18. Bersama

1.6K 67 0
                                    

Author Pov

"Ichaaaaa adeqqueee yuhuuuu!!." Panggil Zetta alay.

"Ihh apaan sih bang,najisss!." Ucap Icha.

"Hahhaaha pantes ga gue kaya gitu?." Tanya Zetta.

"Jyjyk adek bang." Jawab Icha ikut alay.

"Lo pantes kaya gitu cha." Ucap Zetta.

Icha yang mendengar itu memutarkan bola matanya malas.

"Ayo berangkat,keburu kesiangan dah ntar." Ajak Icha.

"Pamit mama sama papa dulu." Ucap Zetta mengingatkan.

"Eh iya lupa."

"Ma pa Icha sama abang berangkat sekolah dulu ya." Pamit Icha dan Zetta sambil bersalaman pada kedua orang tuanya yang tengah duduk diruang tamu.

"Eh iya hati-hati ya." Jawab Bagas dan Vera bersamaan.

Zetta dan Icha lalu keluar rumah. Mereka berangkat sekolah seperti biasa menggunakan motor Zetta.

******

Sampai disekolah Icha dan Zetta berpisah menuju kelasnya masing-masing.

Saat ditengah perjalanan menuju kelas,Icha bertemu dengan Ilham.

"Pagi kak." Sapa Icha.

"Pagi." Jawab Ilham dengan senyum singkat.

"Lo bisa ikut gue sekarang?." Tanya Ilham.

"Kemana?."

"Rooftop."

"Tapi hari ini kan senin,bukannya harusnya kita siap-siap nata barisan buat upacara?." Tanya Icha.

"Hari ini ga upacara karena semua guru rapat."

"Rapat apaan?."

"Ah elah banyak nanya lo,nanti juga tau ndiri." Ucap Ilham lalu menarik pergelangan tangan Icha.

Ilham membawa Icha menuju Rooftop.

Sampai di rooftop Ilham menyuruh Icha duduk ditempat biasanya,sofa bekas yang sudah tidak terpakai.

Ilham lalu ikut duduk disebelah kiri Icha. Mereka menikmati pemandangan kota Jakarta dari atas rooftop sekolah mereka.

Suasana saat ini begitu tenang dan damai,tidak ada kebisingan.

Ilham menyukai suasana seperti ini,ia mulai menyenderkan badanya di sofa dan memejamkan matanya,menikmati hembusan angin yang menerpa wajah tampannya.

Icha memperhatikan Ilham dalam diam,ia tersenyum ketika melihat Ilham memejamkan matanya.

"Ganteng." Batin icha.

Icha ikut menyenderkan badannya,ia juga masih menatap wajah Ilham.

Ilham merasa jika Icha memperhatikannya sedari tadi. Lalu ia tersenyum sangat manis.

"Kenapa? Ganteng?."

"Ha?." Icha gelagapan.

"Haduh ketahuan lagi. Mati gue!." Batin Icha sambil memalingkan wajahnya, Pipinya kini mulai memanas.

Ilham membuka matanya dan terkekeh kecil,

"Sekarang gue rasa posisinya udah mulai kebalik." Ucap Ilham.

"Kebalik gimana?." Tanya Icha.

"Dulu gue yang selalu merhatiin lo kaya lo merhatiin gue tadi." Jawab Ilham.

"Emang iya? Kok gue ga kerasa ya?." Tanya Icha.

"Karena lo makhluk yang diciptain tuhan tanpa rasa peka."  Jawab Ilham.

"Apaan emang ada kaya gitu."

"Kenapa lo dulu merhatiin gue?." Lanjut Icha bertanya.

"Alesannya sama kaya lo merhatiin gue tadi."

"Gue ngantuk,gue tidur bentaran ya." Lanjut Ilham,lalu ia langsung memejamkan matanya dengan posisi kepala diatas paha Icha dan kakinya ia selonjorkan disofa.

"Lahh kak,kok tidurnya gini?." Protes Icha.

Ilham tidak menjawab Icha,ia memilih tetap memejamkan matanya dengan posisinya yang tidak berubah.

Icha akhirnya mengalah walaupun jantungnya berdetak dengan abstrak.

******

Bel Istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Sekarang Icha,Hilda,dan Keisya tengah berada dilapak Mba Yeyen,seperti biasanya.

Biasanya mereka bertiga memesan bakso dan es teh sebagai minumannya.

"Mba pesen kek biasanya ya." Ucap Hilda.

"Siapp neng." Jawab Mba Yeyen

Sambil menunggu pesanan datang,mereka bertiga ngobrol-ngobrol santai.

"Lo tadi abis dari mana cha?." Tanya Keisya.

"Ohh tadi,dari rooftop." Jawab Icha.

"Pasti sama kak Ilham." Ucap Hilda.

"Iyalah mau sama siapa lagi Icha kesana kalo bukan sama kak Ilham." Ucap Keisya.

"Tadi ngapain aja?." Tanya Hilda semakin kepo.

"Sejak kapan lo kepo bat ama urusan gue." Ucap Icha.

"Yaelah cha,gue sebagai temen lo juga kan pengen liat lo berkembang." Ucap Hilda.

"Dihhh berkembang apaan coba."

"Secara cha lo kan polos,gue harus mantau perkembangan percintaan lo." Ucap Hilda.

"Tapi ada benernya juga sih cha si Hilda,karna lo kan belum pernah pacaran sama sekali." Ucap Keisya mendukung ucapan Hilda.

"Sa ae lo ah." Ucap Hilda tersipu karena perkataannya didukung oleh Keisya.

"Yaelah musang ciamis dasar." Ucap Icha dan Keisya kompak melihat Hilda yang besar kepala.

"Ini neng pesenannya,mangga atuh di nikmati." Ucap Mba Yeyen membawakan pesanannya.

"Makasih ya mba." Jawab mereka bertiga.

Mereka mulai makan dengan diselingi penistaan untuk Hilda. 😂😂😂














Salam,

Chikacfas_
~My Innocent Girl

My Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang