Chapter 25:Penyesalan Yoga

27 8 13
                                    

            ***
  Setelah seminggu kematian Lisa, kami selaku kerabatnya belum bisa menghapuskan kesedihan yang kami rasakan, kami benar-benar kehilangan sosok Lisa yang periang

Selama ini kami tidak tau kalau ternyata dibalik tawanya, ia menyimpan kepedihan penyakit yang menggerogoti tubuhnya

Tak terkecuali kak Yoga, ia termasuk yang sangat-sangat terpukul atas kematian Lisa

Setiap harinya selalu dipenuhi dengan segala penyesalan yang tidak ada artinya lagi

Disini lha dia, di depan gundukan tanah yang masih terlihat lembab yang terukir nama seseorang yang telah menjadi penguasa hatinya

"Sa aku harus gimana, aku gak bisa tanggung penyesalan ini sendiri, aku laki-laki jahat yang udah masuk ke kehidupan kamu, seandainya Tuhan ngasih keajaiban buat bangunin kamu lagi, aku janji aku bakalan bahagiain kamu tapi semua udah terlambat Sa, semua udah berakhir, kenapa aku jatuh cinta sama kamu saat kamu udah gak ada, Sa...disana pasti gak ada yang buat kamu kecewa, gak ada yang bikin kamu sakit hati lagi, aku minta maaf Sa...aku minta maaf..." ujar kk Yoga menunduk dalam

Entah udah berapa tetes air mata yang jatuh dari pelupuk mata kak Yoga, ia persis seperti laki-laki lemah yang menangisi penyesalannya

           ***
"kak Yoga gak datang lagi ya? Kok aku gak liat dia ya dari tadi" ujarku sambil celingak-celinguk

Di depanku, Raka yang sedang menyantap mie ayam nya langsung mendongakkan kepalanya

"yaelah, pacarnya didepan lho, masak nyari yang gak ada sih" ujar Raka sewot

"ihhh...Raka stop deh, kamu jangan cemburuan gitu napa sih, aku cuma masih khawatir aja sama keadaan kak Yoga, dia pasti masih terpukul dengan kejadian ini" ujarku sambil menuangkan kecap ke mie ayamku

"yaudahlha biarin aja, suruh siapa dia dulu nyia-nyiain Lisa" aku langsung mencubit tangan Raka, ia pun meringis kesakitan

"kalok ngomong tuh disaring dulu ya, gak boleh kayak gitu, ini tuh bukan salah siapa-siapa, ini tuh udah takdir"

"terus aja belain dia" ujar Raka manyun

"yaudah ngambek aja terus, gak aku bales chat kamu nanti malam" ujarku memalingkan wajahku

"eh..iyaiya, jangan gitu dong" ujarnya sambil memegang tanganku

"oke-oke, tapi nanti pulang sekolah kita mampir ke rumah kak Yoga ya, kita harus kasih semangat buat dia"

"ck..iya-iya deh, terserah kamu aja dah" ujar Raka acuh

"nah gitu dong, jadi makin sayang" ujarku sambil mencubit pipi Raka

           ***
  Pulang sekolah, aku dan Raka langsung bergegas menuju rumah kak Yoga

"assalamualaikum tante" aku dan Raka pun salim kepada tante Riska(mama kak Yoga)

"waalaikumussalam Syifa, masuk yuk" ajak tante Riska

"kak Yoga gimana tante, kok dia belum masuk sekolah?" tanyaku

"iya tante juga bingung, ohiya ini siapa?" tanya tante Riska kepada Raka

"saya Raka tante, pacar Syifa" ujarnya sambil tersenyum ramah

"ohiyaaa Raka, Syifa, tante berharap kalian bisa nasehati Yoga biar dia gak merasa sedih lagi, tante khawatir sama dia, udah beberapa ini dia gak mau makan" tutur tante Riska

"kak Yoga nya sekarang mana tante?" tanyaku

"dia lagi dikamar, tadi dia baru pulang dari pemakaman Lisa"

"kalian ke kamarnya aja ya langsung" tambah tante Riska

Tante Riska pun mengantar kan kami ke kamar kak Yoga

Pemandangan yang kami lihat adalah tatapan kosong kak Yoga yang duduk diatas ranjang sambil memeluk foto Lisa

Tampak raut kesedihan disana, tubuhnya tampak kurus dan bawah matanya tampak kehitaman, ia benar-benar seperti mayat hidup, apakah kak Yoga se-depresi itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak raut kesedihan disana, tubuhnya tampak kurus dan bawah matanya tampak kehitaman, ia benar-benar seperti mayat hidup, apakah kak Yoga se-depresi itu?

"kak Yoga" sapaku takut-takut, ia melihat sebentar kearah kami lalu kembali pada tatapan kosongnya

"kak...kakak udah makan?" tanyaku sekali lagi

"perhatian banget sih" celetuk Raka pelan namun masih bisa kudengar

"uusst...diam" ujarku sambil melotot ke Raka

"kak, kakak jangan kayak gini dong, kakak harus ikhlas dengan semua ini" ujarku yang semakin mendekat dengan kak Yoga

"gue bodoh Fa, gue bodoh...gue udah nyia-nyiain orang sebaik Lisa yang udah sayang sama gue dengan tulus, tapi gue balas apa? Gue malah sibuk nyari perhatian orang lain, bahkan saat gue udah lukai hatinya pun dia masih sayang sama gue" ujar kak Yoga menatap lurus kedepan

"kak...dengan kakak kayak gini itu pasti buat Lisa sedih disana, Lisa itu sayang sama kakak, dia pasti gak mau lihat kakak sedih, kami semua juga merasa kehilangan tapi dengan kita nangis terus itu gak ngubah apapun yang udah terjadi" ujarku

"gue juga gak bisa ngomong banyak, tapi gue harap lo bisa bangkit dan teruskan cinta Lisa, cintai Lisa dengan raga yang masih lo punya, dengan lo ngejalani hari-hari lo dengan bahagia, gue yakin itu udah buat Lisa bahagia disana" ujar Raka, baru kali ini omongannya sedikit berbobot, hehehehe....

"semangat dong kak, sekolah lagi ya, jangan buat mama kakak sedih, kakak harus jalani hari-hari kakak seperti biasa lagi" ujarku terus memberikan semangat, kak Yoga sedikit mengangkat kepalanya dan melihat kearah kami

"makasih ya kalian udah ngibur gue, gue beruntung banget bisa punya teman kayak kalian" ujar kak Yoga sambil sedikit tersenyum yang masih tampak sedikit lemah di wajahnya

           ***

Okayyy....

Maafkanlha kalok agak lebay...tapi namanya juga merasa kehilangan yekan

Jangan lupa vote, comment and share ya

My Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang