Sementara

1.7K 89 1
                                    

Gue bener bener bingung harus berbuat apa sekarang, gue gatau apa yang sebenarnya harus gue lakuin sekarang. Gue pengen cerita, tapi gue gatau harus dengan siapa gue bercerita.

Alena membuka handphone yang ada di atas kasurnya itu, alena berniatan menghubungi seseorang. Siapapun yang akan mengerti keadannya saat ini.

Alena langsung asal memencet siapa dan nomor yang terakhir ia hubungi.

"Halo? Assalamualaikum?"

"Hikss hikssss hikss.." alena hanya terus menangis.

"Alena? Lo kenapa?" Suara ini rasanya tak asing. Suara lelaki yang berat.

"Ini siapa?hikshiks.. bantu gue"

Lah ini orang nelfon tapi nanya siapa,bego apa - damar

"Ini gue al, damara."

"Ya ampun, kenapa harus lo takdirnya hikss hiks .."

"Apaan si lo. Kenapa al ?"

....

Damara sedang belajar dikamarnya, iya kaget mendengar suara handphonenya yang terus berdering.. lalu ia berangjak untuk mengambilnya

Alena's Calling..

"Lah ada apaan nih anak nelfon gue"

Damara mengangkat telfon dari Alena dan ia sangat terkejut. Apa yang terjadi dengan Alena dia menelfon ku sambil menangis sampai damara ikut shock mendengar tangisan Alena di telfon.

"Gu.. gu.. gue butuh orang, buat cerita dam. Gue gatau harus kesiapa untuk menceritakan ini. Gue gaberani cerita ke temen temen gue karena memang gue gamau temen temen gue khawatir. Sorry gue membebani lo dam."

"Its okay Alena. Silahkan lo mau cerita dan nangis semau lo. Gue siap menjadi pendengar lo."

Dengan semua perkataan damara ke Alena sudah cukup memberikan ketenangan kepada Alena, bahwa masih ada orang yang peduli dengannya. Alena pun menceritakan semua permasalahannya ini kepada damara tanpa damara potong sedikitpun. Damara pun belum berani untuk memberikan saran atau pendapatnya. Ia hanya bisa mendengar dan menenangkan Alena. Ia khawatir dengan keadaan Alena. Meskipun tau alena selalu di tinggal oleh orangtuanya karena pekerjaan. Karena saat ini berbeda.

■■■

Hari ini Alena tidak pergi kesekolah, karena kepala nya pusing setelah semalaman dia menangis. Pintu kamarnyapun masih terkunci rapat. Hingga ibunya Alena mengetuk pun tidak di perdulikan.

"Baby.. come on. Biar momy jelaskan semua ini. Ayo buka pintunya sayang.."

Tidak ada jawaban dari Alena. Alena belum siap mendengar semuanya.

"Oke, momy minta maaf . Momy tau kamu kecewa dengan kami berdua Alena. Tapi ini gak bisa lagi di pertahanin. Dadymu telah berselingkuh! "Hiks hiks.. terdengar dari kuar pintu kamar alena ibunya menangis.

Alena pun terkejut mengetahui pengakuan itu, akhirnya tanpa basa basi Alena keluar dan menemui ibunya. Alena langsung memeluk ibunya dan tidak mengatakan apapun kecuali menangis.

Rasanya Alena benar benar merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya. Ayahnya yang kini sudah pergi dari rumah hanya meninggalkan kekecewaan kepada anak dan istirnya. Alena mencoba untuk kuat setelah mendengar semuaa permasalahan belakangan ini yang sebenarnya terjadi antara ibu dan ayahny. Alena tau, ibunya lah yang paling sakit dalam kondisi ini.

DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang