Bagian 12

155 47 3
                                    

Now playing: Cakra Khan-Kekasih Bayangan.

***

Tanpa kau sadari, persahabatan palsu ini telah menjadikan dinding pembatas kaca untuk kita bersama. Yang untuk menghancurkan pembatasnya dapat melukaiku dan melukaimu.

***

Tok tok tok...

Kate mendengar pintu kamarnya diketuk. Sementara Kate tengah berbaring dan memainkan ponsel miliknya. Dia malas sekali menggerakan tubuhnya untuk sekedar membukakan pintu kamarnya yang dikunci, agar seseorang yang mengetuk pintunya tersebut dapat masuk dan mengutarakan kepentingannya.

Tok tok tok...

"Kate? Kamu udah bangun belum? Bukain pintunya sayang, mama mau ngasih pesan ke kamu." suara Ivo dari balik pintu.

Dengan langkah malas, Kate mendekati pintu. Memutar kunci dua kali. Dan dia sukses membuka akses untuk mamanya masuk kedalam kamarnya.

"Masuk ma,"

"Jadi gini Kate, mama sama papa ada urusan sebentar ke Bogor. Mama diajak nemenin papa ketemu sama rekan bisnisnya, kamu sama Moza jaga rumah ya? Sama bantu bersih-bersih rumah juga." pinta Ivo.

"Iya ma,"

"Mama udah masakin buat kalian, kalau kalian mau makan yang lain beli aja ya? Kemungkinan sampai malam baru balik lagi."

"Iya ma,"

"Besok kamu ulangan tengah semester kan? Belajar yang rajin Kate."

"Iya ma,"

Ivo tersenyum, mengelus lembut rambut anaknya sebelum kemudian pergi setelah menutup kembali pintu kamar Kate.

Kate merebahkan dirinya dikasur. Hari ini hari minggu. Tidak ada yang akan Kate kerjakan, kecuali setelah ini dia akan tidur kembali. Dia baru akan mandi kalau ada keperluan keluar, atau jika moodnya sedang bagus untuk melaksanakan mandi jika tidak, mungkin dia tidak akan mandi. Yah, sejorok itulah dia.

Tok tok tok...

"Kate buka pintunya!" teriak Moza.

Kate baru saja akan memasuki alam bawah sadarnya, namun dikejutkan dengan suara teriakan dari Moza dan suara gedoran pintu yang tidak biasa.

"Ck, apaan sih kak? Ganggu banget sumpah." ucap Kate sambil membuka pintu kamarnya. Kate melihat Moza dengan paper bag berwarna hitam dan ungu ditangannya.

"Mandi sana!" perintah Moza.

"Gak mau."

"Mandi gak?!"

"Ck, gak mau kak."

"Ih buruan mandi sanaaaa." Moza mendorong tubuh Kate mendekati kamar mandi.

"Gue tunggu disini, lo buruan mandi." ucap Moza.

"Gue mau tidur kak. Mandi kan bisa besok-besok."

"Astaga dragon, setdah, punya adik joroknya gini amat,"

"Buruan mandi, gue mau kasih sesuatu buat lo." perintah Moza.

Mau tak mau, Kate harus menuruti perintah Moza, jika tidak mungkin masalah ini tidak akan selesai-selesai.

Kate telah keluar dari kamar mandi, dengan rambutnya yang basah karena baru saja keramas.

"Keringin rambut lo,"

"Iya."

"Pake nih," Moza memberikan paper bag berwarna ungu pada Kate. Kate membuka paper bag itu lalu tatapannya beralih pada Moza.

INTUISI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang