Chapter 8:Perusak Suasana

69 10 30
                                    

            ***
  Jam 18.30 aku dan Raka sudah berada di rumahku, kami segera ke dapur dan mulai memasak. Makanan yang akan kami masak cukup sederhana yakni nasi goreng dan itupun harus melihat tutorial di youtube

"kamu potongi sosis nya ya Ka" ujarku

"seberapa? Aku gak ngerti"

"udahh terserah kamu aja"

Aku pun sibuk dengan nasi yang sudah kumasukkan ke dalam wajan dengan sesekali melihat tutorialnya agar takaran bumbunya pas

"nih, aku masukin ya" Raka memasukkan sosis yang di potong nya

"kok besar-besar banget sih, ihh kamu gak bisa motong ya" ujarku sambil mengamati potongan sosis Raka

"gapapa kalok besar-besar kan bisa cepat kenyang, lagian untuk apa aku pandai motong kan kamu yang bakalan siapin masakan aku setiap paginya" ujar Raka sambil nyengir

"pletak" aku menjitak kepalanya

"aduhh sakit banget sih Fa" ujar Raka sambil mengusap kepalanya

"suruh siapa ngomong kayak gitu" ujarku sewot

ting nung...

bel rumahku berbunyi

"udahh biar aku aja yang bukain" Raka berjalan menuju pintu

Raka terkejut melihat siapa yang datang ternyata yang berdiri di depan pintu adalah kak Yoga dengan membawa kotak makanan

"eh! Maaf Syifa nya mana?" tanya kak Yoga

"ada didalam, ada perlu apa" tanya Raka sewot

Pasalnya Raka sudah menganggap Yoga seperti saingannya karena si Yoga sering mendekati Syifa

"siapa Ka?" tanyaku

"lho kak Yoga, ada apa kak?" lanjutku

"ohh ini, mama aku buat kue jadi ini buat kamu" ujar kak Yoga

Aku, kamu! Ini bukan kak Yoga kenapa dia merubah panggilannya bukannya biasanya dia khas dengan sebutan gue-lo

"hah! Ohh iya, makasih ya kak" ujarku menerima kotak makanan tersebut

"iyaa sama-sama" namun bukannya berlalu pergi kak Yoga masih setia berdiri di depan kami, aku pun bingung harus gimana

"hm,,kak Yoga mau masuk? Ehm,, enggak maksud aku ayo kak masuk" ujarku tergagap, Raka menyenggol lenganku

"kenapa disuruh masuk" ujarku Raka berbisik

"udah gapapa, ayo kak" aku dan kak Yoga pun masuk sedangkan Raka, ia berjalan dibelakang kami dengan wajah dongkolnya

            ***
  Keesokan harinya, di jam istirahat aku dan Lisa sedang berada dikantin menikmati jajanan kami

"heh!" meja kami digebrak oleh seseorang dan setelah kami mendongak baru kami menyadari bahwa itu kak Natasha

"apa-apaan sih kakak bikin kaget aja deh" ujarku ketus

"diem lo!, eh lo kan yang namanya Lisa cewek yang sok cantik yang coba untuk godain si Yoga" ujar Natasha ketus

"maksud kakak apa sih!" ujar Lisa tak kalah nyolotnya, ia berdiri dari duduknya, aku pun ikut berdiri

"gak usah sok polos deh lo, lo kan yang sering pulang bareng sama Yoga, dasar sok cantik lo" ujar Natasha sambil mendorong bahu Lisa

"kakak apaan sih, terus masalahnya sama kakak apa?" ujarku membela Lisa

"ehh lo bilangi ya sama temen lo ini, gue itu udah deket lama sama Yoga, jadi dia jangan kepedean bakalan disukai sama Yoga karena dia bukan tipe Yoga"

"terus tipe kak Yoga itu gimana? yang kayak kakak" ujarku meremehkan

"lagian kakak itu masih deket sama kak Yoga dan belum tentu juga kak Yoga mau sama kakak, buktinya kakak sampek sekarang udah ditembak belum? Belumkan" ujarku sewot

"gak usah banyak omong deh lo, kalian itu anak baru disini jadi jangan sok cantik" ujar Natasha sambil sesekali memainkan rambutnya

"udah deh Fa gak usah dilawanin, udah yuk kita pergi aja" ujar Lisa

"gak bisa gitu Sa, kita tuh jangan mau kalah sama kakak kelas yang beraninya cuma ngancam adek kelas doang" ujarku menyindir

"ehh lo kurang ajar ya" kak Natasha pun menjambak rambutku aku pun membalasnya, alhasil kami pun jambak-jambakan

"aduhh...Fa udah dong, ihh lepasin, aduh kok malah kalian yang berantem sih" ujar Lisa berusaha memisahkan kami

"ehh ada apa nih" ujar Raka, kak Yoga pun datang menghampiri kami

"ehh lepasin, apa-apaan sih lo" ujar Raka dan akhirnya tangan kak Natasha pun terlepas

"lo tuh gak tau malu ya, ini tuh sekolah pake berantem segala lagi" ujar Raka

"lo tanya aja tuh sama temen lo siapa yang salah" ujar Natasha sewot

"gue yakin si Syifa gak salah, lo aja yang gak punya etika" ujar Raka sambil menunjuk wajah Natasha

"Tas lo tuh kakak kelas, harusnya lo ngasih contoh yang baik buat adik kelas lo" ujar Yoga

"kok kamu belain dia sih, aku kayak gini juga karena kamu" Natasha menatap Yoga dengan nanar

"kok gue sih" ujar Yoga

"kak, kakak bilangin ya sama PACAR KAKAK ini jangan beraninya cuma sama adek kelas doang, dan kamu! Kamu ikat aja nih kak Yoga biar gak deket-deket sama orang lain" aku pun langsung menarik tangan Lisa dan segera pergi dari kantin, Raka pun mengikutiku

"lo bener-bener ya Tas" kak Yoga pun pergi meninggalkan kak Natasha

"lho Yog, Yoga...is..kok dia pergi sih" jerit kak Natasha sambil menghentak-hentakan kakinya

          ***
"maaf ya Fa, gara-gara aku kamu jadi kayak gini" ujar Lisa merasa bersalah

Sekarang kami sudah berada didalam kelas

"ini bukan salah kamu kok Sa, cuma si Natasha nya aja tuh yang nyari gara-gara" ujarku masih sewot

"Fa kamu gapapa kan" ujar Raka yang baru saja datang

"gapapa kok"

"coba aku lihat, ya ampun dahi kamu berdarah" Raka pun memegang dahiku

"iya ya, mungkin karena kena kukunya si mak lampir itu kali" aku pun memegang dahiku dan rasanya lumayan perih

"sini aku obatin" Raka pun dengan telaten mengelap darah yang ada di dahiku menggunakan tisu dan menempelkan handiplast

"makasih ya"

"iyaa, udah lain kali jangan dilawani orang kayak gitu, untung tadi gak ada guru, kalok gak kalian bisa kena hukum"

"aku cuma gak mau si Lisa tuh diapa-apain sama tuh orang, ya aku lawani aja tuh orang, lagian kalok kita takut dia pasti makin sering ngapain kita"

"ahhh...Syifa lo emang sahabat aku yang paling the best deh..." Lisa pun memelukku

"jadi pengen" ujar Raka, aku dan Lisa hanya tertawa saja

           ***

Asalamualaikum guys,,,gimana part nya seru gak?

Si Raka so sweet banget sih ngobatin lukanya Syifa, jadi pengen😆

Ohh iyaa disekoh kalian ada gak kakak kelas yang bentukan nya kayak gitu,,,,

Yaudah enjoy ya bacanya
Jangan lupa vote comment dan follow juga akun wp author

Lopyuuuuu

My Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang