Part 7

1.2K 144 14
                                    

Pendek kok... Vote ya



.

Aku terbangun dari tidurku. Rasa pening masih melanda kepalaku. Ah, ya. Aku baru ingat, aku mabuk semalam.

Tunggu!

Apa benar ini kamarku?

Apa aku masih mabuk?

Tidak. Aku sudah cukup sadar. Ini bukan kamarku. Terlalu kecil untuk ukuran kamarku. Siapa yang membawaku ke tempat seperti ini.

Ck! Bau obat yang menyeruak sungguh membuat kepalaku semakin pusing. Jadi, aku di rumah sakit lagi? Sialan!

"Sudah bangun, tuan?"

Ku alihkan atensiku pada suara perempuan yang menyapaku. "Kau?"

"Ya. Kau di klinikku. Kau lupa? Kau mabuk lalu muntah-muntah. Aku tidak tahu rumahku. Tempat terdekat hanya klinikku. Jadi, ku bawa kau ke sini"

"Kenapa tidak ke rumahmu?"

"Aku tidak mungkin membawa orang mabuk ke rumahku"

"Aku mau pulang"

"Makan dulu bubur itu selagi masih hangat"

Mataku pun terarah pada semangkuk bubur di dekatku.

"Di makan, bukan diperhatikan. Tenang! Aku tidak menabur racun di sana"

Perlahan tanganku meraih sendok yang tersedia. Menyendok bubur itu dan menyuapnya ke mulut secara pelan.

"Kau masak sendiri?" Tanyaku.

"Hmm"

"Apa disini ada dapur?"

"Aku memasaknya di rumah. Kenapa?"

Dulu Hyoo Soo juga sering membuatkan bubur saat aku malas makan karena banyak pekerjaan. Katanya agar mudah ditelan. Jadi, tidak membuang waktu.

Aku tersenyum mengingatnya. Ya, tersenyum dengan lelehan air mata. Sungguh, Min Yoongi menjadi lemah setelah kepergiannya.

"Kenapa?" Interupsinya.

"Tidak. Aku harus pulang. Ada banyak pekerjaan di kantor" Ku usap wajahku dan segera berdiri.

"Habiskan dulu makananmu"

"Tidak ada waktu. Kalau mau, habiskan saja sendiri" dinginku padanya. Terserah saja aku tidak peduli. Aku hanya ingin segera pergi dari sini.

Ku lewati dia begitu saja. Hingga dia kembali bersuara dan menghentikan langkahku.

"Kurangi minummu. Kadar alkohol dalam darahmu benar-benar sudah tinggi"

"Apa pedulimu?" Ketusku kala berbalik menghadapnya.

"Aku peduli karena aku dokter"

"Jika kau bukan dokter apa kau juga bertingkah sama?"

"Ya. Aku akan mengingatkanmu, bahwa kekasihmu akan sedih melihatmu seperti ini. Kau tahu? Dia ingin kau bahagia. Dia ingin kau keluar dari keterpurukanmu ini. Masih banyak gadis lain yang bisa kau cintai"

"Apa maksudmu?"

Sungguh aku tidak suka dengan pembahasan ini. Mencintai gadis lain?

"Apa menurutmu aku bisa mencintai gadis lain?"

"Kau harus mencobanya. Dunia luas. Jika kau tidak mendapatkannya di Korea, carilah di negara lain. Tidak mungkin, kan kau akan seperti ini selamanya? Suatu saat kau pasti akan menemukan sosok penggantinya"

"Kenapa kau peduli padaku?" Aku masih ketus padanya. Aku juga penasaran, kenapa dokter ini seperhatian ini padaku? Apa aku tampak begitu lemah?

"Karena aku pernah diposisimu"

"Mak-"

"Pulanglah! Bukankah kau bilang ingin pulang?"

Kuputuskan untuk pulang. Meski ada yang mengganjal di hatiku.

"Karena aku pernah diposisimu"

Apa maksudnya?

Sepanjang perjalanan aku terus mengingat kalimat itu. Apa dia pernah kehilangan?

Ah! Sial! Kenapa aku tidak meminta cincin itu? Bodoh!




.

TBC--

Uwuuu...

Lavyu

Ryeozka

Goodbye Road /ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang