Chapter 17.2 - Request

57.2K 4.6K 577
                                    

Hai semuanya! Welcome to Perfect Accident : Chapter 17.2 - Request! Hope you guys enjoy!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 17.2

[ Request ]

***

NEW YORK CITY 04.52 ; HOSPITAL VIP BEDROOM

Pagi itu terasa sangat berbeda dari hari-hari biasanya. Jangankan berbeda, hal pertama yang langsung disuguhkan kepada Carl saja sudah berbeda dari pagi hari biasanya. Kalau biasanya dia terbangun menatap ke arah kasurnya yang kosong dan sepi, hari ini dia bangun dengan pemandangan punggung leher Arlett langsung berada di hadapan matanya.

Wangi perempuan itu langsung tercium menyengat dan kehangatan tubuhnya membuat kulit Carl meremang nyaman. Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, tapi Carl tidak bahkan merasakan dingin sedikit pun padahal ini sudah musim gugur. Carl tersenyum kecil.

Ini bagaimana seharusnya aku mengawali pagiku setiap hari.

Carl akhirnya bangun dari atas kasur dan menatap sekeliling. Dia sadar kalau dia sedang berada di ruang inap rumah sakit, dan seraya dengan itu, ingatan tentang kemarin kembali terbesit di dalam benak Carl. Ingatan tentang apa yang terjadi hingga Arlett meminta ditemani Carl untuk tidur.

Laki-laki kian melebarkan senyumnya. Dasar penakut..

Carl akhirnya turun dari atas ranjang tunggu dan berjalan ke arah kasur ibunya Arlett, Maren Averly. Perempuan paruh baya itu tampak tertidur dengan tidak nyaman. Carl pun bisa melihat kalau kondisi tubuhnya sedang tidak baik. Wajahnya pucat, bibirnya sangat kering, dan tubuhnya terkulai sangat lemas di atas kasur rawat.

Ini adalah pertama kali Carl melihatnya selain di foto-foto yang bawahannya pernah berikan kepadanya, dan di foto-foto itu, perempuan ini tampak jauh lebih gemuk dan berisi dari yang sekarang. Tubuhnya terlihat sangat pendek dibandingkan dengan orang Amerika pada umumnya, tidak, bahkan bagi orang Asia pun, dia mungkin terlihat pendek. Tatapan matanya sayu dan lengan serta pahanya terlihat kecil. Kepalanya menggunakan sebuah kupluk karena dia tidak berambut, tapi walaupun begitu, dia tetap terlihat cantik.

Carl tidak pernah berbicara dengannya dan jujur, dia penasaran bagaimana sikap perempuan ini pada aslinya. Tapi jangankan itu, kalau dia sampai terbangun, mungkin Carl akan lebih dulu mencari Arlett dan memberitahunya kabar gembira itu secepat mungkin ketimbang menghabiskan waktu berbicara dulu dengan Maren. Dia ingin melihat senyum Arlett secepat-cepatnya, bahkan sekarang juga kalau bisa.

Kau harus bangun, Maren Averly. Arlett menunggumu.

Carl menatap tubuh lemah itu sekali lagi dan akhirnya memutuskan untuk beranjak pergi. Perutnya terasa lapar tiba-tiba, dan mungkin dia akan membeli makanan di kantin rumah sakit sembari menunggu Arlett bangun, walaupun jelas makanan di sana sangat murahan. Tapi persetan dengan harga, dia lapar.

Perfect AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang