Bagian 20

95 42 3
                                    

Kamu itu burung, lalu mengapa kamu masih saja berdiam diri dalam sarangmu sementara kamu punya sayap untuk terbang bebas?

***

AGATHA KATRINA [KATE]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AGATHA KATRINA [KATE]

***

Kate merasakan belaian lembut pada pipinya, juga helaan napas yang mengenai wajahnya. Tunggu, APA?!

Tidak, tidak. Pasti Kate masih berada di dalam mimpinya. Mungkin tidur malamnya terlalu nyenyak hingga dia bisa merasakan mimpi itu seperti nyata.

"Ehem."

Jelas sekali Kate mendengar suara deheman laki-laki, jika dikatakan ini adalah mimpi, lalu mengapa terasa begitu nyata?

Perlahan-lahan Kate membuka kelopak matanya yang terasa begitu lengket seperti baru saja diberi lem super.

Samar-samar Kate melihat siluet laki-laki yang membelakangi cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya. Kate mempertegas penglihatannya. Kate terlonjak kaget ketika menyadari, bahwa siluet yang dilihatnya adalah Derren!

"NGAPAIN LO DISINI NJING?!" teriak Kate pada Derren. Suara nyaringnya tak berubah sedikit pun meskipun dia baru saja terbangun dari tidurnya.

"Santuy beb. Aku cuma mau bangunin kamu tidur." jawab Derren santai.

"Apaan sih? Najis banget pake aku-kamu an! Ini kamar khusus cewek! Gak sembarang cowo bisa masuk kecuali bokap gue!"

"Lah buktinya nyokap lo aja ngijinin gue masuk ke kamar lo." ucap Derren.

Apa semalem gue lupa kunci pintu kamar ya?

"Mandi gih, terus kita berangkat sekolah, udah mau telat." ucap Derren.

"Mandi tujuh kali gue, gara-gara lo sembarangan pegang pipi gue!" ucap Kate.

"Jangan, ntar telat, lagian lo gitu amat sama pacarnya sendiri."

Baru saja Kate akan membuka mulutnya namun Derren telah lebih dulu meletakan jari telunjuknya di bibir Kate. Lalu kedua telapak tangan Derren menekan pelan pipi Kate hingga bibir Kate mencebik.

"Upuun suh lu, lupusun guk?!" ronta Kate.

Derren tertawa puas melihat ekspresi lucu nan menggemaskan dari Kate. Sementara Kate menatap tajam Derren dengan kedua tangannya yang dilipat didepan dada.

Menyadari bahwa Kate akan meledak, Derren segera menghentikan tawanya, lalu turun dari kasur Kate. Kate pun turun dari kasurnya lalu berdiri tanpa merubah ekspresinya.

"Udah sana lo masuk kamar mandi, terus mandi yang bersih, mandi tujuh kalinya dicicil satu kali dulu." titah Derren sambil mendorong Kate untuk segera masuk kamar mandi.

INTUISI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang