(Not) A Good Day To See A Bad Things

970 119 5
                                    


“Tapi jika aku menemukan kebenaran kalau kau memang ditindas, aku akan menghukummu.”

.

.

.

Entah seperti apa perasaan Kagura saat ini, tapi yang pasti dia sangat khawatir dengan Sougo yang akan mencari tau tentang penindasan itu. Bukan karena takut hukuman yang akan diberikan padanya, tapi takut karena dia tidak tau apa yang akan Sougo lakukan jika dia mengetahuinya.

Setelah diantar pulang Sougo dan Souko, Kagura mengirim pesan singkat kepada Souko dan memintanya untuk tidak memberitahu Sougo mengenai penindasan itu. Untungnya Souko mau mengabulkan permintaannya, jadi walaupun sebentar Kagura bisa bernafas lega.

Bukan hanya Souko, Kagura juga mengirim pesan kepada teman sekelasnya dan meminta hal yang sama. Kagura meminta mereka agar tidak memberitahu Sougo jika laki-laki itu bertanya kepada mereka. Tentu saja mereka langsung menyetujuinya, kalau tidak mungkin satu kelas itu akan mendapatkan masalah mengingat mereka pun sempat menindas Kagura.


Sejak Souko mengancam mereka, hubungan Kagura dengan teman sekelasnya kembali membaik. Bahkan lebih baik dari sebelumnya. Mereka menjadi lebih baik, lebih peduli dan lebih perhatian pada Kagura. Mereka seperti itu mungkin karena rasa bersalah sudah menindasnya atau hanya sekedar formalitas. Walaupun begitu Kagura sudah memaafkan mereka dan akan melupakan semua perbuatan mereka sebelumnya.

Tiba-tiba Kagura teringat dengan laki-laki yang melihatnya ditindas, Takasugi Shinsuke. Kagura tidak memiliki kontak laki-laki itu. Dan Kagura tidak tau apakah laki-laki itu mau merahasiakan apa yang sudah dilihatnya atau tidak.

Tapi, sudahlah…. Untuk malam ini Kagura tidak mau memikirkannya. Dia merasa tidak nyaman karena seharian ini tubuhnya berkeringat karena harus menahan rasa sakit di perutnya. Oleh karena itulah Kagura ingin secepatnya membersihkan diri. Lagipula setiap kali harinya terasa berat, dengan mandi semua bebannya terasa terangkat.

Setelah mengambil piyamanya, Kagura berjalan ke kamar mandi. Kemudian Kagura membuka pakaiannya dan meletakkannya di keranjang pakaian kotor. Dan begitu Kagura melepaskan celana dalam, dia melihat bercak darah di celana dalamnya. Ternyata hari ini Kagura benar-benar menstruasi.

Kagura tidak sempat mengingat siklus menstruasinya karena penindasan yang terjadi padanya. Mungkin saja karena menstruasi itulah yang membuat perutnya terasa lebih sakit. Tapi karena hari ini dia benar-benar menstruasi, artinya dia tidak sepenuhnya berbohong pada Sougo.

Setelah mencuci celana dalamnya, Kagura menyalakan keran kemudian membasuh tubuhnya. Lalu saat Kagura hendak menyabuni tubuhnya, dia melihat memar di perutnya.

“Haaah…. Setelah mandi sebaiknya aku mengompresnya.” Gumam Kagura setelah menghela nafas panjang.

._._._._._._._._._.

Sambil menunggu adik kembarnya selesai mandi, Kamui memasak untuk makan malam untuk dua orang. Malam ini orang tuanya sedang diluar kota karena pekerjaan mereka.

Sebenarnya Kamui masih bertanya-tanya kenapa Sougo menelponnya. Dan Kamui menebak itu ada kaitannya dengan Kagura.

Kamui ingin menanyakan hal itu pada Kagura. Tapi tentu saja adik kembarnya itu pasti tidak mau menjawabnya. “Akhir-akhir ini dia selalu menyembunyikan sesuatu dariku.” Gumam Kamui.

“Harumnya…. Malam ini kita makan hamburger, ya?” tanya Kagura yang baru keluar dari kamar mandi. Dia berjalan masuk ke dalam dapur kemudian membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol jus.

“Imouto-chan. Jika kau mau menceritakan sesuatu padaku, aku akan memberikan jatah hamburgerku untukmu.” Kata Kamui mencoba menyogok Kagura.

Kagura terdiam. Dia tergiur dengan sogokan yang diberikan Kamui. Hamburger buatan Kamui adalah hamburger terenak yang pernah dimakan Kagura. Tentu saja tawaran Kamui sangat menggiurkan. Apalagi dengan perut yang kosong karena tidak makan siang, mendapatkan hamburger tambahan adalah sesuatu yang sangat berat untuk Kagura tolak.

A Good Day To Change (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang