Teruntuk peluk yang selama ini aku damba.
Percayalah, jika kelak waktuku telah tiba.
Aku sudah tahu bagaimana cara melepaskan
Meski harus hancur sangat lama.
Perihal hari esok yang termimpikan bersamamu.
Aku mulai belajar membedakan sejak itu.
Bahwa ada diriku yang tetap berdiri disini.
Ada kau yang mungkin hilang suatu waktu.
Aku muarakan saja rasa ini padamu.
Aku berikan semua yang aku mampu .
Jika nanti tak kutemukan lagi kau dalam kisahku.
Aku tak apa, tak usah kau kembalikan semua itu.
Teruntuk rasa yang terlanjur dalam.
Yang sudah terlalu lantang berkata sayang.
Dan tak pernah tahu bagaimana kembali diam.
Yang tak pernah berani membakar benci.
Biarlah saja seperti itu.
Sampai detik sudah tak mau tahu.
Seberapa lama rasa ini membisu.
Hingga akhirnya disemayami oleh debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retorika Tak Terjamah
PoetryMencinta tanpa kata tidaklah seharusnya. Mengukir senyum saat sebenernya tak ingin ada. Melayangkan tanya yang tak pernah terjawab. Bukan.. Rasa selalu tahu kemana ia akan bertandang. Tidak ada yang salah mengenai tempat berlabuh. Hanya saja...
