Bahagia Tak Waras

165 5 0
                                    

Sungguh cinta, tetaplah tinggal untuk dirasa.
Menjadi alasan aku termangu tanpa kata.
Meski tawanya tak menepis luka.
Biarlah hingga detik berlalu bersamanya.

Duhai tuan yang tersedu sebab masa lalu
Menangislah hingga kau sejenak tahu.
Bahkan batumu tak mendengar bisikku.
Dan egomu tak mengerti rinduku.

Teruntuk diri yang katanya tak berempati.
Tetaplah bersemi meski digores belati.
Sebab untaianmu mungkin tak berarti.
Namun dialog tak boleh sendiri.

Kepada tuan, perlukah engkau bertanya?
Bagaimana bising darimu adalah nestapa.
Atau senyap yang lebih tentang petaka.
Bersahut dalam benak dan menulis cerita.

Tuan, aku dan rasa. Hanya klise diwaktu senja.
Penuh romansa meski sebenarnya tidak ada.
Saling bertanya yang entah kemana arahnya.
Tuai aroma rindu yang takkan kunjung ada.









Retorika Tak TerjamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang