Bagian 4

248 58 10
                                    

Catatan akhir sebuah rasa ialah rela menangis.

***

"Kate sarapan dulu." ucap Ivo —ibu Kate dari lantai bawah.

"Iya ma, sebentar." jawabnya.

Kate menuruni anak tangga dan menemukan ayah dan ibunya sudah berada di ruang makan.

"Pagi ma, pagi pa!"

"Hei, pagi sayang." balas Riano, Riano menatap anaknya sekilas lalu melanjutkan sarapannya.

"Gimana sekolahnya?" tanya Riano.

"Hak himana himana sih pa, hayak hiasanya aha." jawab Kate yang tak jelas karena mulutnya telah tersumpal dengan roti.

"Makannya pelan-pelan Kate, gak usah sambil ngomong nanti malah tersedak." kata ibunya.

"Iya ma, Kate udah selesai kok sarapannya." ucap Kate setelah selesai menghabiskan susu vanilla-nya hingga tetesan terakhir.

"Mau berangkat kapan pa?" tanya Kate pada Riano.

"Sekarang aja." jawab Riano.

"Okey. Ma Kate berangkat dulu ya, bye." pamit Kate sambil mencium tangan ibunya.

"Iya hati-hati."

***

"Dah pa,"

"Oh iya, nanti Kate gak usah dijemput ya, Kate pulang bareng Aiden soalnya."

Riano mengagguk lalu menjalankan mobilnya. Sepertinya sekolah belum begitu ramai, tapi tak apa dari pada harus terlambat dan mendapat hukuman. Kate berjalan menuju kelasnya, setelah tiba disana dia mendapati hanya ada beberapa anak saja yang sudah berada dikelas.

Kate duduk dibangkunya. Dia melipat tangannya dan membenamkan kepalanya disana. Sepertinya dia mengantuk, karena semalam dia harus begadang mengerjakan tugas-tugas dari guru. Kate terlelap dengan rambut menutupi wajahnya.

Brakkk...

Kate terkejut bukan main ketika mendengar suara gebrakan di mejanya. Ingin sekali rasanya dia memaki pelakunya karena telah mengganggu tidurnya. Kate mendongak dan melihat siapa pelakunya.

"Jibang lo! Apa apaan sih. Ngagetin orang tidur tau gak?!"

"Ya maap hehehe," bukannya merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan, Jassi malah menunjukan cengirannya pada Kate, membuat Kate semakin kesal.

Kate baru menyadari kini kelasnya sudah mulai ramai dan sebentar lagi bel masuk akan dibunyikan lalu pelajaran pertama akan dimulai.

***

Kring... kring... kring...

"Ca, lo gak kekantin?" tanya Anggia.

"Lo duluan aja Gi, nanti gue nyusul, gue mau bicara sebentar sama Aiden." jawab Aca

Anggia mengangguk mengerti lalu berjalan menuju kantin. Aca melangkahkan kakinya menuju kelas Aiden dan menunggu Aiden di depan pintu kelasnya. Matanya menangkap sosok yang dia tunggu sedari tadi sedang berjalan keluar dari kelasnya.

"Aiden,"

"Aca? Kok lo disini?"

"Emm boleh gue bicara sebentar sama lo?"

INTUISI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang