Semakin hari, hubungan damara dan Alena pun semakin dekat. Semenjak saat itu pun, Alena berani untuk terus bercerita tentang apa yang dia Alami begitupun sebaliknya.
"Hari ini lo tampil kan? Mangatt yeeeeeee. Cielah dah ganteng aja lo" sindir Alena sembari memotret Damara yang sudah rapih dengan seragam dan atributnya
"Ah apaan si lo, emang gue ganteng dari lahir. Thanks ya udh bantuin gue siap siap hari ini" jawab Damara
"Yo sama sama damaa!!"
Damara pun pergi meninggalkan Alena untuk bergabung dengan grup nya.
Alena yang melihat kepergian damarapun langsung mengecek Handphone nya dan melihat hasil jepretan yang ia lakukan tadi kepada damara.
"Ya lord. Tolong ko dama ganteng"
Batin Alena terus mengatakan hal hal seperti itu sampai ia tak sadar bahwa jihan dan wawa sudah ada di sampingnya.
"CIELAH BENER AJA ADA YANG KASMARAN" Sahut wawa
"IH APAAAN SIH AH KEPO LO PADAAA!!" Alena pun tersipu malu menyadari bahwa kedua temannya itu sudah memperhatikan dia selama itu."Udah udah, kalo suka langsung pepet ae dah ah" sahut jihan menggoda Alena
"Ah apaan sih udh deh,hayu liat yg mau tampil" jawab Alena
"Bilang aja mau liat Damara terdepan! WKWKWK" jihan dan wawa terus menggoda Alena sampai Alena pun pergi duluan.●●●
Hari ini sekolah memulangkan siswanya lebih cepat, jadi Jihan ,Wawa, Alena dan seluruh siswa siswi lainnya pulang.
Alena berjalan menyusuri koridor bersama jihan dan wawa ia melihat Damara keluar dari ruangan tempat grupnya berkumpul itu, alena pun berinisiatif menghampirinya.
"Guys, gue ke Damara yaa. Kalian duluan aja, gue mah gampang wkwkw bye!!" Sambil alena berlari dan melambaikan tangan."WOI!!" Suara alena mengagetkan Damara sembari menepuk punggung Damara.
"Lah apaan sih al, lo ngapain. Kenapa ga pulang?"
"Gatau, gue gamau pulang. Masih males deh"
"Jangan gitu, lo harus pulang. Kalo ga pulang lo mau kemana? Di jalanan? Wkwkwk"
"Ya ga gitu juga sih, tp gue blm mau pulang... lo mau kemana?"
"Guee hari ini ada jadwa latihan sama Bima."
"Ikut dooong gue please"
"Ngapain anjir? Ganggu aja lo ah"
"Aaaa dama, please dong ikutt"
Alena teruus menggoda damara dan meminta damara untuk mengizinkannya ikut. Dan akhirnya damara pun meng "iya" kan kemauan AlenaDi perjalanan, Damara sesekali melirik ke arah Alena, seakan hati damara terus ingin berterus terang bahwa dia menyukainya. Tapi damara menahannya. Dalam prinsip dia, menjadi seorang abdi negara adalah tujuan utamanya. Biarlah,jika memang Alena jodoh untuknya Alena akan bersamanya.
"Dam.."
"Hm.."
"Lo setelah lulus mau jadi apa?"
"Abdi Negara"
"Ya apaa? Kan banyak Abdi negara itu"
"TNI AD"
"WHAT? SERIOUSLY?"
"Iya kenapa? Lo gasuka?"
"Ngga bukan gitu anjir, gue slalu proud bgt sama org org yang mencita2kan hal seperti itu. Kaya mereka itu bener bener fokus dengan tujuannya itu. Malahan sampe ada kan sekolah jurusan yang begituan"
"Iye emang ada"
"Terus kenapa lo ga masuk situ aja? Kan di kota kita jg ada bukan?"
"Ngga sih, gue kemarin langsung minat aja sm sekolah ini, bahkan no peendaftaran gue ada di urutan ke 2 "
"Gila lo emang niat banget dan cinta sama sekolah ini hahahahaa"
"Gue pengen menjadi Abdi Negara yang baik, gue pengen nerusin perjuangan Ayah gue. Dan gue sebagai anak laki laki gue pengen merjuangin dan membahagiakan kedua orangtua gue. Jujur kalo sampe gue gagal, gue gatau harus melewati jalan apa lagi. Agak lebay memang, tapi gue bener bener niat dan mencintai negara gue."
Jawaban Damara membuat Alena speechles dan terus menatap kearah Damara dan memberikan tepuk tangan
"Wah,mantul! Gue mendukung lo Dam! Ampe lo jadi abdi negara yang baik. Gue akan mendukung lo!!"
"Ya harus! Hahaha"Obrolan singkat ini menemani waktu bersama Damara dan Alena.
●●●
"Woi dam, sebelah sini" Bima, melambaikan tangannya ke arah Damara dan alena
"Sini len" damara menarik tangan Alena dan berjalan bersama, membuat hati Alena benar benar berdebar.
"Wih bawa siapa lo? Ga biasanya bawa cewe hahaha" goda Bima.
"Eh iya, ini temen gua Alena namanya, kenalin. " sambil Damara menyuruh Alena untuk mendekat
"Halo,Alena"
"Eh hai! Kenalin, gue temen deket Damara dari SD ampe skrg masih barengan hahaha"
"Wih keren dong kaliaan sahabatan ampe selama ini" jawab alena
"Udah ntar aja ceritanya, gue latihan dulu ya al. Lo tunggu disini aja" suara damaara memotong obrolan alena dan bima.Alena yang bosan menunggu damara latihan hanya duduk di tribun lapang, dan dia sempet membuka Handphone nya, tak asda yang mengkhawatirkannya. Entah kenapa kedua orgtua Alena sudah mulai tak perduli lagi.
Alena mengeluarkan sebuah buku diary yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi."Dear diary..
Hari ini gue bener bener muak.
Muak kembali kepada kenyataan bahwa keluarga gue sudah mulai hancur.
Gue bingung harus mempertahankan dan memilih siapa untuk hidup bersama gue. Berat sekali pilihannya, keduanya pun gue bener bener sayang. Gue gamau harus pisah.
Meskipun hidup gue selalu di tinggal untuk kerjaan, gue gak masalah karena akhirnya kami akan berkumpul kembali.
But now? Gue gatau nantinya akan seperti apa..
Apalagi.. gue bener bener gasiap kalo harus benar benar berpisah dengan keduanya.
Oh tuhan, tolong gue.
Tolong kuatkan gue agar gue bisa menghadapi jalan yang sulit ini.
Terimakasih, karena kau telah menitipkan seseorang yang bisa selalu mendengarkan cerita gue.
Damara Dwi putra."
HELLO GUYS! WE ARE COME BACK!
Sorry bgt nih late post terus:((
Happy reading! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dan beri komentar agar aku bisa semangat terus melanjutkan cerita ini!!---
Btw, menurut kaliann.. kemanakah Alena harus melanjutkan sekolah setelah lulus SMA?

KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAR
Aktuelle LiteraturDamara Dwi Putra adalah seorang lelaki yang sangat disiplin. Ia adalah anak tunggal, sejak ia duduk di bangku SMA ia sudah sangat terbiasa dengan dunia militer hingga akhirnya ia di pertemukan dengan seorang wanita yang sangat berbeda prinsip dengan...