Kamu menjelma menjadi mesin pembuat hujan.
Dan aku tetesannya.
aku diam dan jadilah kita.
Lalu ada dia kamu bahagia.
Diwaktu yang sama aku menguap.
Aku diam menjadi awan.
Menjadi teduhmu yang tak kamu hiraukan.
Lalu dia pergi dan kamu patah.
Lalu aku jatuh menjadi hujan
Membalut tubuhmu dan terus begitu
KAMU SEDANG MEMBACA
Retorika Tak Terjamah
PuisiMencinta tanpa kata tidaklah seharusnya. Mengukir senyum saat sebenernya tak ingin ada. Melayangkan tanya yang tak pernah terjawab. Bukan.. Rasa selalu tahu kemana ia akan bertandang. Tidak ada yang salah mengenai tempat berlabuh. Hanya saja...