Maafkan, gak jd tripel kemarin. Wp error. Mau sign in sulit sekali.
.
Rae Na,
Dia tengah mondar-mandir di ruangannya. Ada yang dia proses dalam otaknya.
"Bagaimana jika aku benar-benar menyukaimu? Apa kau akan menerimanya?"
"Aku--, bukankah itu yang kita cari? Heee... Bukankah itu akan memudahkan kita untuk melupakan pasangan kita?"
"Jika itu terjadi, aku takut kau akan meninggalkanku. Seperti dia meninggalkanku"
"K-kenapa kau berpikir sejauh itu?"
"Karena aku takut"
Rae Na tidak mengerti apa maksud dari semua itu. Tapi, ada yang dia takutkan. Bagaimana jika dia jatuh cinta lebih dulu pada pria itu. Mengingat setiap kali memikirkannya dia selalu merasa hatinya berdesir hingga wajahnya terasa panas.
"Dokter, sebentar lagi kita ada operasi pasien kanker" interupsi perawat yang mengingatkan jadwalnya.
"Baiklah. Dengan siapa aku bertugas?"
"Dokter Namjoon"
"Bagus. Baiklah aku mengerti. Segera siapkan tempat dan peralatannya"
"Baik!"
.
Sebuah operasi memang memiliki kesan tersendiri bagi doter maupun pasiennya. Terlebih bagi keluarga yang menantinya. Tegang, cemas, khawatir, panik itu tentu saja. Sementara, keberhasilan dalam operasi pun tidak bisa di katakan 100 persen. Itulah yang kadang membuat para pasien enggan di operasi.
Kematian, itu yang justru ditakutkan para saudara atau keluarga pasien. Hingga kadang dokter memilih jalan membiarkannya walau beliau tahu akibat terburuk berikutnya.
"Kau harus tanggung jawab dokter! Kau harus menjaminnya sembuh!" Ronta seorang ibu pada Rae Na yang berdiri di depan pintu ruang operasi.
Ibu itu menangis hebat. Bahkan tangannya menarik kerah almamater rumah sakit yang dipakainya.
"Nyonya, tenanglah. Kami sedang berusaha. Tapi, memang untuk penderita kanker operasi tidak hanya dilakukan sekali. Beliau juga harus rutin menjalankan terapi" jelas Rae Na.
"Aku tidak peduli! Anakku harus sembuh hari ini juga. Kau harus menyelamatkannya, dokter. Harus!"
Tak hentinya ibu itu menarik kerah Rae Na. Hingga rasanya tercekik.
"Ibu, sudahlah! Kakak pasti baik-baik saja" bujuk sang anak yang sepertinya masih SMA. Anak itu segera membawa sang ibu pergi. Melepaskan sang dokter yang tampak ketakutan.
Rae Na bersandar di dinding. Menghela napas panjang sekedar menenangkan tubuhnya.
"Kau tidak apa-apa?"
Rae Na membuka mata. Melihat siapa yang menyapanya.
"Minumlah!"
Di raihnya botol air mineral di tangan pria yang tidak lain adalah Min Yoongi. Kekasih coba-coba seorang dokter Rae Na.
"Aku tidak apa-apa. Kenapa kau di sini?"
"Tentu saja menjemputmu. Bukankah tugasmu sudah selesai?"
Benar. Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore pada jam tangan Rae Na. Sudah saatnya dia pulang.
"Huft! Aku sampai lupa. Tunggu sebentar. Aku harus menyelesaikan berkas operasi dulu"
"Sendiri?"
"Tidak. Dengan Dokter Namjoon yang tadi juga menangani operasi"
"Baiklah. Ku tunggu di mobil"
"Emm"
..
"Apa semua keluarga pasienmu seperti itu?"
Tanya Yoongi disela mengemudikan mobilnya.
"Tentu saja tidak. Jika semua seperti itu, aku pasti sudah gila lebih dulu"
"Ternyata berat menjadi seorang dokter" gumam Yoongi.
Rae Na yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.
"Kau harus sabar"
Kata Yoongi yang tanpa sadar menggenggam tangannya. Membuat Rae Na kembali terkejut dengan sikap pria di sampingnya. Lagi-lagi, wajahnya memanas. Darahnya serasa mengalir pada satu bagian.
Yoongi melirik gadis di sampingnya yang masih diam memandangnya. Dengan sedikit senyum, Yoongi mengeratkan genggamanya. Setelahnya, Rae Na pun ikut tersenyum. Lalu, membalas tangan yang menggenggamnya.
"Sudah sampai. Ayo turun!"
Rae Na celingukan. Benar saja. Mereka sudah sampai di klinik.
Keduanya turun, menimbulkan tanda tanya bagi Rae Na. "Kau tidak langsung pulang?"
"Aku ingin melihatmu bekerja"
Sang dokter justru terkekeh. "Kenapa harus di lihat?"
"Hanya ingin. Siapa tahu ada yang bertindak kasar padamu"
"Kalaupun itu terjadi, kau bisa apa?" Balas Rae Na masih dengan senyum lebarnya.
"Bisa melindungimu, mungkin?"
Deg
Ada yang aneh dengan jantung dokter itu. Bagaimana bisa jantungnya tiba-tiba berdentum hanya karena mendengar kalimat itu.
TBC--
Udah ya..
Eheee
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Road /END
FanfictionDeskripsi ada dalam cerita. Senin, 12 November 2018