***
Aku merebahkan tubuhku diatas tempat tidur, aku mengambil bingkai foto yang ada di meja belajarku sambil memandanginya, aku memandangi sosok yang selama beberapa bulan ini telah meninggalkanku"Sa..kamu apa kabar disana? Pasti kamu udah bahagia ya disana, ohiya hari ini bangku kamu udah ada yang duduki lho namanya Sherly, dia cantik, baik tapi tenang aja kamu masih tetap yang terbaik kok buat aku" aku pun mengubah posisiku menjadi duduk
Aku merogoh laci bawa meja belajarku dan mengambil kotak berwarna coklat berukuran sedang
Aku membuka kotak tersebut yang berisikan barang-barang yang diberikan oleh kak Yoga yang menyamar menjadi pengagum rahasiaku, semua barang-barang yang ia berikan aku simpan rapi ditempat ini
"Sa..maaf ya seharusnya barang-barang ini milik kamu karena saat ini orang yang dicintai kak Yoga adalah kamu. Terkadang..aku pernah minta Tuhan untuk bisa mengulang waktu yang kita lalui tapi aku sadar permohonanku gak masuk akal, aku hanya bisa berdoa supaya kamu tenang disana, kamu masih tetap jadi sahabat terbaik aku Lisa, aku sayang...banget sama kamu" batinku
Tak terasa air mata sudah membasahi mata dan pipiku, aku segera menghapusnya dan menyimpan barang-barang pemberian kak Yoga
***
Pagi harinya aku melangkah menuju halaman rumah yang sudah terdapat pujaan hatiku"oyy lama ya, maaf ya" ujarku menyenggol tangan Raka yang sedang berdiri didepan mobilnya
"kok tumben bawa mobil sih" tanyaku
"iya motor aku lagi di bengkel" ujar Raka
"kenapa? Rusak lagi, ih...kebiasaan deh gak bisa jaga barang" ujarku sambil melipat kedua tanganku didepan dada
"yaudah sih, sekarang emang jadwal motornya rusak" Raka pun menggiringku masuk ke mobil
"alasan aja sih kalok dibilangin" aku pun duduk disebelah Raka yang sibuk menyetir
"eh...kamu udah siap pr MM belum?" tanya Raka
"udah"
"nanti aku liat ya"
"iyaa"
"jutek amat sih" Raka pun menoleh sedikit kearahku
"biarin" aku pun melipat kedua tanganku didepan dada sambil melihat keluar jendela
Saat di tengah perjalanan, aku melihat seseorang yang sedang berdiri di simpang jalan, terlihat raut wajah khawatir di wajahnya
"eeh..stop!" ujarku menepuk lengan Raka
"ehh buset dah, ada apa sih" Raka pun mengerem mendadak mobilnya, untung saja dibelakang tidak ada kendaraan lain
"ada apa sih" tanya Raka lagi
"itu kan si Sherly ya" ujarku sambil menunjuk ke arah seseorang yang aku lihat tadi
"bukan! Kamu salah liat kali, udah lha ayo, udah telat nih"
"ehh..Raka tunggu dong, kalok itu beneran Sherly gimana, kan dia bisa bareng sama kita"
"yaudah kita kesana aja samperin dia" tambahku
"ck..ngapain sih" Raka pun menjalankan mobilnya menuju tempat berdirinya Sherly, setelah sampai di samping Sherly, aku pun membuka kaca mobilnya
"tuh kan bener Sherly, haii Sherly" ujarku menyapa Sherly
"eh Syifa!" tampak raut terkejut diwajah Sherly
"kamu mau pergi sekolah kan, bareng kita aja yuk" ajakku
"hmm..kayaknya gak usah deh, gue nunggu taxi aja" ujar Sherly menolak
"lho gapapa lagian nanti kamu terlambat, bareng aku aja sama Raka, ya kan Raka" Raka hanya memandang lurus kedepan dengan kedua tangan yang menggegam kemudi
"Ka jawab dong, aku kan nanya" ujarku mecubit lengannya
"hmm.." Raka hanya berdeham
ohh..Tuhan kenapa lagi nih anak?
"hmm..gapapa Fa, gue naik taxi aja" terlihat Sherly yang sungkan atas perlakuan Raka tadi
"udahlha kamu gak usah sungkan, Raka gapapa dia emang gitu orangnya, ayo naik" Sherly pun akhirnya naik kedalam mobil setelah aku bujuk beberapa kali
Kami bertiga pun akhirnya sampai di sekolah tanpa terlambat, kami berjalan beriringan menuju kelas
"makasih ya Fa-Ka atas tumpangannya" ujar Sherly tersenyum
"iya sama-sama" aku pun membalas senyumannya
"lain kali bawa kendaraan sendiri biar gak ngerepotin orang!" ketus Raka
"Raka! Kamu kok gitu, aku gak suka ya kamu ngomong gitu, minta maaf sama Sherly" ujarku pelan sambil mencubit lengannya
"Fa..ehm..udah gapapa, gue yang salah kok, lain kali gue bakalan bawa kendaraan sendiri biar gak ngerepotin kalian" ujar Sherly
"tuh nyadar" ujar Raka sambil berjalan meninggalkan kami
"ihh..Raka kok gitu sih, aduh maafin Raka ya, nanti aku jitak palanya tenang aja" ujarku merasa tidak enak dengan Sherly
Pelajaran pun dimulai dengan sangat hening, Sherly sesekali bertanya kepadaku dan aku senantiasa membantunya, Sherly orangnya seru, aku merasa nyambung berinteraksi dengannya
Bel istirahat akhirnya berbunyi, aku dan Raka sedang berada di perpustakaan karena lagi gak mood untuk pergi ke kantin, kami pun duduk di meja dekat dengan kipas angin
"Ka, kamu kok tadi jahat banget sih sama Sherly, kamu tuh gak boleh kayak gitu, kamu gak ikhlas nolongin orang lain?" ujarku dengan suara sepelan mungkin
"ck, aku ikhlas Fa tapi tuh tadi dia ganggu momen berdua kita tau gak" sewot Raka
"ya gak seharusnya kamu ngomong gitu sama dia, dia kan cewek, kamu gak tau ya kalok cewek tuh baperan"
"iya kayak kamu kan" Raka menyentil hidungku
"udah ah males bahas dia, aku mau ke toilet dulu, nanti kamu langsung balik ke kelas aja ya, aku tunggu dikelas" ujar Raka
"okee" Raka pun beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari perpustakaan
Ia berjalan santai menuju toilet, tiba-tiba
"Raka!" seseorang dibelakang Raka memanggil namanya, Raka pun menoleh kebelakang
"bisa kita ngomong sebentar" terlihat raut kemarahan yang ada diwajah Raka
"gak ada yang perlu diomongi lagi Din" ujar Raka beranjak pergi, namun seseorang tersebut segera menahan tangan Raka
"lepasin!!" Raka menyentak kasar tangan yang memegangnya
"gue Sherly, gue bukan Dinda, artinya lo masih butuh penjelasan dari gue karena lo masih menganggap gue sebagai Dinda" Raka menatap kebencian kepada gadis yang berada didepannya, ia segera pergi meninggalkan gadis tersebut dengan perasaan yang entah bagaimana
***
Assalamualaikum...
Ada yang penasaran gak sama part selanjutnya?
Jangan lupa vote, comment and Share ke teman2 kalian ya😍😍
Salam Author
Sindayyyyyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strange Man
Ngẫu nhiênKamu adalah salah satu keanehan yang selalu aku rindukan, kamu menjelma menjadi sesosok malaikat yang tak pernah kubayangkan, kamu indah...namun sayang keindahan mu tak bertahan lama karena sebuah alasan...