Chapter 19.2 - Regrets

52.5K 4K 629
                                    

Hai semuanya! Welcome to Perfect Accident : Chapter 19.2 - Regrets! Hope you guys enjoy!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Jangan lupa pencet VOTE di bawah sana ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 19.2

[ Regrets ]

***

NEW YORK CITY 17.56 ; HESTON HOTEL

Setelah acara pemberkatan agama, seperti pada pernikahan umumnya, Arlett dan Carl melaksanakan acara resepsi mereka, di sebuah hotel raksasa milik Heston Corporation dengan seluruh gedung itu di reservasi sepanjang hari hanya untuk pernikahan ini.

Arlett awalnya takut kalau semua make upnya akan berantakan karena telah menunggu sepanjang hari sampai acara resepsinya, tapi beruntungnya ternyata tidak. Itu menunjukkan seberapa profesional dan mahalnya para alat-alat make up yang dipoles kepada wajahnya. Dengan sedikit touch-up, dia sudah kembali menjadi secantik bidadari.

Arlett jujur tidak mengerti satu pun tentang itu, dia bahkan keluar rumah hanya dengan bedak dan sedikit lip balm agar bibirnya tidak terasa kering. Tapi selebihnya, dia benar-benar tidak mengerti satu hal pun mengenai make up.

Aku merasa seperti bukan perempuan.

Arlett menghela nafasnya lagi seraya dia melihat pantulan wajahnya di depan kaca. Dia sudah lelah padahal acara resepsi dimulai pun belum. Memang pandangan banyak orang selalu menguras tenaganya lebih dari apa pun dan ingin sekali rasanya Arlett kembali ke rumahnya, tidak, ke depan ibunya, menunjukkan bagaimana penampilannya menggunakan baju pengantinnya sekarang juga.

Arlett jadi berpikir di dalam hatinya, apa yang ibunya sedang lakukan sekarang? Apa dia sedang melihat Arlett sekarang? Menunggu siaran acara resepsinya? Atau dia sedang tertidur karena kelelahan juga? Memikirkannya membuat Arlett menjadi cemas kembali akan kondisi ibunya itu.

Tapi dia ingin memastikan dirinya sendiri untuk tetap positif di hari pernikahannya, karena itu Arlett mengubah cara pandangnya. Dia meyakinkan diri kalau ibunya sedang tersenyum bahagia melihatnya sekarang di atas ranjang rawatnya.

Dan memikirkannya, membuat sedikit saja semangat kembali kepadanya. Apalagi ketika akhirnya muncullah Carl ke dalam ruangannya, membuat semangat Arlett langsung meroket ke luar angkasa, melihat wajah cerah laki-laki itu ada untuk menemaninya.

"Apa ratuku sudah kelelahan?" tanyanya dengan nada jahil. Dia menghampiri Arlett lalu merangkul pundak perempuan itu dari belakang, mengecup pelipisnya dengan lembut. "Tenang saja, Nona, wajahmu masih terlihat sangat cantik. Melebihi kecantikan siapa pun yang pernah kulihat dalam hidupku."

"Kau benar-benar suka menggombal, ya, Carl, persis seperti ayahmu," kata Arlett. Wajah Carl langsung berubah masam.

"Apa yang dikatakan Daddy genit itu? Dia tidak mengganggumu, kan?" tanya dengan mata yang memicing tidak suka. Arlett terkekeh geli, dia mengusap wajah Carl yang sedang berada di belakangnya, lembut.

Perfect AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang