A Good Day to Buy Milk

1.2K 126 9
                                    

Sougo terdiam memperhatikan gadis rakus yang melahap semua makanan yang ada di depannya. Dia memang berjanji untuk mentraktirnya makan, tapi dia tidak menyangka kalau gadis itu memesan banyak makanan dan dihabiskan sendiri.

“Aku tidak menyangka kalau kau ternyata gadis yang rakus.” Kata Sougo. “Sepertinya aku akan bangkrut dalam waktu singkat.”

“Kalau begitu, bekerjalah… Agar kau bisa memberiku makan.” Kata Kagura tidak memperdulikan perkataan Sougo yang sebenarnya menyindirnya.

“Itu terdengar seperti seorang istri yang menyuruh suaminya bekerja, kau tau?”

Kagura tersedak mendengar perkataan Sougo. Istri? Suami? Mana mau Kagura menjadi istri dari Okita Sougo yang sangat angkuh dan menyebalkan.

“Aku memang mentraktirmu, tapi ingat tentang kesepakatan kita. Kau harus membuatku berpacaran dengan Nobume.” Kata Sougo datar.

“Ya, aku ingat kok. Aku sedang memikirkan sebuah rencana. Tapi karena perutku lapar, aku jadi tidak bisa mikir.” Balas Kagura sambil menyantap ramen ketiganya.

Sougo menghela nafas. Biasanya seorang gadis akan menjaga image nya saat bersama dengan laki-laki. Dan setiap gadis yang makan bersamanya pasti selalu menjaga imagenya.

Tapi Kagura berbeda. Dia sama sekali tidak menjaga imagenya di depan Sougo. Makannya sangat lahap seperti orang yang tidak makan selama tiga hari.

Di mata Sougo, Kagura terlihat kekanak-kanakan. Saking lahapnya, sisa kuah ramen menempel di sudut bibir Kagura. Merasa terganggu dengan sisa kuah ramen itu, Sougo mengulurkan tangannya dan mengelap sisa kuah ramen di sudut bibir Kagura dengan ibu jarinya.

Kagura membelalakkan matanya terkejut dengan apa yang dilakukan Sougo. Wajahnya memerah seketika saat ibu jari laki-laki itu sedikit menyentuh bibirnya.

“A- a- apa.. apa yang kau lakukan!?” tanya Kagura gagap.

“Aku hanya membersihkan wajahmu dari kuah ramen.” Jawab Sougo santai sambil menunjukkan ibu jari yang digunakan untuk mengelap sudut bibir Kagura.

Kagura segera menyeka bibirnya dengan punggung tangannya. Dia sangat malu. Wajahnya tertunduk untuk menyembunyikan rasa malunya.

Sougo mengakui kalau Kagura memiliki wajah yang cantik dan menarik perhatian. Sayangnya kecantikannya itu tertutupi oleh kerakusan gadis itu. Tapi setelah Sougo melihat reaksi Kagura, entah kenapa Kagura terlihat manis dan lucu. Dan Sougo jadi tergoda untuk menjahili Kagura.

“Nee… Bagaimana kalau kita nonton film?”

._._._._._.

Kagura menatap langit-langit kamarnya. Mengingat kembali apa yang terjadi di kantin sekolah. Saat Sougo menyentuh bibirnya dan mengajaknya nonton film.

Jantung Kagura berdegup lebih kencang daripada biasanya. Wajahnya terasa panas saat mengingat betapa mempesonanya senyum Sougo. Senyuman yang dibentuk oleh bibir tipis yang pernah menciumnya.

Kagura mengambil bantalnya lalu menutup wajahnya. Dia berteriak sekuat tenaga dibalik bantal itu. Dia ingin melupakan ciuman itu. Tapi setiap kali dia mengingat Sougo, pasti dia akan kembali mengingat ciuman itu.

“Itu hanya kecelakaan! Ciuman karena kecelakaan tidak dihitung!”

“Ciuman? Kau berciuman dengan siapa?”

Kagura terkesiap. Dia segera menyingkirkan bantalnya dan bangun dari posisi tidurnya. “Kamui! Kenapa kau masuk sebelum mengetuk pintu kamarku?!”

“Aku sudah mengetuknya, tapi kau tidak menjawab.” Kata Kamui lalu bersedekap. “Kau berciuman dengan siapa?”

“Aku tidak berciuman dengan siapapun. Kau hanya salah mendengar, Kamui.” Sangkal Kagura.

A Good Day To Change (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang