Chapter 18.1 - Step

58.6K 4.5K 588
                                    

Hai semuanya! Welcome to Perfect Accident : Chapter 18.1 - Step! Hope you guys enjoy!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 18.1

[ Step ]

***

NEW YORK CITY 17.27 ; ARLETT'S HOUSE

Arlett terdiam di atas sofa sembari memeluk lututnya, menenggelamkan wajahnya di antara kedua kaki, dan menatap kosong apa pun itu yang masuk ke dalam jalur tatapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arlett terdiam di atas sofa sembari memeluk lututnya, menenggelamkan wajahnya di antara kedua kaki, dan menatap kosong apa pun itu yang masuk ke dalam jalur tatapannya.

Beginilah yang selalu Arlett lakukan selama 3 hari belakangan, setelah ajakan menikah yang Carl tawarkan kepadanya. Laki-laki itu meminta Arlett untuk berpura-pura saja, pura-pura kalau mereka mencintai satu dengan yang lain hanya demi bisa membahagiakan ibunya.

Tapi entah mengapa Arlett tidak bisa. Dia tidak bisa melakukan itu.

Dia ingin memastikan kepada ibunya apakah yang Carl katakan memang benar-benar asli, kalau dia ingin melihat sosok menikahnya Arlett dalam hidupnya. Namun bahkan sebelum dia bisa, keesokan harinya dia tidak sengaja melihat ibunya tertidur di atas kasur rawatnya sembari menonton acara di TV tentang gaun pernikahan.

Hati Arlett terasa diremas sakit saat dia melihatnya, dia merasa kalau ibunya benar-benar menginginkan ini, sekali saja seumur hidupnya. Dan membayangkan kalau hanya Arlett yang bisa memenuhi keinginannya dan dia tidak bisa, membuat Arlett semakin dan semakin saja ingin menangis.

Kalau saja Arlett tahu kalau Carl dan Maren sedang bekerja sama untuk membuat dia luluh, Arlett pasti tidak akan memikirkannya sepusing ini.

Tapi terlepas dari sandiwara, memang kenyataan kalau keadaan Maren semakin hari semakin memburuk. Tidak ada tanda-tanda akan pulih secepatnya, tidak juga ada tanda-tanda akan sembuh dekat-dekat ini. Hanya semakin memburuk dan semakin memburuk.

Arlett mencoba untuk tetap tegar setiap mendengar laporan dokter setiap harinya. Namun perkataan Dokter yang semakin memburuk setiap harinya, sedikit demi sedikit meruntuhkan pertahanan Arlett. Bahkan dokter berucap kalau saking buruknya kondisi Maren, Arlett diminta untuk mempersiapkan diri menyongsong kemungkinan terburuk, kehilangan ibunya.

Perfect AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang