FOUR

2.1K 91 0
                                    

Hari ini Alena dan Damar sudah berjanji untuk belajar bersama di rumah Alena. Karena Damara tidak mau belajar di tempat umum ataupun dirumahnya.
Alena dan Damar terlihat berjalan bersama menyusuri lorong sekolah sore ini, di lihatnya beberapa siswi yang sangat tertarik melihat damar dan alena berjalan sambil berbisik bisik bak melihat selebriti kepergok jalan berpasangan.
Damar pun melihatnya sangat risih sekali, langsung dia mengajak alena untuk jalan lebih cepat. Sampainya di parkiran, damar menaiki mobilnya lalu meminta Alena untuk segera naik ke mobilnya.

Dalam perjalanan,tak ada sepatah katapun keluar dari mulut damar dan Alena. Keduanya terpaku melihat lintasan jalan sore hari iitu.
Tapi Alena sangat tidak menyukai kondisi akward ini, diapun berinisiatif untuk memulai perbincangan di dalam mobil.

"Dam"
"Apa?"
"Hmm.. lo marah ya sama gue karena gue maksa lo buat jadi partner belajar gue?
Damar terdiam sejenak, berfikir apa yang harus ia jawab kepada makhluk astral ini. Rasanya ingin ia usir wanita ini dari mobilnya.
"Jujur, gue ga suka sama lo. Gasuka dengan cara sprti ini lo maksa maksa gue."
Alena lgsg menundukan kepalanya. Ia merasa bersalah sekali. Tapi ia tetap ingat pada pendiriannya, bahwa dia dan Damar harus tetap menjadi partner belajar karena Damar tetap tdk mau meminta maaf atas kesalahannya.
"Ok.gue minta maaf gue udh maksa maksa lo, tapi coba kalo lo udh minta maaf sm gue dgn ikhlas karena lo tahu kesalahn lo. Gaakan gue paksa lo buat jadi partner belajar gue."
"Yaudh, gue minta maaf. Udah kan selesai urusan kita? Dan gue gaperlu lagi jd partner belajar lo kan?"
Perasaan Alena hari ini benar benar ingin sekali menampar muka Damar. Tapi, ada yang berbeda. Ketika damar memutuskan untuk tidak melanjutkan menjadi teman belajar Alena. Alena kecewa, dia merasa sangat kecewa karna tidak jadi untuk slalu bertemu dgn Damar.
"Gu..gu..gue ga butuh maaf dari lo" tanpa disadari Alena meneteskan airmatanya. Alena tidak mengerti situasi apa yang sedang terjadi dalam hatinya ini.


                                             ■■

Apa yang udah gue lakuin sekarang sampe buat Alena nangis di depan gue.

Damar terus berfikir, apa yang telah di ucapkan salah? Sampai sampai alena menangis. Dia binging harus bagaimna menanggapi alena yang sedang nangis.
Damar hanya menatap Alena sekilas lalu sisanya ia hanya bisa fokus terhadap laju jalan dan mengemudikan mobilnya. Akhirnya Damar pun menepikan mobilnya. Ia langsung melihat alena.
"Lah lo kenapa?"
Alena hanya diam terkaku, dia juga kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya karena tiba tiba menangis seperti ini.
        Oke alena, its ok. Ini bukan kesalahan lo.
Alena terus mengatakan hal seperti itu pada dirinya di dalam hati. Agar ia bisa kembali menjadi Alena sebelumnya.
"Gue gapapa. Cuman tadi mata gue perih"
"Oh jadi bukan salah gue kan ? Yaudah lo turun. Gue mau balik."
Alena pun melotot ke arah damar, seakan akan dia shock mendengar perkataan itu. "Dia benar benar makhluk jahat" dalam hati alena.
"Loh ko lo nyuruh gue turun?" Tanya alena heran
"Lah. Tadi kan gue udh minta maaf sama lo dengan kesalahan gue karna nabrak lo. Trs sekarang lo mau apalagi? Harusnya impas dong. Kalo gue udh minta maaf gue gausah lagi jd partner belajar lo"
Alena hanya bengong, melihat damar yang sedang bicara dan entah bagaimana pikiran alena dia terfokus dengan wajah damar.
        -ganteng juga kalau di lihat lebih dekat, dikau wahai iblis jahat-

Alena terbangun dari lamunannya dan segera menjawabnya "GUE GAMAU TURUN. DAN LO HARUS TETEP JD PARTNER BELAJAR GUE."
Langsung saja alena duduk dengan rapih di mobilnya dan menyuruh damar untuk trs melanjutkan perjalanannya itu.
"Heh lo cewe astral! Gue udh bilang tadi, gue gak mau jadi partner belajar lo setiap hari. Gue punya kesibukan lain yang harus gue persiapkan."
Jawab damar tegas.
"Apa yang harus lo persiapkan?"
"Gue harus menyiapkan masa depan gue. Dan gue sangat sibuk!" Bentak damar.
Sekali lagi, Alena tertegun melihat rahang Damar saat berbicara dengan nada membentak. Alena semakin terlena dengan wajah tampan Damar hari ini.
"PLAK!!!!" alena menampar pipinya sendiri, untuk membangunkan dari lamunannya yang sangat tidak bergizi itu.

"Lo ngapain nampar dirilo sendiri?" Tawa damar melihat kelakuan alena tadi.
Ketika itu alena terpaku diam, dia tercyduk beberapa kali sedang bengong dan melihat wajah damar.
"Ahhhhhh! Shit. Sdh keberapa kali ini gue tercyduk" dalam hati alena trs berbicara.

Akhirnya, Damar sepakat untuk menurunkan Alena dan meninggalkannya di pinggir jalan.

Hallo guys, maaf ya aku jarang upd bcs aku sibuk sekali dgn kehidupanku wkwkwkwkkw.
Jangan lupa, like & comment!♡♡♡

DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang