Bab 03 : Do You Love Me?

4.7K 505 14
                                    

Jam kecil diatas nakas disamping Jimin berdenting, membuat namja disebelahnya menggeliat karena mendengar suara bising itu. Ia lalu bergerak turun perlahan dari atas kasurnya dan mematikan jam itu.

Jarum jam menunjukkan pukul 9:26.

Heran, bukannya Jimin memasang pukul 9:00 dan kenapa baru berbunyi sekarang? Sedetik kemudian, muncullah pembantu rumah tangga Jimin dengan ekpresi kacau.

"Astaga tuan, jam itu sudah berbunyi daritadi dan rupanya kau baru bangun sekarang." ucap pembantu itu, Jimin hanya mengangguk lalu meminta maaf, mungkin semalam ia benar-benar lelah keluar bersama Jungkook.

Setelah sang pembantu keluar, pandangan Jimin tertuju pada secarcik kertas disana. Ia lalu mengambilnya dan membacanya.

"Kertas ini masih ada disini? Bukannya aku sudah membuangnya kemarin?"

Jimin lalu beranjak menuju tempat sampah dekat kamar mandi, tapi entah kenapa ia tak tega untuk membuangnya, dsn kenapa ia merasa rindu kepada Jungkook?

Apa karena semalam mereka jalan-jalan terlalu lama berdua, atau Jungkook memakaikannya pelet-pelet cinta seperti di film fiksi?

"Ih, aku jadi takut!"

Jimin menaruh kertas itu kembali ketempatnya, lalu berniat untuk mandi tapi ponselnya berbunyi tanda ada panggilan yang masuk.

"Hanya nomor?"

"Halo?"

"..."

"Si-siapa?"

"..."

"Tapi bagaimana bisa kau mengambil nomor teleponku?"

"..."

"Aish kau ini!"

"..."

"Terserah kau!"

Jimin menutup panggilan telepon itu dan menaruh ponselnya ke sembarang tempat, ia lalu mengambil handuk dan segera mandi air hangat.

•°•°•

Usai mandi, Jimin turun kebawah berniat untuk sarapan tapi sebuah uluran tangan yang melingkar di pinggangnya membuat namja itu terkejut dan menendang seseorang dibelakangnya.

"Aww... Jiminne, te-tenagamu lumayan juga,"

"Ah, Jungkook-ssi ma-maaf aku tadi terkejut dan... Hm, ada perlu apa kesini?" Jimin melipat kedua tangannya di dada, membuat Jungkook hanya terkekeh pelan.

"Untuk menjemputmu makan bersama, aku sengaja menyuruh asisten rumah tanggamu agar tidak memasak agar aku bisa meneraktirmu."

"Tunggu, sudah berapa lama kau disini?"

"Sejak jam-mu belum berbunyi."

Jimin menatap horror Jungkook, tak percaya kalau Jungkook sudah berada disini sejak jam 8 pagi, lantas apa yang ia lakukan datang sepagi ini kerumahnya? Lagipula inikan hari minggu pasti Jimin bangunnya lama dari biasanya.

"Kamu sudah mandi kan?" Tanya Jungkook, Jimin mengangguk kecil. "Kalau begitu ayo, cari makan."

Sebenarnya Jimin akan menolak, tapi mengingat Jungkook yang memberitahu asisten rumah tangganya itu agar tidak memasak pagi ini, maka namja itu hanya menurut.

Dan ini untuk kedua kalinya Jungkook berhasil merayunya agar keluar bersama. Yah, memang sih tujuannya baik ingin meneraktirnya makan tapi ia belum benar-benar dekat dengan Jungkook.

Didalam mobil, kembali canggung. Jimin berusaha mencari topik pembicaraan agar situasinya bisa bersahabat.

"Hei, tolong jelaskan kenapa nomorku bisa kau ambil?" terima kasih kepada tuhan, Jimin diberi ingatan itu kembali. Jungkook hanya mengedikkan bahu. "Aku mengambil ponselmu waktu kau ketiduran, dan untungnya benda itu tidak terkunci."

Jimin kembali menatap horror Jungkook, berani-beraninya orang ini mengutak-atik ponselnya.

"Dasar, mencari kesempatan dibawah kesempitan!"

"Chagi marah?"

Jimin mengangguk sembari mengerucutkan bibirnya lucu, uh Jungkook benar-benar dibuat gemas dengan ekspresi itu, rasanya ingin sekali ia menerkam Jimin dan memeluknya seperti boneka teddy.

"Kita sudah sampai," ucap Jungkook setelah mereka sampai di salah satu restoran mewah dengan dekorasi ala Jepang. Jimin terpukau melihat banyaknya warna pink dan motif sakura.

Mereka memasuki restoran itu dengan Jimin dibelakang yang masih memperhatikan setiap detail seni yang terukir disini, sungguh ia belum pernah makan dan melihat dekorasi seindah ini disini.

"Mau pesan apa?"

"Bibimbap saja,"

Setelah menyerahkan kertas dan daftar menu itu, Jungkook lalu mencari kesempatan untuk menjelaskan tujuannya mengajak Jimin jalan selain untuk sarapan pagi.

Ia menggenggam kedua tangan Jimin, mengusapnya lembut dan membuat empunya berbalik merasa ada yang menyentuh tangannya.

"Jim, kamu tahu kan kalau aku suka sama kamu dari kita ketemu pertama kali di sekolah."

"I-iya memang kenapa?" Jimin gugup setengah mati sekarang.

"Aku mau tahu, apa kamu juga ada rasa seperti yang aku juga rasakan saat ini?"

"Ma-maksudnya?"

"Apa kamu juga suka sama aku sejauh ini?"

Jimin tak berani menjawab, apa benar Jungkook menyukainya dan ingin menerima balasan cinta darinya? Tapi, bahkan mereka masih selalu canggung jika bersama.

"Aku... Akan memikirkannya dulu, a-aku butuh waktu."

Jungkook mengangguk mengerti, ia lalu mendekatkan wajahnya kearah wajah Jimin, bersiap menempelkan kedua bibir mereka. Tapi Jimin yang melihat pelayan tadi berjalan kearah mereka segera memalingkan wajah, Jungkook yang melihat Jimin berbalik beralih menatap pelayan tadi.

Ia mengerti kenapa Jimin menjauh, dan kembali, Jungkook gemas melihat ekspresi Jimin dengan pipi merah padam yang kelewatan lucu.

Ia harus mendapatkan Jimin, apapun akan ia lakukan demi meraih Jiminnya itu.

•°•°•

Maaf ya kalau sejauh ini chapternya ngebosenin parah, sumpah aku juga rasain kek gitu :(

Tapi tenang aja, ceritanya akan aku usahain agar gk ngebosenin. Asalkan tetap tinggalkan vomment :*

See y

My Sweet Troublemaker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang