Apaa apaan ini? Damara ayo fokus! Lo cuman anggap aleta sebagai makhluk halus yang selalu mengganggu lo. Dan sekarang apa?! Lo suka sama dia? Gak mungkin!.
Dalam perjalanan pulang kerumah, darama terus mengoceh didalam mobil. Damar hanya berfikir, kenapa dia bisa seperti itu. Mengatakan perasannya itu secara terang terangan. Padahal dari awal, ia sangat tidak menyukai Alena gadis yang selalu mengganggu dia.
Tapi ketika damara melihat alena lebih dekat, ia merasa sangat nyaman melihat wajahnya yang memang harus di akui, sangat cantik. Tapi damara harus ingat dengan ucapannya itu, bahwa dia tidak akan menyukai Alena.Alena POV
"Whait.. what?!!! Tuhan tolong gue tolong, gue gak bisa kaya gini. Gue harus tahan perasaan gue. Gue gak suka sama makhluk astral itu, please tuhan"
Alena hanya bisa menutupi wajahnya dengan bantal, ia berada di kamarnya sekarang, setelah mendengar perkataan damara tadi di taman sekolah,rasanya perasaanya itu di hinggapi oleh petir yang amat sangat dahsyat. Ia menyadari bahwa apa yang di katakan oleh damar itu,membuat benteng pertahanan alena runtuh. Alena sangat kebingungan, apa yang harus di lakukannya. Ia yakin, damara hanya mempermainkannya saja.
"Sekarang gue harus cari cara, gimana balas dendam ke damara. Karena gue yakin, damara hanya mempermainkan gue."
Alena tahu, apa yang harus dia lakukan untuk membalas damsr yang sudah membuat benteng pertahanannya itu mulai retak. Ia harus meyakini dirinya sendiri dengan semua kata kata nya, alena tidak akan pernah menyukai damara.
♤♤♤
Drtt... drrttt...
Sebuah pesan singkat muncul dalam hp damara, pesan itu dari bima. Sahabat damara.
Bima Bro, latian gak?
Damara latian bim, lo dimana? Gue bentar lagi nyampe
Bima gue udah di lapangan siliwangi nih, udah dateng juga yang lain. Buruan.
Damara oke.
Seperti biasa, agenda kegiatan rutin dan wajib ini sudah Damara dan Bima lakukan semenjak awal masuk SMA. Mereka selalu bersama meskipun di sekolah mereka jarang sekali bertemu, tetapi di luar sekolah mereka sangat dekat, contohnya hari ini.
Damara turun dari mobilnya itu, dia selalu membawa mobil kesayangannya. Rubicon berwarna hitam yang membuat wanita wanita jelalatan melihat mobilnya itu. Sebenarnya bukan karena damara sombong selalu memakai mobil itu, tapi ini adalah mobil kesayangannya. Ia mendapatkan mobil ini dari hasil jeripayahnya belajar di sekolah dan selalu mendapat nilai terbesar rangking 1 se sekolahan. Hari ini damara hanya memakai pakaian sport nya saja, dengan celama pendek dan kaos olahraga dan sepatu hijau hitam yang menghiasi penampilannya kali ini semakin mantap."Assalamualaikum" sapa damar kepada teman temannya yang sudah duduk di kursi tribun
"Waalaikumsalam" jawab teman teman."Dari mana aja, lama banget perasaan" tanya bima.
"Biasa itu loh, lo emng ga dikasih tugas ya buat belajar bareng?" Jawab damar.
"Engga, emang apaan?" Tanya bima penarasan.
"Biasa, bu Rina guru matematika. Di kelas gue mah nyuruh harus ada laporan kerja kelompok minimal ya seminggu 2 kali." Jawab Damar sambil merapikan tali sepatunya itu.
"Ohhh!!! Hahahahhaaa. Untung kelas gue matematikanya sama bu ilah, jadi gak ribet kayak gitu wahahaha!" Jawab bima terkekeh
"Ah sial" jawab damar singkat.
"Ayo semuanya kumpul!! Kita mulai pemanasan"
Suara itu adalah suara dari pak supripto, beliau adalah pelatih Bimjas kami. Selain itu, beliau juga adalah seorang TNI AD. Tak heran jika semua anggota yang mengikuti ini adalah calon calon yang akan mendaftar ke TNI,termasuk gue dan bima."Setelah selesai pemanasan, kita akan mulai dari lari 30 menit. Lalu istirahat 5 menit di lanjutkan shuttle run, push up, shit up, back up. Yo hap! Mulai!
Setelah aba aba di berikan oleh pak supripto, semua barisan berlari mengikuti perintahnya. Seakan angin menghembuskan semangat, hari ini rasanya sangat semangat melakukam kegiatan bimjas ini.
"Ayo bima! Damara! Sukma! Lebih cepat!! Kalian bisa lebih cepat lagi!"
Memang, bisa dikatan aku, bima dan sukma adalah pelari yang kuat. Kami bisa mengelilingi lapangan ini dalam 30 menit itu lebih dari 20 keliling. Jadi tidak aneh jika pak supripto selalu melihat ke arah kami bertiga.
Setelah lari, kami di lanjutkan dengan kegiatan kegiatan yang sudah di anggedakan. Beres latihan, aku dan Bima berencana untuk membeli makan sebentar, karena mengingat hari yang sangat lelah ini kami belum makan apa apa setelah pulang sekolah. Bima ikut bersamaku, karena dia hari ini tdak membawa mobilnya.
"Dam, lo lagi suka sama cewe?" Suara bima membuat damara syok mendengarnya, apalagi dengan kalimat seperti itu.
"Ah apaan, lo juga tau gue tipikal orang kaya gimana, gabisa sembarangan gue suka sama cewe" jawab nya ringkas.
"Ah bentar lagi juga lo bakal cerita sama gue,gak perlu gue paksa lo buat cerita. Hahahaha" ledek bima
"Lah apaan" jawab damar.
"Oh iya, lo jadinya mau daftar kemana nih. Akpol apa Akmil?" Bima melanjutkan obrolannya itu.
"Gue mau daftar AKMIL, lo juga kan? Gak mungkin berubah gue yakin hahahaha"
"Tau aja lo, nanti sebelum UN gue udh ada panggilan dari pihak pusat di jakarta untuk langsung interview. Jadi gue gak ngikutin tes awal. Lo gimana?"
"Gue sama lo kayaknya samaa terus. Gue juga nanti langsung di panggil buat interview. Kalo kita lulus interview nanti. Langsung seleksi tahap akhir dan langsung .. . Kalo keterima kita langsung pendidikan bro, mudah mudahaan ya Allah memudahkannya."
"Amin amin" jawab bima diikuti anggukan kepalanya.
Setelah mereka makan, damar dan bima langsung bergegas pulang. Untung saja rumah bima ini satu komplek dengan Damara karena mereka tinggal di komplek TNI dirumah dinas ayah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAR
General FictionDamara Dwi Putra adalah seorang lelaki yang sangat disiplin. Ia adalah anak tunggal, sejak ia duduk di bangku SMA ia sudah sangat terbiasa dengan dunia militer hingga akhirnya ia di pertemukan dengan seorang wanita yang sangat berbeda prinsip dengan...