KOTAK MAROON

73 6 0
                                    

SENIN

Semua siswa/i berlari menuju lapangan sebelum Pak Wanto meneriaki mereka di mikrofon.

Pak Wanto, guru BK yang berdarah batak ini galaknya tiada tandingannya. Semua laki-laki yang nakal pun tidak berani melawan padanya. Sejago apapun siswa itu berkelahi, tetap, tidak ada yang berani melawan Pak Wanto.

"Cepat cepat!!!! " Perintah Pak Wanto dengan kumis tebalnya yang pendek.

Tidak ada yang berjalan pelan, semuanya lari dengan tergesa gesa mengambil barisan.

Ada yang sambil memasang dasi, ada yang sibuk memasukkan baju, ada juga yang memakai topi dengan rapi agar rambut panjangnya tidak diketahui guru dan akan dipotong dengan potongan yang sangat buruk.

"Vina!! Clara!! Topi sama dasi kalian mana?! " Teriak Pak Wanto dari kejauhan.

Sial nya mereka hari ini, karena Vina melupakan dasi nya yang ia letakkan di meja belajarnya dan Clara menghilangkan topi nya yang minggu kemarin ia letak di sembarang tempat.

Usaha mereka dengan cara bersembunyi di belakang teman-temannya sia-sia. Penglihatan Pak Wanto masih sangat bagus dan jeli.

Jantung mereka berdua berdesir kencang saat Pak Wanto berjalan menuju mereka.

"Gimana nih Vin, gue takut. "

"Gue juga Clar. "

Tangan dingin mereka bergenggam bersama.

Semua siswa jelas melihat mereka. Sangat jarang anggota Fantastic Four terkena masalah seperti ini.

Kini Pak Wanto sudah berkacak pinggang di hadapan mereka.

"Kalian ke sekolah ini bawa apa aja? Make up? Hp? Itu yang kalian bawa? "

"Lupa pak. " Jawab Vina dengan suara kecil yang sudah bergetar.

"Kamu ini nyambung tidak saya ngomong apa. Pertanyaan sama jawaban kok jauh berbeda. "

Ucapan Pak Wanto mengundang gelak tawa siswa lainnya.

"Saya ulangi lagi, kalian ke sekolah bawa apa? "

"Buku Pak. " Ucap Clara.

"Diri kalian tak kalian bawa? " Tanya Pak Wanto lagi.

Kedua nya terdiam. Semua siswa pun berhenti menertawakan.

"Sehabis upacara nanti kalian hormat bendera sampai jam istirahat pertama. Sekarang silakan jalankan kewajiban kalian sebagai pelajar untuk upacara. "

Pak Wanto melihat siswa lainnya, Yang lain, cepat siapkan barisan. Upacara akan dimulai. "

Semua siswa bergegas merapikan barisan sebelum kemarahan Pak Wanto terjadi kedua kalinya.

*****

Neisya melihat sekeliling kelas. Ia hanya menemukan Deby, kedua temannya lagi entah dimana.

"Deb, Clara sama Vina mana? " Neisya mendatangi Deby yang sedang literasi dengan membaca novel sebelum jam pertama dimulai.

"Tuh. " Deby mengarahkan mata dan dagu nya ke jendela, menunjuk mereka berdua yang sedang hormat pada bendera.

"Mereka kenapa hormat disitu? Telat? "

"Gak bawa dasi sama topi. Lo gak tau mereka kena marah Pak Wanto?"

Neisya menggeleng, "Beneran gak tau gue. Tadi kan gue hampir telat. Supir gue aja gak jadi sarapan gara-gara gue suruh cepet. "

"Emang lo itu ya. Gak ada otaknya kalo udah tidur, kayak orang mati! " Ucap Deby penuh penekanan.

GASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang