😊😊😊
Maafkan atas segala typo
**
"Ah, laki-laki ini. Kecelakaan di jalan raya dekat sungai Han." Sang dokter mulai
mengingat-ingat."Tapi, kenapa harus melukai dirinya sendiri? Mau bunuh diri?" Gumamnya lagi.
Hoseok tiba-tiba menyahut. "Kau benar, dia ingin bunuh diri dan menyusul kekasihnya"
Dokter wanita itu menolehkan kepalanya. "Astaga kalian mengagetkanku!"
"Bagaimana keadaannya?"Tanya Seokjin.
"Ah, lukanya cukup parah sampai harus dijahit. Tapi, bisa di tangani. Kita tinggal menunggu siuman saja." Ujar sang dokter.
"Kalau begitu, apakah bisa kau menjaganya? Kami harus pulang." Pinta Seokjin pada sang dokter.
"Tunggu!"
Keduanya menghentikan langkah. Kembali memutar kepalanya.
"Hmm, jadi kekasihnya meninggal dalam kecelakaan waktu itu?" Tanya dokter, ragu.
"Benar. Apa kau mengenal Yoongi sebelum ini? Kenapa kau bisa tau kekasihnya mengalami kecelakaan?" Tanya Seokjin.
"Ah, aku yang memberikan pertolongan pertama pada kekasihnya saat kecelakaan
waktu itu." jawab sang dokter apa adanya."Woah, benarkah? Keren sekali kalian dipertemukan kembali setelah kejadian itu." Heboh Hoseok. "Jangan-jangan kalian berjo-" Seokjin membekap mulut Hoseok.
"Ayo, pulang!"
"Tapi-"
"Cepatlah. Selesaikan pekerjaanmu!"
✖✖✖
Perlahan Yoongi membuka mata. Samar-samar dia mulai menangkap cahaya di sekitarnya.
"Aku di mana ini?"
"Kau berada di rumah sakit." Ucap dokter wanita yang menjaganya.
"Kenapa aku bisa di rumah sakit? Bukankah seharusnya aku berada di Surga?"
"Aku rasa kau masih mabuk. Temanmu yang mengantarkanmu ke sini. Dan lagi, apa kau gila? Bagaimana bisa kadar alkohol dalam darahmu sangat tinggi. Itu berbahaya. Jangan lakukan itu lagi."
"Yang benar saja? Aku baru saja sadar dan langsung diceramahi seperti ini?" Gerutunya, pelan. "Di mana dia?"
Sang dokter menyeritkan dahi. "Siapa?"
"Temanku, mau siapa lagi?!" Ketus Yoongi.
"Mereka pulang. Tapi, dia bilang akan kembali."
Keduanya terdiam. Namun, tak beberapa lama sang dokter kembali membuka percakapan. "Aku turut berduka."
Kini Yoongi yang menyeritkan dahi. "Apa maksudmu?"
"Kekasihmu. Aku turut berduka."
"Dari mana kau bisa tau? Apa jangan-jangan temanku itu memberi tahumu kenapa
aku sampai melukai diri sendiri?" Tuduh Yoongi."Temanmu memang memberi tahuku kalau kekasihmu ternyata meninggal. Apa kau tidak mengingatku?"
Yoongi menggelengkan kepala. "Memangnya siapa kau?"
"Aku yang memberi pertolongan pertama pada kekasihmu setelah kecelakaan itu terjadi."
"Ahh,,, jadi kau wanita yang menolong Hyoo Soo?Terima kasih atas bantuanmu. Tapi, tetap saja tak membuahkan hasil apapun."
"Setidaknya aku sudah berusaha membantu menyelamatkannya. Hidup atau mati itu urusan Tuhan" ujarnya. "Sudahlah! lupakan saja! Namaku Rae Na, Jang Rae Na" sang dokter memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.
"Sepertinya kau sudah tau namaku" ucap Yoongi datar seraya meraih tangan Rae Na. Seketika tatapannya berhenti pada benda yang melingkar pada jari manisnya.
"Kenapa kau punya benda ini?"
Rae Na menarik tangannya. "Aku? I-itu, a-aku, aku mendapatkannya dari temanku"
"Benarkah?" Mata Yoongi menelisik.
"T-tentu saja"
"Jangan bohong. Aku sangat kenal cincin ini"
"Ya, tentu saja kau kenal. Di dunia ini ada banyak cincin seperti ini"
Yoongi tersenyum meremehkan. "Ada banyak? Itu desain khusus. Hanya ada satu di dunia. Kau mau membohongiku?"
Ssrtt
Rae Na berhasil menarik tangannya hingga ke belakang punggungnya. "Tidak. Kau pasti salah lihat"
Gelagat Rae Na yang menghindar semakin membuat penasaran Min Yoongi.
"Istirahatlah dulu. Tunggu sampai ada pemeriksaan sekali lagi. Baru kau bisa pulang" ujarnya tanpa berbalik di depan pintu keluar.
"Aneh" gumamnya pelan.
TBC--
Ini yg separuh udah mikir sendiri. Hadeuhh! Sekarang dabel kan sama fix love.
Gpp lah.
I need your support, readers.
Lavyu
Ryeozka

KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Road /END
FanfictionDeskripsi ada dalam cerita. Senin, 12 November 2018