Bagian 13

120 43 4
                                    

Aku kalut, aku jengah, aku lelah, aku merasa kewalahan oleh ketidakberdayaanku sendiri.

***

Agatha Katrina

Kate?

Kate?

Kate?

Kate?

Kate?

Kate?

Kate?

Agatha Katrina?

Jawab dong, please.

Lo masih marah ya?

Maafin gue,

Gue tau gue salah, maaf.

Kate?

Gue gak bermaksud gitu tadi.

Maaf Kate, maaf.

"Arghh!" Aiden mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Jelas saja Kate pasti marah jika dicium seperti itu.

Bagaimana jika Kate melaporkan pada Aca? Atau bagaimana jika Kate melaporkan pada Derren karena mencium pacarnya? Aiden benar-benar bingung sekarang.

Berulang kali Aiden mengirimkan pesan pada Kate namun tidak dijawab, dibaca pun tidak. Berkali-kali pula Aiden menelpon Kate namun hasilnya tetap sama, tidak ada balasan.

Aiden mendengar ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Kate? Cepat-cepat Aiden membuka ponselnya, mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

Beloved♡

Sayang? Kamu dimana? Jadi nemenin aku ke toko buku kan?

Ternyata pesan dari Aca. Aiden memang sudah berjanji akan menemani Aca ke toko buku.

Beloved♡

Sayang? Kamu dimana? Jadi nemenin aku ke toko buku kan?

Iya, jadi kok. Kamu siap-siap ya. 30 menit aku sampe rumahmu kok.

Iya, hati-hati ya sayang♡

Semenjak pacaran Aiden dan Aca memang telah mengganti panggilan mereka dari 'lo-gue' menjadi 'aku-kamu'.

Aiden segera menuju ke rumah kekasihnya itu menggunakan mobil kesayangannya. Tidak butuh waktu lama, Aiden telah sampai didepan pekarangan rumah Aca.

Aiden tersenyum sekilas lalu keluar dari mobilnya. Dia berjalan memutari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Aca. Setelah Aca masuk di dalam mobil, dia kembali ke kursi kemudi seperti semula.

"Padahal aku bisa buka pintunya sendiri." ucap Aca.

Aiden tersenyum, "Gakpapa sayang." Aiden menyelipkan rambut Aca ke belakang telinga Aca.

INTUISI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang