Chapter 28.1 - Dee

33.7K 3.1K 735
                                    

Hai semuanya! Welcome to Perfect Accident : Chapter 28.1 - Dee! Hope you guys enjoy!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 28.1

[ Dee ]

***

MAINE 12.07 ; DEE'S HOUSE

"Dee, bangunlah! Ini sudah sangat siang!"

Sebuah suara tiba-tiba membangunkan seorang perempuan yang masih tertidur di atas kasurnya dengan pulas. Perempuan itu dipanggil kembali beberapa kali, namun tetap saja dia tidak menjawab.

Kakak perempuannya yang tadi membangunkannya akhirnya masuk ke dalam kamarnya itu dan menghela nafasnya panjang ketika melihat Dee yang masih tertidur di atas kasurnya, bagai seekor babi bodoh.

"Apa yang takdir pikirkan memberikanku adik sepertimu?" tanya Vee, kakaknya sembari berkacak pinggang. "Ayolah Dee, bangun! Ini sudah jam 12 siang."

"Hmm."

Vee menggeram kesal ketika melihat adiknya itu masih saja terlelap. Dan akhir dia memutuskan untuk membangunkannya secara paksa.

"Wake up, sweetie!" ucapnya sembari mengusapkan tangannya yang dia basahkan ke wajah adiknya itu, mengejutkannya hingga membangunkannya dengan cara yang tidak damai sama sekali.

"What is that for!?" bentak Dee kesal.

"For waking you up. Is that a problem?" tanya Vee sembari menatap Dee jahil.

"Kau bisa menggunakan cara yang lebih baik, kak!" balas Dee dengan kesal sebelum akhirnya dia kembali masuk ke dalam selimutnya.

"Astaga, perempuan tidak tahu adat ini," kata Vee sekali lagi masih tetap berkacak pinggang. "Jam berapa kau tidur semalam?"

"Jam 6."

"Sore?"

"Pagi."

"Kau tidak bisa menyebut itu tidur malam Dee, astaga. Kau akan merusak tubuhmu, harus berapa kali kukatakan begitu?" tanya Vee sembari dia mengambil duduk di samping tubuh adiknya yang masih dibalut selimut lalu menepuk pinggangnya. "Tidurlah satu jam lagi, aku nanti akan membangunkanmu. Kau pasti masih mengantuk."

Dee langsung menatap kakaknya itu tidak percaya. "Kau... memedulikanku?"

Tatapan Vee yang lembut langsung saat itu juga berubah menjadi tatapan geram, lalu setelahnya dia tersenyum penuh arti. "Aku kakakmu, bodoh!" ucapnya sembari dia mengangkat tangannya lalu memukul kepala Dee dalam sekali pukulan, penuh kasih sayang, namun tetap saja menyakitkan.

"Jangan sering pergi ke pantai tengah malam lagi kalau kau memang ingin tetap sehat dan tidur cukup, kau mengerti?" tanya Vee.

Namun berbalik dengan harapan Vee, Dee sebaliknya menggeleng lalu membalikkan wajahnya ke luar jendela. "Aku tidak bisa tenang selain di sana," kata Dee sembari menggenggam selimutnya erat dekat dengan wajahnya.

Perfect AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang