A Good Day To Go To Library

1K 108 7
                                    

Setelah keraguan dan beberapa konflik batin yang dirasakan, akhirnya Sougo menyadari perasaannya. Dia jatuh cinta pada Kagura, gadis manis dengan rambut panjang berwarna vermillion yang yang rakus, kasar, dan serampangan. Sekali lagi dan perlu ditekankan, GADIS RAKUS.

Melihat Kagura si Gadis rakus yang makan banyak dengan lahap di depannya, membuat Sougo menghela nafas dan bertanya-tanya. Kenapa gadis yang kemarin dipermalukan di kantin bisa makan banyak di tempat yang sama? Normalnya dia tidak mau makan di kantin, kan? Untuk makan pun tidak ada selera, kan?

Tapi kenapa Kagura bisa santai makan di kantin dengan tiga piring nasi kare dan dua jus jeruk?

Tidak perlu disangkal lagi, Kagura memang gadis aneh yang berbeda dengan gadis umumnya. Dan sekali lagi Sougo jatuh cinta pada gadis aneh itu.

Memikirkan betapa aneh Kagura, Sougo kembali menghela nafas panjang. Jika dilihat dari spesifikasi, Nobume jauh di atas Kagura. Nobume tidak rakus kecuali saat makan donat (tapi disitulah sisi manisnya), tidak kasar, dan yang paling penting tidak berisik. Apa tipe yang disukainya itu menurun karena kutukan?

“Haaah….” Sougo kembali menghela nafas.

“Woi! Jangwan mwenyebwrkan awurwa bwuruk dwi mweja mwakwan! (Oi! Jangan menyebarkan aura buruk di meja makan!)” kata Kagura menegur Sougo dengan mulut yang penuh.

“Jangan berbicara dengan mulut yang penuh, dasar bodoh!” balas Sougo malas.

“Kau tidak makan?” tanya Kagura setelah menelan makanan yang sudah dikunyah nya.

“Melihatmu makan sudah membuatku kenyang.” Jawab Sougo lalu menyandarkan kepalanya di meja.

“Ka- kalau sekarang kau tidak melihatku, na- na- nanti kau akan lapar.” Kata Kagura terbata-bata. Saat Sougo mengangkat kepalanya, Kagura sontak membuang mukanya.

'Apa yang aku katakaaan?!’ batin Kagura berteriak. Pipinya merah sampai ke telinga karena malu.

Melihatnya tentu saja membangkitkan sisi sadis Sougo. Dengan seringainya, Sougo mulai menggoda Kagura. “Hmm? Mungkinkah kau ingin aku perhatikan?”

“Te- tentu saja tidak. Jangan salah paham, ya!” sangkal Kagura.

“Hmm…” Seringai Sougo semakin melebar. Mungkin inilah yang membuat Sougo menyukai Kagura. Ekspresi dan reaksi yang diberikan Kagura selalu menarik. “Lalu apa maksud dari perkataanmu sebelumnya?”

“Aku hanya menggodamu! Ya, menggoda!”

“Begitukah? Kalau begitu karena tadi sempat tidak melihatmu, perutku jadi lapar. Suapi aku!” kata Sougo sambil membuka mulutnya lebar-lebar dan mata yang terpejam.

Kagura menggigit bibir bawahnya. Godaan Sougo tidak baik untuk jantung- tidak. Berada di dekat Sougo tidak baik untuk kesehatannya.

Sougo yang meminta untuk disuapi, berhasil membuat perut Kagura melilit. Apalagi ditambah pelukan dan ciuman yang dilakukan Sougo sebelumnya, jantungnya serasa ingin meledak. Sungguh, jika ada kamera Kagura akan segera melambaikan tangannya.

DUAK!

“Kalau lapar, makan dengan tanganmu sendiri, Aho-Okita!” kata Takasugi setelah memukul kepala Sougo cukup keras.

“Sakit! Kenapa kau memukulku, Bakasugi?!” Sougo berdiri sambil memegangi kepalanya yang sakit.

“Kau tidak ingat dengan perkataanku tadi pagi? Kau ingin aku memberitahukannya pada Kagura alasan kenapa kau mendekatinya?”

Sougo tertegun mendengar pertanyaan Takasugi. Setelah menyadari perasaannya, Sougo masih belum siap untuk menjauh- tidak. Sougo tidak mau menjauh dari Kagura.

A Good Day To Change (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang