Bagian 10

164 48 2
                                    

Sahabat adalah mereka yang selalu ada dalam setiap suka-mu. Namun tak hilang dikala susah-mu.

***

LAVINA MOZART [MOZA]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LAVINA MOZART [MOZA]

***

Hari Jumat selalu terasa cepat. Jam istirahat lebih lama dan jam pelajaran terasa lebih cepat berakhir. Dan ketika bel tanda pulang sudah berbunyi, para siswa pun berebut untuk keluar kelas, seolah mereka sudah ribuan tahun berada di tempat itu.

"Ayo Kate turun bareng gue." kata Derren.

Kate menatap Jassi, Jassi hanya mengedikan bahunya, namun dibenak Jassi dia sangat penasaran ada hubungan apa di antara mereka.

"Kate gue mau tanya sesuatu," kata Jassi.

"Dirumah gue aja ya Jass, gue balik dulu maaf gak bisa nungguin lo piket." ucap Kate. Jassi hanya bisa menghela napasnya dan melihat Kate yang sedang berjalan keluar kelas bersama Derren.

"Jassi gak papa lo tinggal?" tanya Derren.

"Udah gede kok, gak papa." jawab Kate.

Diperjalanan Kate dan Derren berpapasan dengan Aiden. Derren yang menyadari keberadaan Aiden, langsung menggenggam erat tangan Kate. Aiden yang melihat pemandangan itu pun menjadi heran.

"Hai Kate." sapa Aiden.

"Ha.. hai."

"Pacar baru lo?" Aiden menatap Derren.

"Iya, gue pacarnya Kate." ucap Derren.

Kate menatap Derren sejenak lalu menghembuskan napasnya. "Iya, pacar gue."

"Wah selamat ya! Akhirnya temen gue gak jomblo lagi."

Kate tersenyum tipis menanggapinya. "Aca dimana Den?"

"Masih dikelas kayaknya, ini gue mau samperin dia buat pulang bareng." jawab Aiden.

Alay! "Kami duluan." kata Derren lalu melangkah bersama Kate mendekati gerbang sekolah.

***

"Sampai sini aja Ren, gue udah dijemput." ucap Kate saat dia dan Derren sudah mencapai gerbang utama sekolah.

"Oke."

"Kate!" panggil Derren.

Baru beberapa langkah Kate berjalan, Derren sudah memanggilnya. Kate membalikan badannya menatap Derren.

"Apa?" tanyanya datar.

"Maaf." ucap Derren. Kate tak mengerti mengapa Derren meminta maaf padanya. Dahinya berkerut seolah mengatakan maksud lo?

"Maaf, mungkin lo merasa gak nyaman sama adek kelas yang mulai ngehina lo gara-gara gue. Atau mungkin lo keganggu sama gue, atau gak nyaman sama hubungan ini, maaf bukan maksud gue gitu, tapi gue gak maksa lo kok Kate."

INTUISI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang