membiarkanmu sendiri. Jika kau harus mati, maka aku akan mati bersamamu"

"Aku takut sekali. Aku sangat takut"

"Kau sudah selamat, jadi tidak ada yang perlu di takutkan lagi"











.

Malam ini, berakhir kami pulang dengan jalan kaki. Tepatnya aku. Karena dia ada gendonganku. Dia sangat lemas. Seolah tidak kuat berjalan. Jadi, kuputuskan menggendongnya.

Pintu utama terbuka. Ibuku langsung panik seketika. "Kalian tidak apa-apa? Ada yang luka?"

"Ibu, biarkan kami masuk dulu"

"Tidurkan saja di kamar ibu!"

Aku segera membawanya ke kamar ibu. Menidurkannya dengan hati-hati. Kurasa dia sangat lelah. Terbukti dia sudah terlelap sejak di gendonganku.

Sengaja aku membawa pulang ke rumahku. Setidaknya, ada aku dan ibu yang bisa menjaganya nanti.




.

Author Pov

Sinar matahari cukup menyilaukan. Dokter berstatus kekasih Min Yoongi itu mulai membuka mata. Samar-samar dia mendapati seorang wanita duduk di sisi ranjangnya.

Tubuhnya dipaksa duduk bersandar pada kepala ranjang. "Bibi? Dimana Min Yoongi?"

"Di kamarnya. Sebentar lagi dia ke sini"

"Pukul berapa sekarang?"

"Pukul tujuh"

"Aku harus pergi bekerja. Aku harus pulang" Rae Na beringsut ingin turun dari tempat tidur.

"Tunggu sebentar. Tunggu Yoongi dulu"

Tak lama, orang yang ditunggu datang. Ibu Yoongi segera keluar dari sana.

"Kau yakin ingin bekerja?" Tanya Yoongi yang sudah duduk di sampingnya.

Bukan menjawab, Rae Na justru berhambur memeluk kekasihnya. Lalu, mengangguk di sana.

"Yakin sudah tidak lemas?"

Lagi, hanya anggukan.






..

Berakhirlah Yoongi mengantar Rae Na menggunakan mobilnya. Pasalnya, mobil Yoongi rusak parah dalam kejadian semalam. Tak henti-hentinya Yoongi memberi wejangan pada gadis bermarga Jang itu.

"Ingat! Jangan keluar dari rumah sakit sendirian. Jika ingin pergi jauh bilang padaku dan minta seseorang menemani. Hati-hati kalau menyeberang. Kalau perlu minta seseorang membantu. Jaga dirimu baik-baik. Jangan pulang sebelum aku datang. Mengerti?"

Mulai hari ini, Yoongi akan lebih melindungi sang kekasih dari apapun. Walaupun terkesan over protektif, Yoongi tidak masalah. Selama sang kekasih aman dan baik-baik saja. Maka, Yoongi juga akan baik.

Yoongi mengambil sesuatu dari saku celananya. "Pakai ini. Kau menyukainya, kan?"

"T-tapi, ini milik Hyoo Soo, kan?"

"Tidak apa-apa. Di jari Hyoo Soo cincin ini kebesaran. Di jarimu, cincin ini cocok"

"Hyoo Soo-"

"Dia baik-baik saja. Dia pasti senang kau memakainya. Ini dariku, bukan dari Hyoo Soo. Hyoo Soo tidak bisa memakainya. Jadi, biarkan aku memakaikannya padamu. Kau milikku. Cincin ini tanda kau sudah ada yang memiliki"

"Kenapa tiba-tiba-"

"Aku tidak mau saat kau pergi bersama seorang pria, dia akan mendekatimu. Jadi, kau pakai saja"



Cup~~

"Dasar, cemburuan!"

Bukan, bukan di bibir. Hanya di pipi. Rae Na menciumnya kilat tepat di pipinya.

"Jangan telat menjemputku!"

Katanya sebelum turun dari mobil.

"Ingat! Jaga diri baik-baik"

Pesan terakhir Yoongi sebelum melaju menggunakan mobil sang kekasih. Rae Na pun tidak masalah. Justru dia menyuruh Yoongi yang membawanya selama mobilnya diperbaiki.



TBC--

Gak mati kok. Kasian kalo mati egen. Gaje?  Bodo amat.

Lavyu

Ryeozka

Goodbye Road /ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang