When The Stalker Comes Up

65 1 0
                                    

Balqis menulis kalimat penutup di bab terakhir novel pertamanya.

Kemana pun kakimu melangkah, Ruth. Ingatlah selalu cinnamon tea delight yang aku kenalkan padamu di sore itu. Rasa hangat yang menjalar di tenggorokan dan kerinduan yang pekat. Rasa yang akan membawamu kembali pulang. Ke pangkuanku.

Kedua tangan Balqis diangkat ke atas seraya berteriak "Hore!!!" Ia lalu tertawa hingga tanpa disadarinya air mata menitik di kedua sudut matanya. Tak disangka ia berhasil menyelesaikan novel romantis pertamanya ini hanya dalam waktu satu setengah bulan saja. Balqis segera mengirimkan novel ke email editor sebuah penerbit di Jakarta. Sent.

Ia ingat bagaimana ia berkenalan dengan editor ini. Dalam kolom komentar Instagramnya, ia mendapati seorang editor penerbit mayor yang ingin sekali berkenalan dengannya. Keduanya lalu sering chit chat di messenger hingga suatu hari Balqis memberanikan diri untuk mengajukan draft novel romantis kepada editor tersebut.

Dua minggu kemudian, Balqis mendapat kabar baik. Sebelum novelnya naik cetak, Balqis diminta untuk datang ke kantor penerbit. Hanya untuk mengobrol santai saja dengan tim editor.

Editor bernama Sasha itu curious tingkat tinggi. Tentang apa yang melatarbelakangi Balqis menulis novel romantis ini. Balqis lalu bercerita tentang pertemuannya dengan seorang pria yang sangat menyukai teh kayu manis. Ia tak menyangka ada rasa yang dalam dari cerita Mas Sandi. Saat ia bercerita di rumahnya jika yang mengenalkan cinnamon tea pertama kali adalah ibunya. Tokoh Ruth dalam novel Balqis adalah ibu dari Mas Sandi. Seseorang yang sangat merindukan kampung halamannya, merindukan pekerjaannya sebagai guru di dekat ladang kayu manis, dan merindukan kekasih hatinya, suaminya. Suaminya harus pergi bertugas di medan perang. Hingga ia terpisah lama dengan suaminya. Pada saat suaminya kembali, anaknya sudah beranjak dewasa. Dan tak mengenali ayahnya. Suaminya lalu pulang ke rumah orangtuanya untuk sementara waktu. Untuk menenangkan diri sampai keluarganya bisa bersatu kembali. Suaminya meninggalkan sepucuk surat di meja. Ruth membacanya dan menangis. Ia berjanji akan membuat anaknya mengingat kembali ayahnya.

Akhirnya, Ruth mengajak anaknya untuk minum teh bersama. Pada momen itu, Ruth mengatakan pada anaknya,

"Anakku, aroma teh kayu manis ini adalah aroma yang sangat akrab di rumah kita. Aroma yang ibu yakini sebagai keberadaan ayah. Dan aroma itu pula yang akan membawa kita kembali kepada ayah. Ayah yang telah mengenalkan ibu pada aroma teh kayu manis yang penuh kerinduan."

Hingga berbulan-bulan kemudian, di suatu pagi yang mendung, anaknya ingin bertemu sang ayah. Mereka lalu pergi ke rumah ayah. Dan keluarga kecil ini terus tinggal bersama di dekat ladang kayu manis hingga sang ayah mengembuskan napas terakhir satu bulan kemudian. Kanker kelenjar getah beningnya sudah tak dapat diatasinya lagi. Sang anak lalu menyesal mengapa waktunya sangat singkat bersama ayahnya.

"Wah, ternyata...novel ini sanagt inspiratis ya, Qis. Saya senang sekali bisa menjadi editor kamu. Semoga jadi novel best seller dan menginspirasi banyak orang. Agar waktu kita bersama orang-orang yang kita sayangi bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih, Balqis." Ucap Sasha. Matanya berkaca-kaca. Sasha lalu merangkul Balqis.

Pulang dari kantor penerbit, Balqis lalu singgah di kantor Fahru. Ia ingin mengabarkan kabar gembira ini pada sang coach. Sekretaris meminta Balqis untuk menunggunya di lobi karena Fahru masih rapat. Balqis duduk di sofa. Punggungnya terasa kaku dan sedikit linu. Mungkin karena ia terlalu banyak duduk menyelesaikan novelnya.

Dari kaca lobi itu, ia dapat melihat jelas kedai kopi tempat ia dan Fahru mengobrol. Sebelum keluar kedai, Fahru minta tolong pada Balqis agar merahasiakan dari ibunya siapa sang supir sebenarnya. Fahru sangat menghargai ibunya yang sangat baik. Ia tak ingin ibunya kecewa dengan sikap kurang hati-hati Fahru tersebut.

Cinnamon Tea DelightWhere stories live. Discover now