Hallo guys. Sorry banget nih aku late post terus,huhu..
Hmm untuk cerita kali ini, aku mencoba untuk lgsg saja ya, anggap saja chapter kemarin sudah menjelaskan tentang sikap alena dan damara masa masa perkenalan.
Karena kalo aku cerita masalah di plot ini akan terlalu panjang, nanti cerita dan judul nya tidak nyambung hehe...
Pokoknya semoga menikmati ya...Hari ini adalah hari libur, dimana hari kebebasan untuk alena. Karena tidak bertemu dengan tugas, pelajaran dan termasuk dengan damara.
Hari minggu pagi ini, alena sudah bersiap siap untuk lari pagi, pergi ke track lari di gasibu. Karena pasti hari libur ini akan ramai sekali dengan orang orang yang berolahraga ataupun yang hanya mencari followers di instagram dan foto foto agar di sebut mempunyai hidup sehat.. *Upssss:D
Alena berangkat menuju gasibu sendirian, ia mengemudikan mobilnya dan menyusuri jalanan kota bandung pukul 5.25 pagi ini. Alena hanya berpakaian yang simple dengan kaus dan sepatu rebook yang membuat penampilannya tidak terlalu polos. Tak lupa rambut panjang alena yang ia ikat seperti ekor kuda.
Tak lama perjalanan, alena sampai di gasibu, dan memarkirkan mobilnya. Terlihat sudah banyak orang berlarian di track lari itu."Huaaaaaaa!! Sejuk syekaliiiiiiii suasana bandung ini. Tau gini dari dulu aja kali gue minta pindah ke bandung. Hihiho" pekik alena sembari berjalan.
Alena memulai dengan pemanasan dan peregangan agar saat lari nanti ia tidak bermasalah dengan otot otot kakinya.
"Oke, kita mulai berlari hari ini dengan waktu 30 menit." Alena berbicara sendiri sambil memeriksa jam tangannya untuk mengeset waktu dan alena pun langsung berlari mengelilingi lapangan track lari.
Di pertengahan wakti alena berlari. Terlihat seseorang yang sangat tak asing sedang berlari tepat di depan alena. Ia adalah seorang lelaki dengan potongan rambut yang tak asing baginya. Style larinya pun membuat alena terpana melihat otot lengan dan pahanya dari belakang. Ia damara.
"What the.. ya elah, gak dimana mana ni orang selalu muncul di hadapan gue."
Alena teringat akan perkataan perkataan damara kemarin di taman, ia seakan akan terhipnotis oleh damara. Hingga akhirnya ia terbangun dari lamunannya dan melihat waktu di jamnya yang baru 12 menit berlalu. Itu tandanya alena masih harus terus berlari mengelilingi track dengan targetnya berlari hari ini. Alena mencoba untuk tidak melihat dan mengacuhkan damara. Dan memfokuskan dirinya untuk berlari sesuai niatnya hari ini, bukan untuk cari laki🤣🤣🤣.
♤♤♤
Damar's POV
Seperti biasa, hari libur adalah ajang pengumpulan stamina untuk seorang damara. Ia selalu memanfaatkan hari libur ini untuk berolahraga. Agar saat nanti ia tes menjadi abdi negara, ia sudah terbiasa dengan fisik yang semakin kuat.
Damara bersiap siap untuk berangkat ke gasibu,track lari. Ia mengenakan pakaian yang nyaman. Celana pendek sepaha, kaos pendek dan topi menjadi hiasan olahraganya hari ini. Tetap fashionable:D
Damar menghidupkan motor kawasaki ninja 250Rnya yang berwarna hitam. Ia menaiki dan memarkirkan motornya. Damar langsung mengemudikan motornya melaju dengan cepat mendinggalkan rumah dan jalanan di kota bandung untuk sampai di gasibu.
Sampainya di gasibu, ia memarkirkan dan membuka helm nya disimpannya di atas motornya itu.Hari ini damara akan berlari sesuai keinginan dan waktu yg di tentukannya, sebelum berlari. Damara memulai dengan peregangan dan pemanasan.
Damar berlari menyusuri track lari dengan santai. Sampai akhirnya matanya tertuju kepada seorang wanita yang berjalan ke arah pinggiran lapang dan melakukan peregangan.
"Rambut hitam, panjang, tinggi,putih,. Sepertinya saya hafal dengan ciri wanita seperti itu. Tapi siapa ya" desis damar sembari berlari. Di lihatnya lagi sosok wanita itu semakin dekat. Dan damar pun menyadarinya..
"MAKHLUK HALUS?!!! ALENA!!!!?"
Damar mengedipkan matanya sekali, dan benar saja. Sosok itu adalah alena. Wanita yang ia gombali kemarin di taman. Damar langsung melewati posisi alena dan pura pura tidak melihatnya agar alena tidak mengetahui posisi damara ada track.Damara hanya berfikir. Apa yang alena lakukan disini, bisa bisanya ia bertemu disini dengan alena.
♤♤♤
S
elesai alena berlari. Ia langsung menepi, mencoba pendinginan agar suhu badannya dan pernapasannya kembali normal. Setelah itu, alena duduk dan melihat jam nya sudah menunjukan pukul 7. Rasanya ini sudah pas untuk alena pulang dan mencari sarapan sebelum sampai kerumah. Saat alena berdiri untuk meninggalkan tempat duduknya, alena melihat seorang lelaki yang berjalan mwnghampirinya. Semakin dekat, wajah lelaki itu terlihat.
"Waduh. Tu orang ngapain nyamperin gue." Alena berbicara dalam hati.
Melihat keanehan alena, damara langsung menghampiri alena dan menyapanya.
"Eh elo len."sapa damar.
"Ya emang gue, siapa lagi." Ketus alena.
Karena tetap dengan prinsipnya. Alena sudah malas dengan damar karena sudah berbuat jahat kepada alena.
"Sendirian aja lo len?" Tanya damar.
"Engga. Disini banyakan ga sendiri. Menurut lo!" Tegas alena.
"Yaya ok. Lah kenapa lo ketus bgt sama gue? Salah gue apa?" Tiba tiba damara mengeluarkan kata kata yang tidak di duga dari mulutnya. Sudah di bilang, damara itu seseorang yang dingin. Tapi kenapa hari ini tidak untuk alena?.
"Ga sih. Biasa aja. Udh ya gue mau balik. Bye!" alena langsung meninggalkan damar. Sementara itu, damara mencoba mengejar alena. Tiba tiba, tangan damara mencoba meraih tangan alena. Alena terheran melihat perlakuan damara hari ini. Dari kemarin, damara bersikap sangat tak wajar bagi alena. Karena seorang damara setaunya adalah sosok yang seperti batu dan es. Keras dingin dan sok!
"Eeeeeeh! Apaan sih lo dam!" Bentak alena sambil menarik tangannya dari genggaman damara.
"Lo baru kan tinggal di bandung. Gue tau, lo pasti jarang explore bandung kan. Gue tunjukin ada makanan yang enak disini!" Damar tetap menarik tangan alena.
"Bodo amat, gue gaperduli. Mau gue explore bandung juga gaperduli, yang penting ga sama lo. Lepasin buset sakit kodok!" Alena mencoba menarik lagi tangan nya dari genggaman damar.
"Ok, gue lepasin tangan lo. Tapi lo ikut sama gue? Gimana?" Desak damar.
Omaga!!! Please ya tuhan gue ulaper, pgn pulang. Ni orang ngapa yakkkkkkk!
"Yaudah! Lepasin gue!" Bentar alena dan mengiyakan ajakannya.
"Nah gitu dong, lets go." Jawab damar dengan senyum di wajahnya.Damar mengajak alena ke sebuah tempat makan bubur di pinggiran jalan gasibu, tempat ini adalah tempat bubur favoritnya. Dan hari ini, damar mengajak alena sebagai teman makan nya hari ini.
Alena duduk terheran, kenapa damara bisa baik hari ini sama dia. Biasanya juga damar ga pernah perduli sama alena. Tapi alena mencoba untuk biasa saja, dan memakan bubur nya agar cepat pulang."Ini tempat bubur favorite gue. Gue yakin lo suka."
Alena tidak menjawab damara dan hanya diam melihat lihat sekeliling.
"Ohya len. Sorry buat waktu itu gue nurunin lo." Ketus damara.
Alena melihat langsung ke arah mata damara, dan memberikan sebuah kode bahwa dia bingung dengan perkataan damara baru saja.
"Iya gue minta maaf. Gue tau salah,elah." Jawab damara seakan tau pertanyaan yg di lemparkan alena melalui matanya itu. Alena yang mulai bingung dengan sikap Damara yang seakan-akan dia itu berubah 360° dan bukan Damara yang alena kenal awal itu.
Alena menyorotkan matanya kepada Damara seakan memberikan sebuah pertanyaan yang besar Apa yang sedang dilakukan Damara saat ini.
"Apa dia mencoba untuk menggoda gue? Tapi itu sih nggak mungkin." Tanya Alena dalam hati.
" heh, lu punya telinga Kan dari tadi gue ngomong gak didengar." Suara damar membangunkan lamunan alena
"Iya. Gue denger. Kenapa sih lo jd berubah gini sama gue. Jijik, so baik." Balas alena sambil memutarkan bola matanya.
"Oke oke. Mungkin karena pertemuan gue dan lo yang salah. Sempet sih emng gue nganggep lo hanya makhluk halus yang gangguin gue." Jawab damar mantap.
"Dih kan." Alena hanya memutar bola matanya seakan ia tak sudi mendengar ocehan damar.
"Tapi gue juga bingung, kenapa. Semakin hari, apalagi setelah gue dan lo sering ketemu karna kerja kelompok. Gue merasa bahwa lo itu adalah makhluk hidup. Dan gue pun ga ngerti. Kenapa gue bisa seniat ini buat deketin lo. Pasti lo juga tau, temen temen juga pasti bilang kalo gue adalah lelaki anti wanita. Yes, thats right. Itu gue, dulu. Semenjak lo datang ke kota ini, dan hadir dihadapan gue. Aneh, diri gue ini berubah 360 derajat. Sorry len."
Alena speechles mendengar pengakuan dari sosok damar itu. Dia bingung harus menjawab apa, dan saat itu buburnya pun datang. Alena langsung menyantapnya dengan cepat, agar ia cepat selesai. Damar hanya melihat ke arah alena, berharap dia menjwab atas pengakuannya itu. Tapi tidak untuk alena, selesai makan. Alena lgsg pergi tanpa berpamitan ataupun membayar makanannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAR
General FictionDamara Dwi Putra adalah seorang lelaki yang sangat disiplin. Ia adalah anak tunggal, sejak ia duduk di bangku SMA ia sudah sangat terbiasa dengan dunia militer hingga akhirnya ia di pertemukan dengan seorang wanita yang sangat berbeda prinsip dengan...