“Bagaimana kalau kau pulang saja? Kita lakukan di tempatmu saat orang tuamu tidak ada atau saat ada orang di rumahku?” tanya Sougo memberikan saran.
“Kau tidak mau cepat-cepat menghentikan perubahanmu menjadi kucing di tengah malam?” tanya Kagura membalas Sougo.
“Tentu saja aku mau. Tapi-”
“Yasudah. Aku akan tetap disini dan kita hentikan kutukanmu malam ini juga.” Potong Kagura menetapkan keputusan untuk tetap menghentikan kutukan Sougo.
“Bodoh! Kau tidak khawatir aku akan melakukan sesuatu padamu?!”
“Tidak. Memangnya apa yang akan kau lakukan?” tanya Kagura. Dia pura-pura tidak tau apa yang akan Sougo lakukan di saat seperti ini.
Urat kekesalan muncul di pelipis Sougo. Dia sangat tau kalau Kagura mengerti apa yang dimaksudnya. Tapi Kagura pura-pura tidak tau dan mengatakannya seolah-olah tidak mengerti dan menantang Sougo.
“Sudahlah! Lakukan apapun yang kau sukai!” dengus Sougo sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Dia menyalakan TV lalu terus-terusan mengganti saluran TV karena kesal.
Kagura mengambil jus miliknya dan meneguknya sambil memperhatikan Sougo yang kesal. Dia terkekeh geli melihat wajah cemberut Sougo yang malah membuatnya seperti anak kecil dan terlihat manis.
“Apa?” tanya Sougo sadar sedang ditertawakan Kagura.
“U-un… kau terlihat manis dengan wajah cemberut mu.” Jawab Kagura dengan senyum meledek Sougo.
“Siapa yang kau sebut manis, hah?!” tanya Sougo kesal sambil mencubit pipi Kagura.
“Tentwu swaja itu kwau, pwacarkwu.” Jawab Kagura tidak jelas karena bibirnya melebar akibat masih dicubit Sougo.
Walaupun tidak jelas, jawaban Kagura membuat Sougo tertegun. Dia melepaskan cubitannya lalu memalingkan wajah sambil menutup mulutnya dengan punggung tangan.
Melihat reaksi Sougo yang seperti itu membangkitkan sisi sadis Kagura. Ini pertama kalinya dia melihat Sougo seperti itu. Dan dia ingin terus melihat sisi Sougo yang terlihat manis.
“Hee…. Kau malu?” tanya Kagura menggoda Sougo.
“Kenapa aku harus malu, Bakagura?!” bentak Sougo. Dia tidak bisa menatap wajah Kagura. Wajahnya terasa panas saat mendengar pertanyaan itu.
“Hmm…” senyum Kagura tambah melebar melihat wajah Sougo yang memerah. “Aku suka padamu.”
“Haah?! Kenapa tiba-” Sougo menoleh ke arah Kagura dan mendapati gadis itu tersenyum lebar memperlihatkan serentetan gigi putihnya.
Sougo menggigit bibir bawahnya. Dia sudah tidak tahan dengan godaan setan yang berada diantara dia dan Kagura. Dia pun meraih pipi Kagura dan mencium bibir Kagura.
Kagura tertegun dengan Sougo yang tiba-tiba menciumnya. Dia mencoba menarik diri, tapi Sougo segera meraih belakang kepalanya dan menahannya agar tidak menjauh.
“Hngh- Sou…” Kagura melenguh saat memejamkan matanya dan merasakan bibirnya yang mulai dilumat Sougo. Nafasnya tercekat saat Sougo mulai memperdalam ciumannya.
“Jangan lupa mengambil nafas, Kagura…” kata Sougo mengingatkan di tengah-tengah ciumannya.
“Sou-”
DUAGH!!!
“Berani sekali kau melakukan hal mesum disaat tidak ada orang di rumah!”
“Sakit!” Sougo memegangi kepalanya yang baru saja dipukul. Dia menoleh ke samping dan melihat Souko yang sedang bersedekap dan menatap tajam ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Day To Change (End)
Teen FictionLahir di keluarga yang kaya, memiliki wajah yang tampan, penampilan yang menarik, dan selalu menjadi peringkat teratas. Itulah Okita Sougo. Tapi dibalik dirinya yang sempurna itu, dia memiliki kekurangan. Yaitu, sifatnya yang buruk dan... Dia akan b...