AWAL BENCI

46 6 0
                                    

Hari ini hujan membasahi area kossan. Semua anak kos menunggu hujan reda di pintu masuk kos.

Wanita maupun laki-laki menunggu di lantai bawah, ada yang mengenakan baju sekolah ada juga yang memakai baju kerja. Semuanya berharap hujan reda.

Ada juga yang menunggu hujan reda dari dalam kamarnya. Sama hal nya pada Neisya dan Mori. Mereka berdua menunggu di balkon sembari melihat lihat orang yang berlarian dengan payung dan jas hujan.

"Kak, kalo hujan gini jadi pengen nostalgia deh. " ucap Neisya mata yang masih melihat kesana kemari.

"Nostalgia apa? " sama, mata Mori juga melihat keadaan dibawah.

"Biasanya hujan gini aku sama mama papa jalan pake mobil sambil nyanyi gitu. Kadang juga ketawa tawa, terus ceritain hal yang gak jelas tapi seru. Pokoknya serasa dunia itu cuma milik kita bertiga. " ucapnya panjang lebar.

"Kakak kamu mana? " tanya Mori menoleh pada Neisya.

"Dia jarang ada waktu buat kita. Tapi semenjak mama papa pisah kakak semakin gak ada waktu buat aku. Mungkin, dia udah lupa kalo punya adik. "

Mori mengelus punggung Neisya, "Sstt, gak gitu Neisya. Dia inget, sayang, bahkan kangen sama kamu. Cuma mungkin emang waktunya aja yang belum tepat. "

Neisya melihat ke samping, melihat Mori tersenyum, "Aku udah coba mikirin hal gitu kak, tapi tetep aja aku ngeliat dia dari sosmed kayak udah bahagia sama keluarga barunya. "

Neisya menghela nafas pelan dan tersenyum, "Tapi gak pa pa. Asal kakak sama mama seneng aku juga seneng. Meskipun aku sama papa gak pernah gitu. "

Mori mencoba menguatkan Neisya yang sedang memperjuangkan kebahagiaannya dan juga papanya.

"Gak cuma kamu yang peduli sama diri kamu, kakak juga. Kakak peduli sama kamu, banyak juga yang peduli sama kamu. Jangan pernah ngerasa jadi orang yang paling lemah ya. " pinta Mori dengan suara jelas karena hujan mulai mereda.

Neisya berdiri, "Ayo kak. Kita cari kesenangan demi diri kita. "

Tampak senyuman semangat berkobar dari Neisya. Membuat Mori ikut bangkit.

*****

"Nei, lo dicariin tuh. " ucap Oni wakil ketua kelas.

"Sama siapa? " tanya Neisya yang tadinya sedang membuat tugas susulan.

"Anak MEXICAN MAFIA. Mereka di ujung koridor noh. Samperin gih daripada ntar lo bermasalah ama mereka. " ucap Oni menakut nakuti.

Neisya lantas memenuhi panggilan.

Ia berdiri tepat di barisan lima laki-laki yang sedang duduk bersandar di dinding.

"Ada apa? " Neisya mengatur nafasnya, ia sedikit letih berjalan pincang.

Ghana berdiri, "Lo gak usah akting bisa gak? "

Dahi Neisya mengkerut bingung, "Maksudnya? "

"Ck, gue tau kaki lo ini sebenernya gak sakit kan? "

"Aw! Sakit Ghana! " teriak Neisya. Kaki nya telah digretak oleh Ghana cukup kuat.

"Gara-gara kaki lo ini, gue jadi dimarahin sama mama gue. "

Neisya semakin tak mengerti maksud dari laki-laki di hadapannya ini.

"Apa sih maksud lo? " tanya Neisya berharap kali ini ia akan mengerti.

"Mama gue nyalahin gue atas kesalahan yang lo buat sendiri ini. Dia nyuruh gue buat jaga lo, tapi lo malah sakit parah gini, dan gue yang kena imbasnya. Enakan di elo dong. "

GASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang