Senyuman mu....
Panorama terindah yang pernah ku visualkan oleh penaku.
Senyuman mu.
Terbit laksana matahari pagi yang seiring dengan shiluet nya.
Senyuman mu..
Yang leluasa menari di atas puisi yang tertulis saat aku memikirkan mu.
Aku tau aku tak seharusnya
Bahkan aku sadari bahwa ini semua salah.
Namun untuk berhenti mencintai
Takdir tuhan sepertimu...
Rasanya aku tak mampu.
Atau bahkan aku tak sudi meski sekedar menghilangkan mu dari pikiran ku.
Walau harus aku terisak.
Melepas tangis di setiap malamku.
AKU TAK PEDULI!!
Walau Kau tak mengenal ku sama sekali.
Dan kau tak tahu berasal dari mana aku ini.
AKU SUNGGUH TAK PEDULI!!!!
Aku mengenalmu, bahkan sungguh sampai dalam dirimu.
Meskipun kau sama sekali tak tahu siapa aku.
Yang ku tau aku mencintaimu.
Yang aku mengerti aku adalah penggemar beratmu.
Selebihnya itu semua urusanmu.
Kau mengenal ku atau tidak itu urusanmu.
Kau akan menyukai makhluk tak tahu diri ini atau tidak pun itu urusanmu.
Atau bahkan jika kau mencintai gadis lain dan kau menjadi pengisi hatinya itu pun 1000% bukan urusanku.
Lagi pula, mengapa harus aku memaksakan rasa ini untuk kau balas?
Aku ini mencintaimu bukan memerangi mu.
Dan tentang rasa ini?
Sudahlah... Tak perlu kau pedulikan.
Kau sendiri pun tahu bukan.
Sejak kapan pohon kelapa bisa menjadi bagian dari laut? Meskipun tanpa laut itu sadari pohon kelapa itu selalu ada beberapa meter dari tepiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retorika Tak Terjamah
PoesiaMencinta tanpa kata tidaklah seharusnya. Mengukir senyum saat sebenernya tak ingin ada. Melayangkan tanya yang tak pernah terjawab. Bukan.. Rasa selalu tahu kemana ia akan bertandang. Tidak ada yang salah mengenai tempat berlabuh. Hanya saja...
