Pendek kok.
..
Mengulang kembali beberapa hal di waktu lalu. Saat sama-sama menjadi kelinci percobaan cinta.
Bahasamu thor!
Keduanya saling menggenggam tangan. Mengayun-ayunkannya seperti tengah menuntun anak kecil.
Bagaimanapun juga, Rae Na menjadi dokter hanya di rumah sakit atau klinik. Di luar itu, maka dia hanyalah gadis biasa yang ingin menghabiskan waktu dengan sang kekasih saat bersama.
Seperti pasangan lainnya. Menonton di bioskop, jalan-jalan, membeli es krim atau sekedar bermain di zona bermain anak.
"Mau eskrim?"
"Emm" Rae Na mengangguk-angguk lucu seperti anak kecil.
"Tunggu disini!"
Yaah, sepertinya Rae Na harus menunggu agak lama. Pasalnya, Yoongi harus menyeberang jalan untuk bisa mendapatkan eskrim.
Bosan, Rae Na melangkah ringan ke kanan-kiri seraya menunduk. Mengabaikan orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Tanpa berpikir mungkin saja dapat membahayakan sendirinya sendiri.
"Ck! Lama!" Gerutunya.
Yoongi kembali dengan dua eskrim di kanan-kiri. Dia tersenyum kecil melihat sang kekasih yang mondar-mandir tidak jelas. Hingga Yoongi menyadari sesuatu.
"AWASS!!"
AAAA!
Yoongi menjatuhkan satu eskrimnya. Sementara Rae Na sudah terduduk di jalanan kala tubuhnya terdorong seseorang yang tengah berlalu-lalang dan hampir tertabrak mobil. Beruntung, mobil itu langsung berhenti.
Segera yoongi menghampirinya dan membantunya berdiri. Tak dapat dipungkiri jika tubuh gadis itu bergetar hebat. "Tidak apa-apa?"
"Aku hampir mati" celetuknya.
"Jangan bicara sembarangan!" Kesal Yoongi.
"Maaf, kau tidak apa-apa, nona?" Tanya sang pengemudi yang baru keluar dari mobilnya.
"Tidak apa-apa, tuan. Aku yang salah. Maaf" jawab Rae Na.
"Maaf, permisi!"
Pamit Yoongi. Kemudian membawa gadisnya pergi dari sana.
"Jangan lepaskan tanganku. Aku tidak ingin kau ceroboh lagi" pinta Yoongi sebelum menyodorkan eskrim di tangannya. "Ini! Yang satu jatuh"
"Maaf. Kau khawatir, ya?"
"Ini sudah kedua kalinya kau hampir tertabrak"
"Dan sudah kesekian untukku" sahutnya lirih.
"Apa? Apa maksudmu?"
"Beberapa hari lalu aku juga mengalaminya" jawabnya dengan kepala tertunduk. Takut-takut kekasihnya ini akan marah.
Wajah Yoongi sudah tampak frustasi. Ingin sekali memarahi gadis yang katanya dokter ini. Dokter tapi ceroboh. Tidak masuk akal.
"Tunggu! Jangan marah! Marahmu waktu itu saja masih membekas. Jangan membuat tanganku bergetar terus"
"Kenapa?"
Yoongi menghentikan langkahnya tepat saat tiba di taman kota.
"Karena" Rae Na tampak berpikir. "Karena" Kembali menjeda ucapannya. "Karena,,, baru kali ini aku takut dimarahi seorang pria" akunya dengan ragu.
"Sepertinya kau benar-benar sangat mencintaiku?" Kekeh Yoongi mendengar jawaban gadisnya.
"Jangan menggodaku. Aku ini dokter. Dokter itu harus selalu tampak elegan"
"Benarkah? Tapi, dokter di depanku ini sangat tidak elegan. Dia seperti gadis remaja yang sedang dirayu oleh pacarnya"
"Diam! Eskrimku? Yoongi! Eskrimku leleh. Bagaimana ini? Eskrim?" Rengeknya seperti seorang anak kecil tanpa mendengar apa yang dikatakan sang pacar baru saja.
.
Kembali pada aktivitas semula. Setelah kemarin berkencan seharian dengan pasangan tercinta.
"Ekhm! Dokter kemarin berkencan, ya?" Ucap seorang perawat tiba-tiba.
"Kencan apa?"
"Jangan bohong dokter. Aku melihatnya sediri kemarin"
"Siapa? Siapa yang kencan?"
Rae Na menggigit bibirnya sendiri seraya memejamkan satu matanya. Malu sekali jika Dokter Namjoon akan mengetahuinya.
"Dokter Rae Na, dokter" sahut sang perawat.
"Waaahh, kau sudah punya kekasih rupanya. Apa dia yang sering menjemputmu itu?"
Rae Na mengulas senyum. Sementara, sang dokter hanya menatapnya datar. Seraya berbisik pelan.
"Aku kalah satu langkah"
"Apa dokter?"
"Tidak. Tidak ada"
TBC--
Bentar lagi end nih. Meibi. Tunggu saja.
Oh, ya kadang tuh saya berpikir buat protes gitu ke WP. Yakali kita nulis pake mikir gak dpt apa2. Mbok ya WP itu beri kebijakan baru gitu.
Jeritan hati ceritanya.
Lavyu
Ryeozka