Chapter 3 - Everlasting Bad Luck

74.8K 5.1K 211
                                    

Hai semuanya! Welcome to Perfect Accident : Chapter 3 Everlasting bad luck! Hope you guys enjoy!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 3

[ Everlasting Badluck]

***

NEW YORK CITY 13.32 ; HESTON SKYSCRAPER SELECTION ROOM

"Wanita dasi," panggil suara laki-laki itu serak. Arlett terpaku kaku di atas keduanya kakinya, sembari dia menatap mata Carl tanpa bisa berkutik, menatap juga bibir laki-laki itu yang terangkat licik.

Oh, Tuhan, bunuh aku sekarang juga!

Baru saja dia berdoa agar tidak pernah bertemu dengan Carl Heston kembali, dan di sinilah laki-laki itu, berdiri sembari menatap Arlett lekat-lekat, seakan baru saja menangkap mangsa yang dicarinya. Arlett rasanya ingin kabur, menghilang saja sekalian ketimbang harus berpapasan dengan pria ini lagi.

Dan juga bagi Carl, ini pun kejutan. Dia tidak sama sekali menyangka bisa bertemu dengan Arlett lagi, secepat ini. Dia hendak keluar dari kantornya, untuk pergi minum bersama dengan teman-temannya. Tapi dia memiliki urusan penting terlebih dahulu di lantai 21 ini.

Carl memang berjanji kepada diri sendiri kalau dia akan mencari perempuan yang telah dengan tiba-tiba membentak, sekaligus hampir mencekiknya tadi.

Tapi tidak dia disengajakan secepat ini.

Raut terkejut sebisa mungkin Carl sembunyikan, menggantikannya dengan raut licik yang tampaknya telah membuat Arlett ketakutan. Sepertinya dari ekspresinya, dia sudah mengetahui siapa diriku kini. Carl mengulas senyumnya.

Ini menyenangkan.

"Kita bertemu lagi, in a worse condition," kata Carl membisik. Tangan besarnya tiba-tiba menarik rahang Arlett ke dalam genggamannya, lalu membawanya mendekat, benar-benar dekat hingga Arlett dapat merasakan nafas Carl menghembus pada wajah mulusnya dengan lembut.

Ada dua orang laki-laki mengenakan jas di belakang Carl yang Arlett perkirakan, mereka adalah bawahan Carl Heston. Namun tanpa memedulikan satu pun dari mereka, Carl memusatkan perhatiannya kepada Arlett seorang, membuat Arlett tidak mampu bergerak di bawah tatapan maut dari kedua manik matanya.

Tatapan pria ini, benar-benar menyeramkan.

"Don't you think you have something to say to me, Miss?" tanyanya dengan suara serak. Tenggorokan Arlett seketika terasa kering, hingga ludah saja sangat susah ditelannya.

Dengan terbata-bata, Arlett akhirnya memberanikan diri menjawab. "S-sorry?" tanyanya lirih. Carl tersenyum kecil.

"Only that?" tanyanya. Arlett menahan nafasnya, ketika laki-laki itu kian mendekat. "Look at me. Aku telah memperbaiki dasiku. Do you still have any problem with my clothing sense?"

Perfect AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang