“Aku menyukaimu, Okita Sougo.” Kagura meneguk ludahnya lalu menarik nafas dan menghembuskannya. “Aku tau kau-”
“Tunggu...” Sougo menyela perkataan Kagura. “Sebelumnya… apa kalian berdua akan tetap disini?”
Sougo menatap Kamui dan Nobume bergantian, menunjukkan ketidaksukaannya dengan keberadaan mereka berdua. Tapi dua orang itu sama sekali tidak sadar dengan tatapan Sougo. Tidak. Lebih tepatnya tidak peduli dengan perasaan Sougo yang tidak suka dengan keberadaan mereka.
“Aku disini untuk mengawasimu agar tidak membuat adikku menangis.” Jawab Kamui.
“Aku hanya mau mendengar penjelasanmu yang memanfaatkan Kagura untuk mendekatiku.” Jawab Nobume.
Sougo menatap datar dua orang yang sangat mengganggu itu. Entah kenapa mereka terlihat kompak. Mungkinkah karena ini berkaitan dengan Kagura?
Itu tidak penting. Pembicaraannya dengan Kagura membutuhkan ruang privat. Keberadaan Kamui dan Nobume bisa mengganggu keseriusan. Lagipula Sougo ingin menyatakan perasaannya pada Kagura.
Tunggu. Apa dia malu menyatakan perasaannya di depan Kamui dan Nobume? Perasaannya jelas terbalas karena Kagura juga menyukainya. Jadi dia tidak perlu malu. Dia tidak akan ditolak Kagura.
Sougo berdehem. Dia harus fokus untuk menjelaskan semua yang harus dijelaskan. Bukan waktunya untuk senang karena tau cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
“Aku berjanji tidak akan membuatnya sedih. Soal aku yang meminta bantuannya untuk mendekatimu, nanti akan ku jelaskan. Jadi bisakah kalian pergi?” usir Sougo sesopan mungkin.
“Tidak. Aku akan tetap disini.” Jawab Kamui dan Nobume serentak. Sungguh mereka sangat kompak seolah-olah sudah merencanakannya.
Sougo kembali menatap datar dua wajah pengganggu itu. Seperti biasa, Kamui membalasnya dengan senyuman manis dan Nobume membalasnya dengan tatapan datar.
“Baiklah. Kalau begitu, jangan menggangguku.” balas Sougo. Tidak ada gunanya menghabiskan tenaga untuk menghadapi dua pengganggu itu. Sudah cukup dia kelelahan karena berlari untuk ke tempat mereka bertiga.
Sougo menghela nafas panjang lalu fokus menatap Kagura. Sedangkan orang yang ditatapnya langsung tertegun dan menundukkan wajah.
“Sudah berapa banyak kau mengetahui tentang kutukannya?” tanya Sougo.
“Tentang kutukanmu, alasan kenapa bisa aktif dan bagaimana menghentikannya, dan…” Kagura mengepalkan tangannya untuk mengumpulkan tenaga agar suaranya tidak terdengar bergetar. “Kau akan menjauhiku setelah kutukanmu berhenti.”
“Lalu kenapa kau tidak mau bertemu dan berbicara denganku?” tanya Sougo lagi. “Apa karena kau sedih jika aku berhasil menghentikan kutukannya, maka aku akan menjauhimu?”
“Tentu saja, bukan?!” balas Kagura dengan nada yang cukup tinggi. “Aku menyukaimu dan aku tidak mau kau meninggalkanku.”
Suara Kagura mulai bergetar. Air matanya yang mulai tergenang di pelupuk mata siap membasahi pipinya.
“Karena jika kutukanmu berhenti... kau tidak akan membutuhkanku lagi.” Lanjut Kagura. Dia mengangkat kepalanya lalu menatap Sougo dengan tatapan sedih.
Sougo menghela nafas entah untuk keberapa kalinya. Dia ingin menjelaskan semuanya pada Kagura. Tapi dia tidak tau darimana dia harus memulainya.
“Bagaimana kalau kau menjelaskan semuanya mulai dari kenapa kau terkena kutukan itu?” kata Nobume memberikan saran. Keberadaan Kamui dan Nobume sepertinya lebih berguna daripada dugaan Sougo.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Day To Change (End)
Teen FictionLahir di keluarga yang kaya, memiliki wajah yang tampan, penampilan yang menarik, dan selalu menjadi peringkat teratas. Itulah Okita Sougo. Tapi dibalik dirinya yang sempurna itu, dia memiliki kekurangan. Yaitu, sifatnya yang buruk dan... Dia akan b...