Part 9

1.1K 146 18
                                        

Dabel,  kan?

..

"Hari ini aku tidak bisa menjemputmu. Ada rapat mendadak"

Kata Yoongi di dalam teleponnya.

"Ya, baiklah!"

Hubungan keduanya masih hambar. Karena mereka hanya sebatas ingin melupakan kekasih masing-masing. Tidak ada cinta. Namun, mereka berusaha menumbuhkannya.

"Kau pacaran dengan tuan itu?" Tanya salah satu teman Rae Na.

"Tidak"

"Lalu?"

"Hanya bersama mencari sosok yang bisa mengisi hati"

"Maksudnya?"

"Lupakan! Oh, ya. Pasienku tinggal satu, kan? Aku harus pergi ke klinik"

"Ya, benar"


.

Dokter Rae Na, dokter muda yang bisa dibilang berhasil dalam karirnya. Tapi, tidak dalam cintanya.

Cinta pertama, lepas karena ada orang ketiga. Cinta kedua, meninggalkannya ke luar negeri. Cinta ketiga, menikah dengan wanita pilihan orang tuanya. Cinta keempat, pergi untuk selamanya.

Cinta kelima?

Sedang mencarinya. Berharap menjadi cinta terakhirnya.

"Bagaimana? Apa hari ini lancar?" Tanya Rae Na pada pekerjanya.

"Ya. Tapi, tadi ada yang memaksa ingin menemuimu"

"Lalu?"

"Aku bilang, jika ingin menemui dokter Rae Na datanglah nanti sore"

"Lalu?"

"Tidak jadi. Dia sudah kesakitan"

"Memang sakit apa?"

"Maag"

"Pulanglah! Aku bisa menjaga sendiri"

"Tapi-"

"Tidak apa-apa. Mungkin nanti ada yang menjemputku"

"Siapa?"

"Mungkin. Hanya mungkin"

Klinik Rae Na.

Buka setiap hari dari pukul satu siang hingga delapan malam. Kecuali, hari minggu. Rae Na sengaja tutup. Dia juga butuh istirahat, kan?

Sementara, Rae Na bekerja di rumah sakit dari pukul 8 pagi hingga 4 sore. Jadi, setelah pulang dari rumah sakit dia pasti berjaga di klinik. Cukup menyita waktu, memang. Tapi, ini pilihannya. Dia pikir percuma jika hanya bekerja di rumah sakit. Dia harus memberi kemudahan pada orang yang sakit untuk berobat. Karena inilah alasan dia mengambil jurusan kedokteran kala sekolah dulu.

Suara mobil berhenti. Rae Na yang sedang memeriksa obat-obatan mengalihkan atensinya. "Min Yoongi?" Gumamnya.

"Aku bawa makanan. Ayo makan!"

"Em, baiklah"

Keduanya siap menyantap makanan yang ada di hadapan mereka. Ini tidak terlihat seperti makan bersama seorang kekasih. Tapi, lebih pada seorang pasien yang memberi ucapan terimakasih. Bukankah begitu? Karena rasanya benar-benar masih hambar.

"Apa kau tidak merasa ada yang salah?" Tanya Rae Na tiba-tiba.

"Apa?"

"Hubungan kita. Sungguh ini terasa aneh, bukan?"

"Ya, tentu saja. Karena kita tidak saling mencintai"

"Kau yakin kita bisa melupakan pasangan masing-masing?"

"Kita coba saja. Besok kau libur, bukan? Ayo jalan-jalan. Lakukan hal-hal layaknya pasangan kekasih di hari libur. Bagaimana?"

"Baik. Bisa di coba"









..

Benar. Hari ini, mereka pergi bersama. Bahkan bergandengan tangan layaknya pasangan kekasih sungguhan. Walaupun ada rasa canggung dari keduanya.  Tapi, masing-masing mencoba menepis rasa itu. Mereka harus berhasil melaksanakan misi ini. Begitu pikir keduanya.

"Mau es krim?" Tawar Yoongi.

"Emm, Blueberry"

"Baik. Tunggu di sini"

Rae Na hanya mengangguk. Bersikap layaknya seorang gadis pada pacarnya.

"Emm! Ambillah!"

"Terima kasih" ucapnya seraya mengambil es krim di tangan Yoongi. Lalu, keduanya kembali berjalan.

"Dulu, Hyoo Soo suka sekali makan es krim" celetuk Yoongi diiringi senyum tipis.

"Ya, dulu aku juga sering minta dibelikan es krim" sahut Rae Na. Dengan mulut yang tak berhenti melahap es krim di tangannya.

Ibu jari Yoongi terulur membersihkan sisa es krim di sudut bibir Rae Na. Membuatnya sedikit membulatkan matanya.

"Bukankah, biasanya seorang pria melakukan ini pada kekasihnya?"

Rae Na tergagap. "A-ah, i-iya"

Entah kenapa, hatinya seolah berdesir. Jantungnya memacu secara tiba-tiba. Ah, iya. Dia, kan terkejut. Tepisnya.

"Kau mau?" Tanpa ragu Rae Na menyodorkan es krim di tangannya. Menghilangkan gejolak di hatinya, katanya.

"Cepat! Nanti leleh!" Rengeknya tanpa sadar pada Yoongi yang justru diam.

"Baiklah"

Reflek, Yoongi meraih pergelangan tangannya. Minimbulkan gejala aneh di hati sang wanita. Namun, Rae Na menahannya. Ah, mungkin itu karena sudah lama dia tidak disentuh seorang pria.

"Kau kenapa? Wajahmu merah"

"Apa?! Be-benarkah?"

"Kau sakit?"

"Ti-tidak. Hanya saja, wajahku terasa panas. Seperti terbakar"








TBC--

Yeee....  Agak panjang kan?

Thanks to @majesnatic

Ku usahakan tripel nanti. Tergantung kuota.

Lavyu

Ryeozka

Goodbye Road /ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang