Penindasan atau perundungan atau perisakan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber (Sc: Wikipedia). Mungkin ini tidak patut untuk dibanggakan, Kagura sudah merasakan keempatnya.
Saat dia baru duduk di bangku SMP, Kagura mengalami penindasan karena alasan yang tidak jelas dan tidak dapat dipahami. Alasannya adalah karena Kagura saudara kembar Kamui. Sungguh alasan yang tidak masuk akal, bukan? Itu artinya mereka membenci keberadaan Kagura. Padahal beberapa diantara mereka ada yang tidak Kagura kenal. Berbicara saja tidak pernah apalagi membuat kesalahan yang sampai membuat mereka marah.
Penindasan itu selalu terjadi di saat Kamui tidak berada di dekat Kagura. Mereka menghina Kagura, memukul Kagura -di tempat yang tidak terlihat-, menyembunyikan barang-barang Kagura, dan juga meneror Kagura dengan mengiriminya pesan ancaman tanpa sedikitpun disadari oleh Kamui.
Pada awalnya Kagura marah, takut, dan sedih. Dia pun mencoba untuk melawan. Tapi bukannya penindasan itu berakhir, justru penindasan itu semakin parah.
Akhirnya Kagura membiarkan penindas-penindas itu melakukan sesukanya sampai mereka bosan. Jika mereka menghina, Kagura akan mengabaikannya. Jika mereka memukul, Kagura akan mengobati lukanya. Jika mereka menyembunyikan barang-barangnya, Kagura tinggal mencarinya. Dan jika mereka menerornya dengan mengirimkan pesan ancaman, Kagura hanya akan menghapus pesan itu tanpa membacanya.
Tentu saja dengan cara membiarkan penindas-penindas itu berbuat sukanya juga bukan cara yang tepat. Karena walaupun Kagura membiarkan mereka, Kagura menjadi pelampiasan kekesalan mereka. Disaat mereka sedang ada masalah, maka Kagura akan dipanggil dan akan dipukuli. Penindasan itu berakhir ketika dia dan keluarganya pindah ke Jepang. Dan Kagura bersyukur bisa pindah ke Jepang karena dia tidak perlu ditindas lagi.
Setibanya di Jepang, Kagura tidak mencari teman. Bukan karena dia menjadi anti-sosial atau sebagai nya. Dia hanya berhati-hati untuk mencarinya agar dia tidak ditusuk dari belakang. Dan akhirnya Kagura mendapatkan tiga orang yang sangat bisa dipercaya. Nobume, Shinpachi, dan Gintoki. Walaupun hanya berteman dengan tiga orang, Kagura masih bersosialisasi dengan orang sekitarnya.
Hari-harinya sangat damai sampai Sougo satu sekolah dengannya. Sougo selalu mendekatinya, memaksanya, mengganggunya, dan mengajaknya berdebat. Tapi itu berbeda dengan penindasan yang pernah dialaminya. Semua yang dilakukan Sougo justru membuatnya semakin dekat dengan laki-laki itu. Hari-hari yang sebelumnya damai menjadi ramai dan lebih berwarna dari sebelumnya. Bahkan sekarang dia jatuh cinta pada laki-laki itu.
Tapi hari yang ramai dan lebih berwarna itu diikuti dengan sesuatu yang buruk. Sougo adalah salah seorang siswa populer di sekolahnya. Tentu saja dekat dengannya membuat orang-orang yang menyukainya akan membencimu. Dan Kagura tau kalau sudah ada beberapa orang yang membencinya. Tinggal menunggu waktu hingga mereka melakukan sesuatu padanya.
Waktu itu pun tiba. Waktu dimana orang-orang mulai menindas Kagura.
Saat dia memasuki gedung kelas dan akan mengganti sepatu dengan sepatu ruangan, loker sepatunya penuh dengan sampah kertas. Ada tiga orang yang menertawainya dan tiga orang itu adalah teman sekelasnya, Sakamoto Karin, Kirisaki Yumi, dan Yamada Ritsu. Tapi penindasan yang mereka lakukan bisa terbilang cukup ringan dibandingkan dengan yang dialami Kagura sebelumnya. Yah, mungkin karena itu adalah hari pertama. Dan benar saja, di hari-hari berikutnya penindasan mereka semakin meningkat dan terang-terangan. Mereka mengotori meja Kagura, merobek bukunya, menyembunyikan baju olahraganya, dan memukulnya di depan kelas. Tentu saja disaat tidak ada guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Day To Change (End)
Teen FictionLahir di keluarga yang kaya, memiliki wajah yang tampan, penampilan yang menarik, dan selalu menjadi peringkat teratas. Itulah Okita Sougo. Tapi dibalik dirinya yang sempurna itu, dia memiliki kekurangan. Yaitu, sifatnya yang buruk dan... Dia akan b...