THREE

2.6K 107 0
                                    

Hari ini tidak seperti hari hari sebelumnya, setelah Alena masuk ke sekolah Walens hari hari tenang Damara berubah. Sekarang ia tidak memiliki hari yang tenang, melainkan skrg ia selalu di ganggu oleh Alena. Alena selalu memaksa Damar untuk minta maaf kepadanya setelah kejadian tabrak lari di koridor itu.

"DAMARA DWI PERWIRA!" sapa alena dengan nada menyentak.

Damara hanya menolehnya sebentar, lalu kembali membaca buku psikotes TNI AD dan alena pun memutar bola matanya. Alena tidak tanggung tanggung, dia mengambil buku damar dan langsung duduk di sebelahnya.

"Oke, mungkin kita salah pertemuan dari awal. Setelah pertemuan itu, selama gue satu kelas sama lo. Hanya lo cowo yang gak pernah ngobrol sama gue. Apa gue salah? Harusnya lo yang ngerasa bersalah sama gue karna lo udah nabrak gue dan ga minta maaf sama sekali." Perkataan alena penuh dengan percaya diri. "Balikin buku gue" damar hanya ingin bukunya kembali.
"Hmm.. buku apaan nih, ohh lo mau jadi TNI? mau jadi cowo yang memakai baju loreng loreng itu? Pantes aja rambut lo botak, eeehhh cepak maksudnya" Alena tertawa karena celothan dia sendiri. Damar hanya diam dan langsung membawa buku itu lalu pergi dari hadapan Alena.

Gila tu cowo, emang yq so ganteng bgt. Kalo bukan karena gue udah ngomong ke wawa sama jihan bahwa gue bisa naklukin damara. Ogah banget deh gue ngelakuin ini.

■■

Sial.
Kenapasih, sekarang gapernah gue ngerasain tenang di sekolah ini. Semenjak cewe itu datang ke sekolah ini, hidup gue jadi rumit. Hanya masalah gue gak minta maaf sama dia, dia se semangat itu untuk gangguin gue ? Luar biasa.

Damara berjalan menuju kelasnya, dan lagi lagi seorang wanita memggangunya. Itu adalah silvia.

"Hmm .. hmm .." sapa silvi.
"Tadi gue liat lo sama Alena, lo deket sama dia?"
"Ga" jawab damar singkat.
"bagus deh kalo ngga, jadi lo deketnya sama gue aja kan?" Cekekeh silvi sembari berjalan.
Damara tidak melihatnya sama sekali dan segera masuk ke kelas. Sementara silvi terus membututinya di belakanh.

Damara tak ingin lagi rasanya di ganggu oleh kedua makhluk astral itu, ALENA DAN SILVIA. Dia menganggap bahwa kedua wanita itu adalah makhluk astral yang sedang Allah turunkan untuk membuat hati damara lebih kuat lagi.

Damara duduk di bangkunya, dan mengeluarkan HP nya yang dari tadi pagi hanya di simpan di dalam tasnya. Dia membuat chat Line dari temannya, Bima

Line
Bima : Damara, hari ini gue ada bimjas di lapangan gasibu. Lo mau gabung?

Damar : oke, jamberapa?

Bima : jam 15.25, jangan sampe telat.

---------
Bima adalah teman baik sekaligus sahabatnya Damara. Mereka sudah sejak duduk di bangku SD berteman, karena ayah mereka sama sama seorang perwira TNI tak salah jika Bima juga mempunyai tujuan yang sama seperti Damara. Menjadi taruna di AKMIL.

Sementara itu, Alena masuk ke kelas dan mencari damara. Ia akan menawarkan sebuah tawaran yang membuat Damara tak bisa menolaknya.

"Damara!" Panggil Alena
Sial!!!! Makhluk astral itu lagi ya Allah.......
"Katanya, lo paling pinter nih di kelas ini. Hmmm gue punya tawaran sama lo."
"Gue gak minat."
"Gini deh, gue gaakan ganggu lo lagi dan maksa maksa lo buat minta maaf sama gue, asalkan..."
"Apa?"
"Lo jadi partner belajar gue."
Anjir, apalagi ini ya Allah ya gusti. Kalo gue jadi partner belajar makhluk astral ini, yang ada gue bakal sering ketemu sama ni anak cabe.
"Gamau" damara mencoba untuk tdk memprrlihatkan sisi amarahnya. Padahal dalam otak dan hatinya rasanya dia sudah muak melihat tingkah makhluk astral ini.
"Hm oke kalo gamau, tapi sampai nanti kita kelulusan. Gue bakal terus gangguin lo setiap hari! Tanpa terkecuali, hari minggupun gue bakal gangguin lo!"
Ayo Damara! Lo harus bisa memilih yang terbaik ayo damara!!

Akhirnya, Damara pun mengiyakan tawarannya untuk menjadi partner belajarnya. Meskipun ia harus tahan karna akan sering sekali bertemu dengan makhluk astral itu.

■■

Harusnya gue dengerin kata jihan dan wawa, mereka bener. Damara susah untuk di taklukkan, tapi bukan Alena kalau cuman berjuang tanpa mendapatkan. Alena pun memutar otak nya untuk menyusun rencana selanjutny.

"WAWAAAAAAAAAA!!!" alena berlari menuju wawa yang sedang memakan mie ayam di kantin. Tanpa malu Alena langsung duduk dan meminum es jeruk jihan.
"AH LO APA APAAN SIH, BELI SENDIRI!" Jihan menarik minumannya itu
"Ah lo pelit bgt" jawab Alena sambil memajukan bibirnya.
"Ada apa lo sampe larilari dan manggil gue"tanya wWa kpd alena.
"Kalian bener, damara susah untuk di taklukan"
"Gue juga bilang apakan, lo gaprrnah denger sih" jawab jihan langsung sambil meminum es jeruk.
"Terus lo mau gimana? Tetep maksa dia buat minta maaf sama lo?"sambung wawa
"ya harus, kalo nggaaa" alena pun memutar bola matanya sambik berfikirr apa yang harus dia lakukan kembali.
"Dia harus jadi partner belajar gue"
"WHAT!" Jawab wawa dan jihan seerentak membuat senyum licik aleta berubah
"Ada apa guys?dia kan pinter. Lumayan kan buat mengasah otak gue ini"
"PLEASE LO GAK GILA KAN? ORANG KAYA GITU MAU JADI PARTNER SAMA LO. MIMPI KALI"
Alena pun berfikir, apasih kesalahan dia sampai teman temannya berfikir seperti itu.
"Gue tanya sama lo berdua, Damar ke kalian baik kan?"
"Baik" sahut jihan dan wawa
"Nah makanya, karna gue tau dia masih baik ke orang lain. Mungkin karena perkenalan kita di awal yang salah. Dia gak mau kenalan dan temenan sama gue. Tapi tenang aja guys! Gue bakal jadiin dia partner ģue belajar. Lihat aja nanti"

Jihan dan wawa hanya menggelengkan kepala, melihat tingkah temannya itu seperti nene sihir yang sedang membuat rencana untuk membunuh orang tak bersalah.

Jam pelajaran sudah berbunyi. Alena beserta jihan dan wawa kembali ke kelas dan melanjutkan kegiatannya di sekolah.

Maafya guys kalo ceritanya agak kurang bagus, tapi tetep pantengin terus. Nanti pasti bakal ada kejutan kejutan yg menarik❤

DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang