Seseorang dan Cinnamon Tea

69 1 0
                                    

Dua hari setelah insiden kehebohan di Instagram. Balqis datang ke kampus menggunakan masker penutup mulut. Ia celingak-celinguk di depan pagar kampus. Terngiang terus di kepala Balqis kata-kata sejumlah teman kampusnya dalam kolom komentar Instagram Barli. Balqis awalnya tidak tahu akun Barli itu. Karena ada banyak notification yang masuk di activity Instagram Balqis, Balqis jadi tahu. Ia kaget bukan main saat melihat kelima foto yang di-upload Barli. Semua orang dalam foto itu terlihat perfect. Bahkan dirinya sendiri dan juga Zaki. Tapi...jika sudah viral begini pasti akan jadi masalah besar di kampus. Siapa yang tak kenal Zaki? Anggota senat dan pengurus rohis yang sangat disegani.

Balqis merasa takut disalahkan oleh banyak orang. Mereka pasti mengira Zaki yang alim itu pergi ke pemutaran film karena dia yang mengajak.

Jam pertama berlalu dengan baik. Teman-teman yang mengetahui tentang Instagram itu tidak hadir dalam kelas pertama ini. Syukurlah...Balqis bisa bernapas lega. Ada beberapa jam sebelum kuliah kedua. Balqis menghubungi Zaki untuk berbicara. Mereka bertemu di perpustakaan setelah Zaki salat dhuha.

Balqis memilih duduk di area tengah perpustakaan. Tempat yang bisa dilihat banyak orang tapi tak terlalu mencolok. Beruntung hari ini perpustakaan tak terlalu ramai. Mereka jadi bisa mengobrol dengan lebih leluasa.

"Ada apa, Qis?" tanya Zaki sesaat setelah ia duduk di bangku yang berhadapan dengan bangku Balqis. Balqis menunjukkan layar ponselnya pada Zaki. Tangan Balqis menjulur melewati sekat pembatas meja keduanya. Foto dirinya dan Zaki di akun Instagram Barli. Allahu...ini salahku. Seketika Zaki membatin.

"Maafkan kakak, Qis. Harusnya malam itu kita langsung pulang. Jadi kita nggak perlu ikutan foto." Ungkap Zaki dengan penuh penyesalan. Ia tertunduk diam setelahnya.

"Aku bingung. Kak Zaki lama nggak kelihatan terus tiba-tiba ngajak aku nonton film yang ternyata film sahabatnya kakak yang terkenal itu. Harusnya aku nggak usah ikut. Biar aku nggak ada di foto yang jadi viral itu. Biar aku nggak ribet diomongin di Instagram orang lain. Biar aku juga bisa kasih sedikit punishment buat kakak yang tiba-tiba disappear. Umm...lebih tepatnya menghindariku." Nada bicara Balqis terdengar biasa. Namun, Zaki bisa merasakan Balqis mulai meradang.

Zaki mengangkat kepalanya. Ia lalu memperhatikan sekitar. Perpustakaan masih sepi. Hanya ada satu dua orang yang sedang membaca buku tidak jauh dari tempat mereka duduk. "Kalau soal aku menghilang...aku punya penjelasan khusus, Qis." Zaki memperhatikan kembali sekitarnya. "Aku...ada masalah di tempat kerja."

"Apa? Masalah? Masalah kayak apa sih kak sampai-sampai nggak bisa balas bbm aku? Tahu-tahu ngajakin nonton." Balqis meradang level 1. Ia lalu memasukkan ponsel ke saku cardigan hitamnya.

Maaf, Qis. Aku belum bisa cerita. "Pokoknya ada masalah deh. Waktu aku benar-benar tersita ke situ. Dan maaf aku nggak bales bbm. Karena masalah itu, aku sampai lupa sama hp. Baru ingat hp ya beberapa jam sebelum aku bbm kamu buat ngajakin nonton. Ajakan nonton ini sebenarnya bentuk permintaan maafku juga karena udah lama nggak kasih kabar."

Balqis menghela nafas. Dia baru akan menanyakan cara supaya namanya clear lagi di kampus dan Instagram, ketika tiba-tiba Zaki bertanya tentang Scott.

"Kamu dekat banget sama cowok yang namanya Scott itu. Aku nggak sengaja lihat di Instagram kamu. Kupikir, aku bukannya menghindar. Tapi...kamu yang sengaja menjauh dari aku? Karena ada dia." Kedua tangan Zaki mengepal di atas pangkuannya. Sebetulnya aku menghindar ketemu kamu karena ada Giska. Zaki tak ingin mengakuinya karena ia pikir itu terlalu kekanak-kanakan. Dan Zaki butuh tahu siapa Scott yang dengan senang hati di-repost-app di akun Balqis. Mengapa Balqis bisa foto berdua saja dengannya? Dan kenapa Balqis mempermasalahkan foto dirinya dan Balqis bersama beberapa orang lainnya di Instagram? Apakah posisi dirinya kini sudah terganti dalam hati Balqis?

Cinnamon Tea DelightWhere stories live. Discover now