Chapter 21.1 - Horse and Heart

52.9K 3.9K 484
                                    

Hai semuanya! Welcome to Perfect Accident : Chapter 21.2 - Horse and Heart! Hope you guys enjoy!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 21.1 

[ Horse and Heart ]

***

NEW YORK CITY 10.39 ; HESTON ESTATE

Kepergian Nix meninggalkan Arlett membuat perempuan itu menganga tak percaya. Bahkan di otaknya dia mencoba mengingat apa dia pernah menemui laki-laki semacam dan segila Nix di sepanjang hidupnya.

"Jangan terlalu mendekat. Aku tidak sebaik yang kau pikirkan."

Hell! Apa yang dia pikirkan!? Tidak sebaik dirinya!? Aku juga masih bisa menjadi lebih buruk dari dirimu, orang aneh! Pikiran serta perasaan Arlett berkecamuk seraya ide dan pikiran-pikiran buruk tentang Nix mulai satu per satu muncul di benaknya.

Laki-laki itu minimal tidak terlihat seperti pemain wanita layaknya teman-temannya yang lain, namun kalau memang sikapnya seperti ini juga, dia tidak ada bedanya. Sama-sama menyebalkan.

Arlett menggeram kesal, menyilangkan tangannya di depan dada dan kembali menunggu kedatangan Carl dan berharap kalau ketiga laki-laki itu segera pergi meninggalkan rumah ini. Minimal kalau tidak, biarkan Arlett pergi saja untuk sementara waktu misalnya keluar rumah, yang sudah sangat lama tidak dirasakannya.

Entah mengapa, dia merasa akhir-akhir ini Carl semakin protektif kepadanya, menjaganya, dan semakin tidak memperbolehkan Arlett keluar rumah tanpa laki-laki itu menemaninya. Mungkin hanya prasangkanya saja, tapi bagi Arlett untuk tetap ditemani tanpa henti 3 minggu belakangan ini adalah sebuah penyiksaan, apalagi kalau terus-menerus berada dalam lingkungan sosial yang akan memaksanya untuk bertutur kata dengan orang lain setiap saat, layaknya hidup Carl.

Dan itu benar-benar memberatkan Arlett hingga besar sekali usaha perempuan itu berdoa agar perilaku Carl yang ini tidak berlangsung lama. Minimal berilah Arlett sedikit waktu untuk dirinya sendiri tanpa kekangan. Semoga saja...

"Kau sendiri? Di mana Nix?" tanya sebuah suara seraya tiga orang laki-laki, dua di antaranya sudah mengenakan jas rapi turun dari lantai atas. Mereka adalah Carl, Ethan, dan Ray, akhirnya telah kembali setelah berabad-abad ditunggu kedatangannya oleh Arlett.

"Tidak tahu. Tidak peduli," kata Arlett acuh dengan nada sebal.

Carl dan teman temannya menatap satu dengan yang lain lalu melemparkan seringai geli. "Nix pasti melakukan sesuatu lagi. Dasar si anti sosial itu," komentar Ray sembari terkekeh pelan. Ethan di sebelahnya ikut tertawa. Tidak lama sebuah panggilan notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

"Acaranya akan dimulai sebentar lagi, Ray. Kita harus cepat-cepat," kata Ethan. Eria ada di sana, dan tentu Ethan tidak mau mengecewakan kekasihnya itu dengan keterlambatannya, bukan?

Perfect AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang