Kagura tertunduk. Keceriaannya kini berganti menjadi kemurungan. Senyuman yang sebelumnya terlihat pun menghilang dari wajahnya.
Kamui dan Nobume bertukar pandang. Keduanya menghela nafas bersamaan tidak tau apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi kemurungan Kagura.
“Kau sudah menghubungi Okita?” tanya Nobume memecah keheningan. Terlihat pundak Kagura sempat menegang saat nama Okita disebut.
“Sudah. Aku mengirimkannya pesan, tapi tidak ada balasan darinya.” Jawab Kamui setelah menghela nafas.
“Aku….” Kagura membuka mulutnya. “Aku suka padanya.”
“Kami tau.” Jawab Kamui dan Nobume kompak.
“Dan alasan kenapa dia mendekatiku karena dia terkena kutukan?” Kagura mengangkat kepalanya. Dia menatap Kamui dan Nobume bergantian. Air matanya yang tertahan di pelupuk matanya sudah siap untuk jatuh dan membasahi pipinya.
“Artinya dia akan berhenti mendekatiku jika kutukannya terhenti?”
Kamui dan Nobume terdiam. Mereka tidak tau bagaimana harus menjawabnya. Apalagi Nobume. Dia baru tau tentang kutukan itu pun tadi pagi.
“Kenapa dia tidak mengatakan apa-apa tentang kutukannya padaku?” tanya Kagura lagi.
“Aku dengar kalian bertengkar saat pertama bertemu.” Nobume terdiam sejenak memikirkan kata-kata yang akan dikatakan berikutnya. “Mungkin dia pikir kau membencinya dan tidak akan mau membantunya.”
“Jadi dia mendekatiku agar aku tidak membencinya dan mau membantunya?” kata Kagura berspekulasi sendiri.
“Kita tidak bisa berspekulasi seperti ini. Lebih baik kau menanyakannya langsung ke Sougo-kun.” Tegur Kamui.
“Aku akan menelponnya.” Nobume mengeluarkan ponselnya.
“Jangan!” Kagura memegang tangan Nobume lalu merebut ponselnya. “Aku tidak mau bertemu dengannya.”
“Kau harus mendengarnya langsung darinya, Kagura.” Kata Kamui. Dia merebut ponsel Nobume dari tangan Kagura.
Kamui terlihat berbeda dari biasanya. Dia yang selalu tersenyum dan terlihat lembut, kini tidak tersenyum dan terlihat tegas. Kamui pun memanggil nama Kagura, bukan ‘Imouto-chan’.
“Tapi…”
“Aku memang memintanya untuk menjauhimu setelah kutukan itu berhenti. Tapi aku akan menarik permintaan itu karena kau terlihat sangat menyukainya.” Kamui menyerahkan ponsel Nobume ke pemiliknya lalu menangkup kedua pipi Kagura. “Tapi kalau kau seperti ini, mungkin aku akan tetap menyuruhnya untuk menjauhimu.”
“Jangan!”
Air mata Kagura mengalir bebas membasahi pipinya. Dia benar-benar sudah tidak tau apa yang harus dilakukan. Dia benar-benar bingung dengan situasinya saat ini.
“Bertemu lah dengannya. Dan dengarkan alasan konyol kenapa dia terkena kutukan itu.” Nobume mengelus rambut Kagura.
“Benar. Alasan konyol.” Kata Kamui sambil tertawa kecil. Dia mengangkat tangannya dari pipi Kagura.
“Alasan…” Kagura menyeka air matanya. “Aku dan dia melakukan kesepakatan. Jika aku membantunya untuk mendekati Nobutas, dia akan mentraktirku makan siang di kantin.”
“Hah?!”
“Jadi itu alasan kenapa kalian suka makan bersama di kantin?” tanya Kamui.
“Un…. Dan dia memberikanku BD drama 'Ladies Four'.” Jawab Kagura mencoba mengalihkan pembicaraan agar mereka tidak membahas tentang dia yang harus berbicara dengan Sougo.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Day To Change (End)
Teen FictionLahir di keluarga yang kaya, memiliki wajah yang tampan, penampilan yang menarik, dan selalu menjadi peringkat teratas. Itulah Okita Sougo. Tapi dibalik dirinya yang sempurna itu, dia memiliki kekurangan. Yaitu, sifatnya yang buruk dan... Dia akan b...