#12 : Beats

1K 170 37
                                    

Cintanya hanya sebatas sayang.

Sayang karena Jihoon tak pernah menganggapnya lebih. Jihoon tak seperti dirinya.

Ya. Dirinya. Dirinya yang selalu meletakkan Jihoon pada tempat yang istimewa.

Malaikatnya.

Malaikat Daniel yang selalu terpuruk akan masa kelamnya.

:
:
:

++ BEATS ++
Storyline By
tukang-modus

Niel x Wink
Dibuat khusus untuk ultahnya
Akang Daniel.

~~Enjoy~~

:
:
:

Kesetiannya seperti anjing.

Selama sang tuan baik padanya, maka ia akan selalu menyalak pada orang lain untuk melindungi tuannya.

Tapi jika sang tuan mulai menyakitinya, ia tak akan segan untuk memakan daging tuannya.

Begitulah.

Cara seorang Jihoon mencari teman sangat unik. Ia akan mencari mana orang-orang yang bisa dimanfaatkan lebih dulu. Jika tidak cocok, maka dibuang.

Daniel contohnya. Setelah berhutang budi atas nyawanya, pemuda bermarga Kang itu hingga saat ini tak bisa lepas dari ikatan tali Jihoon.

Ikatan tak kasat mata yang memaksa Daniel untuk terus mengikuti pemuda itu.

√√√

Daniel mengusap pinggiran bibirnya yang robek. Hanya sedikit, tapi cukup mampu membuatnya meringis sakit.

"Waaah... sudah 7 tahun, ini pertama kalinya aku melihatmu terluka, Niel." Jihoon menopang dagu. Duduk di depan meja belajar Daniel, ia memasang wajah lugunya.

"Aku terjatuh di toilet." Daniel mengambil tisu dari dalam tas teman sebangkunya. Ia mengelap bercak darah yang sudah hampir mengering.

Jihoon tersenyum manis, "Kau pikir aku bodoh. Hahaha, jangan bercanda Kang Daniel." senyumnya luntur dalam hitungan detik.

Daniel menghela napas ringan, "Aku tidak bohong." ia membuang tisu bekasnya sembarangan kearah belakang.

Jihoon berdiri, "Kalau kau tidak mau bicara, aku yang akan mencarinya sendiri. Kau tahu, orang yang berani merusak 'milikku' kalau tidak masuk rumah sakit-"

Pemuda dengan mata indah itu melangkah meninggalkan Daniel, "-pasti mati." lanjutnya lagi.

Daniel mengejar.

Di koridor sekolah yang ramai Daniel berusaha mengimbangi langkah Jihoon, "Aku baik-baik saja." katanya. Berusaha menghentikan Jihoon dari niat buruknya.

Jihoon berhenti. Wajah datarnya belum berubah. Ia diam, sebelah tangannya terangkat menyentuh lebam di pelipis Daniel. Hanya mengelusnya sebentar, tangan itu langsung menjauh dan mendekat lagi dengan gerakan cepat.

Plak.

Wajah Daniel menoleh kesamping mengikuti arah tamparan Jihoon. Rasanya panas dan perih.

"Sekarang kau tidak baik-baik saja. Kita cari orangnya." siap berkata, Jihoon melangkah lagi tanpa peduli tatapan para siswa lainnya yang memandang Daniel kasihan.

Siapa yang berani dengan Park Jihoon memangnya!?

Tidak ada.

Bahkan ayahnya sekalipun.

SPRING BREEZE [KANG DANIEL BIRTHDAY PROJECT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang