Chapter 23:Sedih dan Bahagia

33 5 3
                                    

Liu...liu...liu...
(kek gitu kira-kira suara ambulance ya😅)

Aku, Raka, kak Yoga dan om Ferry ikut mendorong tempat tidur yang membawa Lisa dengan beberapa suster

Lisa langsung dibawa ke ruangan UGD

Kulihat mama yang berlari tergesa-gesa dari kejauhan, kami memang membawa Lisa ke rumah sakit tempat mama bekerja

"sayang kamu jangan panik ya, Lisa gapapa kok" mama pun mengelus rambutku lalu masuk ke ruangan Lisa

Aku hanya bisa menunduk lesu dengan harapan tidak akan terjadi apa-apa dengan Lisa

Tante Rosa(mama Lisa) berlari tergesa-gesa sambil menangis dengan om Reno(papa Lisa) yang setia disampingnya

"Yoga gimana keadaan Lisa nak" ujar tante Rosa menghampiri kak Yoga

"tante jangan khawatir ya, Lisa pasti bakalan baik-baik aja" ujar kak Yoga memeluk tante Rosa

"makasih ya pak karena sudah membawa Lisa cepat kemari" ujar om Reno kepada om Ferry

"iyaa pak, itu sudah menjadi kewajiban saya menjaga mereka selama liburan" balas om Ferry

Cklekk...

Mama keluar dari ruangan Lisa dan menghampiri kami

"dok, gimana keadaan anak saya dok, Lisa gak kenapa-napa kan dok?" ujar tante Rosa penasaran dengan kondisi sang putri

"ma keadaan Lisa gimana ma" aku pun juga penasaran

"mama? Jadi dia mama kamu nak Syifa" tanya tante Rosa

"iyaa tante, ini mama aku" jelasku

"ya ampun kalian emang 2 wanita yang sangat baik, mama kamu lah yang selama ini merawat Lisa nak Syifa" ujar tante Rosa tulus yang dibalas senyuman tulus oleh mama

"maksud tante? Emangnya Lisa sakit parah? Ma Lisa kenapa?" tanyaku menggoyang-goyangkan lengan mama

"sayang kamu yang tenang ya, nanti bakalan mama jelasi" ujar mama lembut sambil mengelus puncak kepalaku

"dan untuk kondisi Lisa, ia sedang melewati masa kritisnya, kita harus menunggu sampai masa kritisnya selesai, kemungkinan dia akan mengalami koma yang sedikit panjang, tapi kami akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk Lisa, ibu dan bapak berdoa saja ya" tambah mama sambil mengelus pundak tante Rosa yang sudah menangis

***
Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang, aku meletakkan tas yang berisi baju selama liburan di puncak, sebenarnya hari ini kami masih berada di puncak, namun karena keadaan Lisa yang tidak memungkinkan kami terpaksa untuk pulang

Aku tak tau aku harus bagaimana, aku bingung. Di satu sisi aku bahagia karena telah menjadi kekasih Raka, namun di sisi lain aku sangat sedih melihat sahabatku masih dalam keadaan kritis

Tok...tok..tok...

Aku pun membuka pintu, kulihat mama yang tersenyum kearahku, aku pun mempersilahkan mama masuk barangkali mama ingin menjelaskan sesuatu kepada ku

Kami pun duduk di sisi ranjang saling berhadapan

"sayang maafin mama ya karena gak ceritain tentang kondisi Lisa sama kamu" ujar mama menggenggam tanganku

"ma, aku ini kan sahabatnya Lisa, kenapa mama nyembunyiin ini sama aku" ujarku yang mulai berkaca-kaca

"ini semua permintaan Lisa sayang, waktu itu dia datang ke rumah sakit dengan wajah yang sangat pucat bersama kedua orangtuanya, lalu mama periksa dia dan ternyata dia terkena penyakit kanker darah stadium akhir, mama juga gak tau kenapa dia baru datang ke rumah sakit disaat kanker nya sudah menyebar luas ke seluruh tubuhnya" jelas mama yang membuatku shock

"kanker darah ma?" tanyaku tak percaya

"iya sayang, dari situ mama mulai rutin menjadi dokter spesialis untuk dia, mama selalu rawat dia karena mama juga punya putri sebaya dengan dia yaitu kamu dan mama juga mulai ceritain tentang kamu sama dia, ternyata kalian satu kelas dan dia minta mama untuk tidak ceritain ini semua sama kamu, karena dia gak mau kamu ngejauh karena merasa terbebani punya sahabat yang penyakitan kayak dia"

"tapi mama tau kan aku gak kayak gitu orangnya, kenapa mama gak kasih tau aja sih sama aku" ujarku kesal

"maaf kan mama sayang, itu sudah menjadi kesepakatan kami, mama juga sudah bilang sama dia kalok kamu bakalan terima dia apa adanya tapi dia tetap keukeh untuk tidak memberitahukannya sama kamu sayang" ujar mama meyakinkanku

"ma..ambil aja darah Syifa ma, Syifa ikhlas kok" ujarku sungguh sambil meneteskan air mata

"sayang..Lisa bukan kekurangan darah, cuma ada yang lain di darahnya, kamu berdoa aja ya semoga mama bisa sembuhi Lisa"

"ma lakuin sebisa mama untuk Lisa ya, Syifa gak mau kehilangan Lisa ma, Syifa sayang sama Lisa" ujarku menangis di pelukan mama

"mama akan berusaha sayang karena mama juga udah anggap Lisa sebagai anak mama, makanya kamu harus sehat-sehat ya, mama juga gak mau kalok harus kehilangan kamu" mama pun mencium puncak kepalaku

"yaudah sekarang udah malam kamu tidur ya, jangan nangis lagi, Lisa pasti juga sedih kalok ngeliat kamu kayak gini" ujar mama sambil menghapus air mataku

"tapi mama tidur sama aku ya"

"aduh anak mama ini manja banget sih, yaudah mama tidur disini nemeni kamu" mama pun berbaring di ranjang, aku pun mengikutinya sambil memeluk erat mama

***

Assalamualaikum guys....

Gimana partnya seru gak???

Kritik dan saran kalian aku terima lhooo

Jangan lupa vote, comment dan ajak temen2 kalian buat baca cerita ini

Salam author

Sindayyyyy

My Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang