Bab 08 : Sorry

3.2K 318 15
                                    

WARNING!

ADA ADEGAN ENA-nya :v

•°•°•

Jimin bersandar di kasurnya dan Jungkook sembari membaca buku yang tersedia di kamar hotel mereka. Rencananya Jungkook ingin mengajak Jimin berjalan-jalan malam sebentar di pantai sebelum besok pagi mereka sudah harus pulang.

Jungkook baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk yang menutupi bagian bawahnya, dan dada bidangnya terpampang jelas di depan Jimin, tapi namja itu berusaha agar tidak merona dan tetap fokus pada bacaannya.

Jungkook mengambil dua lembar baju dengan warna yang berbeda lalu memperlihatkannya ke Jimin.

"Bagusan mana? Kiri atau kanan?"

Jimin melirik sebentar, lalu menutupi wajahnya dengan buku.

"Aish, Jimin-ssi kenapa hanya diam saja? apa kau marah padaku?"

Jimin menggeleng cepat lalu menunjuk tubuh Jungkook. Membuat namja tampan itu terkekeh dan segera memeluk Jimin dari samping. Demi apa, Jimin sudah terlanjur merona.

"Hayo, kau lihat apa sampai malu-malu?"

Jimin tidak berbicara hanya mencoba tetap fokus membaca, tapi sentuhan Jungkook di bagian putingnya membuat Jimin bergetar. Jari itu lalu turun kebawah, menyentuh Jimin junior yang sekarang sudah terbangun.

"Ah-angh, Ju-Jungkook apa yang kau lakukan... Ah... Lepas!" sergah Jimin berusaha menyingkirkan tangan dan jemari nakal Jungkook dari barangnya.

"Kenapa sayang, bisakah kita menikmatinya untuk yang pertama kali?" timpal Jungkook dan pelan-pelan mengocok punya Jimin; namja itu memerah dan berteriak.

"Junghhkook... Ahh..."

"Sstt... Tenanglah sayang, ini pasti akan terasa nikmat."

Jungkook mendekatkan wajahnya kearah leher putih Jimin, menjilatinya, menggigitnya, hingga terbentuk jelas tanda merah disana.

"Hiks, Jungkook kenapa kau tega, hiks." tangis Jimin memecah, tapi Jungkook seperti tak mendengar atau mungkin pura-pura tak dengar.

Dan detik kemudian, cairan putih kental pun keluar dari penis Jimin dengan cukup banyak hingga mengenai tangan Jungkook, ia lalu menjilat yang ada di tangannya itu.

"Ahh, hiks... Kenapa kau tega sekali padaku?! Hiks, ka---kau jahat melakukan ini!"

"Ji-jimin..." akhirnya Jungkook tersadar, Jimin sudah berlinang air mata disebelahnya.

"BERHENTI MENYEBUTKAN NAMAKU!! KAU KEPARAT JEON JUNGKOOK!!"

Jimin berlari meninggalkan Jungkook kedalam kamar mandi dengan sperma yang masih berceceran di perutnya. Sial, kenapa Jungkook bisa melakukan hal seperti ini pada Jiminnya?

"Jimin, kumohon maafkan aku! A-aku..."

Jungkook menarik rambutnya kasar, ia berusaha memujuk Jimin agar keluar tapi namja itu sama sekali tak menghiraukannya dan hanya menangis didalam sana. Jungkook menjadi semakin tak enak.

"Ji-jimin, kumohon maafkan aku... A-aku benar-benar kelewatan membuatmu seperti ini, aku hilang kendali akan nafsuku, maaf."

Masih tidak ada balasan dari Jimin, Jungkook hanya tertunduk dan memukul pintu itu perlahan.

"Aku mengerti, aku memang kurang ajar dan jika kau tidak ingin memaafkanku, maka aku tidak akan memaksakan lagi."

Jungkook lalu memakai pakaiannya dan segera keluar dari kamar itu, air mata sedikit keluar dari sudut matanya dan hidungnya ikut memerah. Ia adalah kekasih paling ceroboh dan tak tahu diri.

Lepas dari itu, Jimin yang merasa sudah tidak ada pergerakan dari luar perlahan membuka pintu kamar mandi itu dan benar saja, Jungkook tidak ada disini.

Entah kenapa, Jimin juga merasa tak enak memperlakukan Jungkook seperti tadi padahal kekasih barunya itu sudah meminta maaf hingga mengata-ngatai dirinya sendiri.

Akhirnya Jimin segera keluar dari sana dan mencari Jungkook ke pantai.

Lama mencari, Jimin tak mendapati kehadiran Jungkook dimanapun, hingga di sebuah batu besar, matanya menangkap sosok berbaju hijau yang sedang duduk meringkuk sendirian tanpa cahaya.

Jimin mendekat perlahan untuk memastikan bahwa itu benar Jungkook, dan yah sudah tak diragukan lagi, namja itu adalah kekasihnya.

Jungkook yang duduk diatas batu itu menatap ombak yang saling berlomba dan mendorong ke tepi pantai, air matanya semakin banyak menetes hingga sebuah rasa hangat tiba-tiba terasa di sampingnya.

Ia berbalik, mendapati Jimin yang sedang memeluknya sambil menangis sesenggukan.

"Ji-jimin...?"

"Hiks, maafkan aku juga karena sudah membuatmu memohon sampai rela mengatai dirimu sendiri Jungkook-ssi."

Jungkook yang mendengar itu segera membawa Jimin kedalam pelukan hangatnya dan memeluknya dengan benar-benar erat, seakan tak mau Jiminnya meninggalkannya lagi.

"Maafkan aku, aku tak seharusnya melakukan tindakan tercela seperti itu padamu hyung."

Jimin mengangguk, ia membalas pelukan Jungkook.

"Ayo, karena kau sudah membuatku menangis kau harus mentraktirku makan dan ..."

Jimin memukul dada Jungkook.

"Sudah kubilang jangan panggil aku hyung!"

Jungkook hanya tertawa dan kembali memeluk kekasih manisnya itu dan mengajaknya jalan-jalan sembari mencari makanan ditepi pantai. Yah tentunya bukan seafood.

•°•°•

"Kook, ayo cepat bangun, kita harus pulang cepat... Aku ada ujian lagi besok."

Jungkook yang merasa sesuatu yang berat menindih tubuhnya perlahan membuka matanya, dan mendapati Jimin diatasnya sedang mempoutkan bibirnya lucu.

Bangun tidur disiguhkan makhluk manis, tentulah Jungkook langsung bangun walau dia bukanlah tipikal orang yang gampang bangun pagi tapi karena yang membangunkannya itu Jimin, maka ia harus belajar karena kelak yang harus mencari nafkah demi keluarganya adalah dia. Yah tentu keluarganya bersama Jimin.

"Pagi sayang," ucap Jungkook tapi masih dengan mata yang tertutup. Jimin yang melihatnya lalu mendapat ide brilian yang mungkin bisa menyadarkan Jungkook. "Pagi..."

Dengan gerakan cepat Jimin mencium kelopak mata Jungkook, hidung, dan terakhir adalah mulutnya. Dan ternyata benar, Jungkook terbangun dengan ekspresi kaget.

"Ya! Ternyata kau sudah berani duluan ya?!" teriak Jungkook.

"Sudah sana mandi, bauk!"

Jungkook mengangguk dan terkekeh pelan, dan setelah menghilang dari balik pintu kamar mandi, Jimin senyum-senyum sendiri mengingat yang ia lakukan barusan.

"Aku harap bisa terus seperti ini."

•°•°•

»kuki jahad wkwk«

Unch Unch

Kalyan yang vote sungguh membuat ragaku goyahhh...

Sumpah aku kira cuma 2-3 orang aja yang bakal vote tapi alhamdulillah setelah spam work readers udah pada dateng.

Uhh aku terharu... ❤

VOMMENT TERUS YA... //dan jangan segan untuk mengoreksi cerita ini karena semua manusia tidak ada yang sempurna.

Koreksi kalian benar-benar diperlukan koq ^^

My Sweet Troublemaker [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang